Matius 27:3-4a
(3) Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Dia, melihat, bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah ia. Lalu ia mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu kepada imam-imam kepala dan tua-tua,
(4a) dan berkata: ”Aku telah berdosa karena menyerahkan darah orang yang tak bersalah.”
Ketika Melakukan Kesalahan, Menyesal dan Bertobatlah
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Mengapa Yudas Iskariot menyesal? Menyesal adalah perasaan tidak senang atau tidak bahagia; susah, kecewa dan sebagainya karena melakukan kesalahan. Yudas Iskariot menyesal artinya tidak senang, menyalahkan diri dan rasa kehilangan. Yudas Iskariot menyesal karena tujuannya mengkhianati dan menjual Yesus Kristus tidak terjadi seperti yang diharapkannya. Menyesal berbeda dengan bertobat. Yudas Iskariot menyesali tindakannya karena menyebabkan orang yang tidak bersalah dihukum. Ia berpikir dengan mengembalikan uang itu maka hukuman mati Yesus Kristus dapat dibatalkan. Ternyata tidak! Memang tidak semua kesalahan adalah dosa. Tetapi semua dosa adalah akibat kesalahan. Salah ucap, salah jalan, salah sangka yang tidak disengaja bukanlah dosa. Tetapi kesalahan yang dibuat secara sengaja yang melanggar etika, moral dan kehendak Tuhan Allah adalah dosa! Manusia tidak dapat mengubah dan menghapus dosa. “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23). Hanya kasih karunia Tuhan Allah melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib yang dapat menghapus dosa manusia.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Satu seruan Yesus Kristus kepada orang percaya ketika melakukan kesalahan yang berakibat berdosa adalah “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” (Matius 4:17). Bertobat adalah mengubah pola pikir dan pola tindak atau perilaku. Artinya menyadari, menyesali, memperbaiki dan mengubah karakter untuk tidak melakukan dosa lagi. Pertobatan adalah “menanggalkan manusia lama … dan mengenakan manusia baru”” (Ef. 4:22, 24). Setiap orang pasti pemah melakukan kesalahan. Namun, bagaimana kita menanggapinya sangat menentukan masa depan. Kendati Yudas Iskariot menyesal namun penyesalannya tidak membawa pemulihan, melainkan keputusasaan. Penyesalan yang sejati seharusnya membawa seseorang kepada pertobatan dan kembali hidup sesuai kehendak Tuhan Allah.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus,
Dalam kehidupan keluarga, kita sering melakukan kesalahan dan mengalami kegagalan. Mungkin sebagai orang tua, kita pemah berkata kasar kepada anak atau sebagai anak, kita pemah tidak menghormati orang tua. Janganlah ragu dan takut, sebab Tuhan Allah selalu memberikan kesempatan bagi kita untuk bertobat dan memperbaiki hubungan baik dengan-Nya maupun dengan sesama. Sebagai keluarga Kristen, marilah kita jangan hanya menyesal, tetapi datanglah kepada Tuhan Allah dengan hati yang hancur dan penuh pertobatan. Dia adalah Tuhan Allah yang penuh kasih yang siap mengampuni siapa pun yang sungguh-sungguh datang kepada-Nya.
Doa: Ya Tuhan Allah yang penuh kasih, terima kasih atas pengampunan yang Engkau sediakan bagi kami. Tolong kami agar tidak hanya menyesal, tetapi benar-benar bertobat dan kembali kepada-Mu. Ajari kami untuk membangun keluarga yang saling mengasihi dan mengampuni, sebagaimana Engkau telah mengampuni kami. Amin.