Ulangan 6:7-9
(7) haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.
(8) Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu,
(9) dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.
Mengajarkan Berulang-Ulang
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Manusia lebih mudah mengingat dan memahami sesuatu yang diulang-ulang. Pola pengulangan, baik hal positif ataupun negatif, mampu mengubah pola pikir seseorang dan memengaruhi perilaku. Ketika perintah Tuhan Allah diajarkan berulang-ulang, maka tujuan akhirnya adalah menghasilkan perilaku hidup yang taat pada perintah itu.
Mengulang-ulang pengajaran tentang Tuhan Allah dan perintah-Nya adalah kewajiban orangtua. Sasarannya bukan saja membawa anak-anak menaati Tuhan Allah, melainkan orangtua dibentuk terlebih dahulu untuk taat. Si pengajar lebih dahulu melakukan apa yang diajarkannya. Perintah ini pertama-tama diberikan kepada bangsa Israel, selanjutnya menjadi tugas semua orang percaya, agar setiap generasi umat Tuhan taat melakukan perintah-Nya.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Mengajarkan berulang-ulang pada waktu duduk di rumah, dalam perjalanan, pada waktu berbaring dan pada waktu bangun. Juga menjadikan pengajaran ini pengingat yang diikat sebagai tanda pada tangan, lambang di dahi, menuliskan di tiang pintu rumah dan pintu gerbang. Semua petunjuk ini menegaskan betapa penting dan krusial perintah Tuhan Allah untuk segera dan selalu diajarkan. Secara implisit menyatakan tidak ada batas ruang ataupun waktu dalam mengajarkan perintah-Nya. Di mana saja dan kapan saja, harus diajarkan. Orangtua bertanggungjawab mengenalkan Tuhan Allah dan kehendak-Nya pada anak-anak sejak bayi hingga dewasa.
Sampai kapan orangtua bertugas sebagai pengajar? Hingga menutup usia! Sejak kecil hingga anak telah dewasa, orangtua tetap saja memikul tanggungjawab mengajarkan perintah Tuhan Allah. Demikian sebaliknya, sejak usia kanak-kanak hingga dewasa, setiap anak harus memiliki kesediaan untuk menerima didikan dan pengajaran. Menolaknya adalah sebuah kebodohan. “Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa membenci teguran adalah dungu.” (Ams 12:1). Sebagai keluarga Kristen, kita diingatkan untuk tidak lalai dalam tanggungjawab ini. Menjadikan keluarga kita sebagai tempat mengenal dan menaati Tuhan Allah. Amin.
Doa: Ya Tuhan Allah, berkatilah keluarga kami agar dapat menjadi tempat bertumbuhnya kasih dan kesetiaan kepada-Mu. Mampukan kami sebagai orangtua, juga anak-anak agar dapat selalu melakukan apa yang Engkau perintahkan. Amin.