Melayani Sungguh-sungguh
1 Petrus 4:9-10
Kehidupan Kristus adalah pedoman hidup murid-Nya. Kristus datang dan hidup di dunia: bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang, (Mrk. 10:45). Memang tidak mudah menjadi orang Kristen yang benar. Butuh kecerdasan akal dan spiritual serta pengorbanan. Sebab selama masih hidup dalam tubuh jasmani yang duniawi tapi merindukan kehidupan sorgawi, kita hidup dalam keinginan dan kebutuhan yang paradoks. Saling bertentangan. Pengikut Kristus tidak dapat melayani keinginan daging dan pada saat bersamaan ingin kehidupan sorgawi. Sebab keinginan daging hanya ingin hidup senang, enak dan mudah. Sementara kehidupan sorgawi menuntut solidaritas, kerelaan berkorban dan menderita. Pengikut Kristus adalah oikonomos; pelayan Tuhan. Melayani dengan sungguh tidak boleh melayani dua tuan. Melayani dengan sepenuh hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, (Efesus 6:7). Dengan cara mengejar kebenaran, kesalehan, iman, kasih, ketabahan, dengan kelembutan. (1Tim. 6:11) Membantu sesama yang mem-butuhkan tanpa bersungut-sungut.
Sebagai keluarga Kristen dan pengikut Kristus harus saling melayani. Karena kita diberi karunia yang beraneka ragam untuk saling melengkapi dan menguatkan. Per-soalannya adalah sering takaran yang kita pakai menghargai karunia ialah dengan nilai materi dan ekonomis. Karunia yang menghasilkan materi dan uang lebih dihargai. Sehingga sering terjadi dominasi yang bermateri dan beruang dalam per-sekutuan dengan mengabaikan atau mengaburkan nilai empati, solidaritas dan pengorbanan. Melayani sungguh-sungguh adalah saling memberi dan saling menghargai. Sehingga tidak ada yang berkekurangan, (Kisah 4:34). Seperti ada tertulis: “Orang yang mengumpulkan banyak, tidak kelebihan dan orang yang mengumpulkan sedikit, tidak kekurangan“. (2 Kor. 8:15) Amin. Doa:Ya Tuhan, di tengah kesulitan kami cenderung menyendiri dan menyelamatkan diri sendiri. Terimah kasih oleh firman ini kami diingatkan saling melayani. Agar kamipun tidak berkekurangan. Amin.