Filipi 3:4b-6
(4b) Jika ada orang lain menyangka dapat menaruh percaya pada hal-hal lahiriah, aku lebih lagi:
(5) disunat pada hari kedelapan, dari bangsa Israel, dari suku Benyamin, orang Ibrani asli, tentang pendirian terhadap hukum Taurat aku orang Farisi,
(6) tentang kegiatan aku penganiaya jemaat, tentang kebenaran dalam mentaati hukum Taurat aku tidak bercacat.
JATI DIRI YANG MEMULIAKAN KRISTUS
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Setiap orang diciptakan Tuhan memiliki jati diri yang unik. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia jati diri artinya: ciri-ciri, gambaran, atau keadaan khusus seseorang atau suatu benda; identitas. Itu berarti bahwa dengan jati diri, orang lain dapat mengenal kita dan karena baik atau buruk jati diri kita menentukan orang lain menghargai dan menghormati atau meremehkan serta tidak menghargai kehadiran kita. Di zaman ini, kita banyak menyaksikan orang-orang yang karena ketaatannya melakukan ajaran-ajaran agamanya kemudian menjadi sombong rohani, merasa diri jauh lebih benar dari orang lain, bahkan menganggap orang lain sangat berdosa dan seolah-olah dirinya sendiri yang suci dan benar.
Firman Tuhan hari ini, Paulus menegaskan jati dirinya untuk membendung berbagai pengaruh ajaran yang menyesatkan terhadap orang-orang percaya di Filipi. Paulus memiliki hal lahiriah yang dapat membuatnya membanggakan diri di mata manusia, mulai dari keturunan Israel asli dari suku Benyamin, orang Farisi yang taat dan setia melakukan hukum taurat, sunat di usia delapan hari. Bahkan mengakui bahwa ia adalah seorang penganiaya pengikut Yesus Kristus yang dilakukannya sebagai bentuk kesetiaan pada hukum Yahudi, yaitu menumpas semua orang yang bertentangan dengan tradisi dan ajaran taurat. Jadi inilah jati diri Paulus yang dia banggakan karena Yesus Kristus. Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Bagi Paulus, kekurangan atau kelebihan yang ada dalam dirinya merupakan sesuatu yang menggambarkan jati dirinya. Sehingga kekurangan yang ada tidak membuat dirinya menjadi rendah (minder) dan kelebihannya juga tidak membuatnya tinggi hati dan sombong. Melainkan segala kelebihan melengkapi dan menyempurnakan yang kurang dalam dirinya.
Firman Tuhan hari ini mengajarkan kita untuk selalu membenahi hidup bahkan berupaya untuk memperbaiki jati diri agar dihargai dan dihormati di antara sesama. Masing-masing kita tentu memiliki banyak kelebihan, tapi jadikanlah kelebihan kita sebagai sesuatu yang dapat dipersembahkan untuk kemuliaan Yesus Kristus. Seperti halnya Paulus, sehingga kelebihan yang melekat pada jati diri kita tidak membuat kita menjadi angkuh dan sombong, melainkan menjadikan diri kita sebagai alat yang hidup untuk memuliakan Yesus Kristus, Tuhan kita. Amin!
Doa: Ya Yesus Kristus, Tuhan kami, bentuklah hidup kami untuk selalu memuliakan Engkau, agar jati diri kami tidak membuat kami sombong, melainkan dapat kami jadikan sebagai wahana untuk membuat banyak orang percaya kepada-Mu. Amin.