Menyambut Kasih Karunia dengan Kerendahan Hati
Lukas 1:38
Hari ini kita masih dalam suasana sukacita merayakan perayaan Natal Yesus Kristus, yang biasanya kita sebut Natal hari kedua. Ibadah hari ini di rumah Gereja, biasanya juga dilaksanakan pelayanan Sakramen Baptisan Kudus. Ada pergumulan kita bersama bahwa kehadiran dalam Ibadah di Natal hari kedua tidak sama banyaknya seperti di Natal hari pertama. Tentunya hal ini disebabkan oleh beberapa hal.
Pertanyaan bagi kita, apakah Natal Yesus Kristus yang sejak kemarin dan hari ini kita rayakan disambut dengan kesederhanaan atau dengan pesta pora? Apakah ada tindakan diakonal untuk berbagi sukacita dan kebahagiaan kepada mereka yang membutuhkannya?
Belajar dari bacaan kita hari ini, Maria menyambut dengan kerendahan hati apa yang Tuhan berlakukan bagi dirinya. Firman Tuhan berkata: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Sikap sebagai hamba Tuhan diwujudkan Maria dengan kerendahan hatinya, menerima dan melakukan apa yang dikatakan malaikat kepadanya. Walau pun komitmen Maria ini memiliki resiko, yaitu menimbulkan kesalahpahaman Yusuf, mendatangkan ejekan dan hinaan bahkan bisa dihukum mati berdasarkan hukum Perjanjian Lama, akan tetapi Maria tetap tunduk dan tidak membantah. Ia menunjukkan sikap iman yang luar biasa, iman yang hebat. Imannya ditindaklanjuti di dalam kehidupan dan teruji di dalam rentang waktu. Sepanjang hidupnya ia tetap setia dan taat dengan segenap hati.
Demikianlah selaku keluarga Kristen, kita diajak untuk menyatakan iman kepada Tuhan dengan setia dan taat menjawab setiap panggilan-Nya untuk bersekutu, bersaksi dan melayani dimanapun kita pergi dan berada. Amin.
Doa: Ya Tuhan, anugerahkanlah kepada kami untuk senantiasa memiliki kerendahan hati dalam mewujudnyatakan iman yang memberi contoh dan teladan bagi banyak orang. Amin.