Bertanggung Jawab Atas Diri Sendiri
Zakharia 12:12-14
Hari demi hari kita lalui, selalu tergambar dengan jelas kasih setia Tuhan. Waktu yang Tuhan beri bukan hanya diisi dengan bekerja dan berkarya saja, tetapi juga diisi dengan beribadah, seperti yang kita lakukan di saat ini. Bagian Firman yang kita baca saat ini mengungkapkan tentang ratapan dari hati yang terdalam dari setiap pribadi maupun kaum keluarga, seperti Daud tersendiri, istrinya tersendiri, Nabi Natan
tersendiri, kaum Lewi tersendiri, istri mereka tersendiri dan seterusnya. Mengapa dikatakan tersendiri? Oleh karena setiap manusia (pribadi) bertanggung jawab atas diriya sendiri (Yeh. 18), maka dari itu pengakuan dosa, ratapan dari hati yang terdalam haruslah dilakukan secara pribadi. Ratapan atau
pengakuan dosa serta mohon ampun tidak dapat diwakilkan kepada orang lain, apalagi perbuatan salah yang dilakukan seseorang kemudian yang harus menderita adalah orang lain. Hanya Yesus yang dapat menggantikan manusia mati di kayu salib untuk memperoleh keselamatan. Ratapan secara pribadi
berarti juga menjumpai Tuhan secara pribadi, menyatakan segala hal yang sudah dilakukan dan bermohon pengampunan serta kemudian hidup baru dalam Kristus.
Orangtua juga perlu menanamkan pengertian dan memberi contoh kepada anak-anak untuk berdoa secara pribadi, menyatakan kepada Tuhan Allah segala dosa yang sudah diperbuat, memohon pengampunan serta berjanji untuk hidup kudus di hadapan Tuhan. Dengan demikian mental anak-anak akan terbentuk bahwa mereka juga bertanggung-jawab secara pribadi kepada Tuhan atas apa yang sudah mereka lakukan dalam hidup ini. Sehingga dari keluarga yang setia di dalam Tuhan akan lahirlah pribadipribadi yang tangguh serta yang menyerahkan hidupnya untuk kemuliaan nama Tuhan. Tuhan Yesus menyertai kita kini dan sampai selama-lamanya. Amin.
Doa: Ya Tuhan Yesus, kami mengaku banyak salah dan dosa yang kami lakukan melawan kehendak-Mu, ampuni dan kuduskan kami. Biarlah kami akan tetap setia di dalam Engkau serta memuliakan nama-Mu. Amin.