Membangun dengan Strategi
Nehemia 2:13-15
Nehemia adalah orang yang ditugaskan sebagai juru minuman Arthasasta raja Persia. Ia memiliki hati yang cepat berbelas-kasihan terhadap kondisi sesamanya orang Yehuda, terutama mereka yang tinggal di Yerusalem dan tidak ikut diangkut ke pembuangan. Dengan perasaan yang prihatin itu, ia memberanikan diri dan berniat membangun tembok Yerusalem yang diruntuhkan. Nehemia sangat menyadari beratnya proses dan tahapan mewujudkan tanggung jawab imannya untuk membangun kembali tembok Yerusalem, sebab pembangunan tembok kota berarti membangun kota itu sendiri. Karena itu selain ia berdoa dan berpuasa, ia mela-kukan peninjauan yang dimulai dari pintu gerbang utama (Lebak), dengan maksud mengamat-amati dengan cermat apa yang harus ia kerjakan (ayat 13b), supaya tembok Yerusalem itu bukan hanya sekedar berdiri, tetapi juga dapat menjadi kubuh pertahanan yang kuat, sekaligus mengangkat harkat dan martabat Yehuda sebagai bangsa yang berdaulat.
Memang dalam hal melaksanakan pembangunan di atas kehancuran dan reruntuhan tentu tidak sama keadaannya dengan membangun dari dan di atas tempat yang kosong. Karena itu, peninjauan Nehemia pada reruntuhan tembok kota itu, menunjuk pada strategi yang penuh hikmat sebagai awal dari kerja pembangunan itu.
Sebagai keluarga Kristen yaitu seperti yang dilakukan oleh Nehemia dalam memulai membangun ada usaha harus dengan menggunakan strategi dengan perencanaan yang baik. Tetapi tentu strategi membangun keluarga kita yang paling utama ialah berdoa dan menyerahkan semuanya dalam kehendak Allah. Amin.
Doa: Ya Tuhan, berilah kami hikmat agar kami dapat meren-canakan suatu usaha dan pekerjaan dengan menerapkan strategi kerja yang terus mengandalkan kuasa dan kehendak-Mu. Amin