Makna Hidup Berhikmat
Pengkhotbah 10:2-3
Keberhasilan suatu pekerjaan, sangat tergantung pada perencanaan yang matang, dan segala sesuatu harus disertai dengan berbagai pertimbangan, bukan hanya soal untung atau rugi, melainkan bagaimana kita merencanakan segala sesuatu dengan hikmat dan sebagai orang percaya, kita harus mengakui bahwa hikmat itu adalah anugerah Allah.
Bacaan Alkitab kita hari ini memberi gambaran tentang dua karakter orang yaitu orang berhikmat dan bodoh. Hati orang berhikmat menuju ke kanan dan hati orang bodoh menuju ke kiri. Kata kanan dalam bahasa Ibrani “Yamin” yang menurut tradisi Yahudi menunjuk pada kebaikan, kekuatan dan kemuliaan, sedangkan kata kiri tentu menunjuk pada hal sebaliknya. Orang bodoh yang berjalan pada lorong yang sama akan mengatakan bodoh kepada orang lain. Hal ini berarti bahwa kebodohan menunjuk kepada mereka yang menganggap dirinya sendiri pandai dan selalu menganggap orang lain bodoh.
Karena itu juga dalam hubungan tersebut di atas Amsal 3:7 mengatakan Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan Tuhan dan jauhilah kejahatan), dan lagi hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri (Filipi 2:3b). Hal ini berarti Tuhan Allah tidak menghendaki orang percaya hidup dalam kebodohan, tetapi dalam hikmat Allah, dan orang berhikmat adalah mereka yang hidup saling menghargai dan menghormati di antara sesama. Jadi makna hidup berhikmat berarti berjuang meraih keberhasilan dengan mengandalkan Tuhan dan tidak merendahkan keberadaan orang lain. Amin.
Doa: Ya Bapa di sorga tuntunlah kami dalam hikmat-Mu agar kami mampu meraih keberhasilan hidup tanpa merendahkan keberadaan hidup sesama kami. Amin.