Kita mungkin telah mendengar atau membaca mengenai kisah seorang tokoh yang terkenal bernama Nelson Mandela yang dipenjara selama 27 tahun oleh lawan politiknya. Sewaktu di dalam penjara, Nelson Mandela mendapat perlakuan yang tidak baik oleh seorang sipir, dia sering disiksa bahkan digantung terbalik sambil dikencingi dan disuruh minum air seni sipir tersebut. Ketika Nelson Mandela bebas dan kemudian terpilih menjadi Presiden Afrika Selatan tahun 1994-1999, maka ia menyuruh ajudannya untuk mencari sipir yang sering menyiksanya tersebut dan membawanya ke hadapan Mandela. Sipir tersebut sangat ketakutan, ia berpikir Mandela akan membalas dendam dengan menghukum balik dirinya. Tetapi apa yang terjadi, tidaklah demikian. Dengan tulus Mandela justru memaafkan dan mengampuni sipir penjara tersebut. Mandela memeluk sipir tersebut sambil berkata: “Hal pertama yang kulakukan ketika menjadi Presiden adalah memaafkanmu.” Nelson Mandela memaafkan sipir tersebut sebagai pembelajaran moral terhadap publik Afrika Selatan.
Dari kisah ini memberikan gambaran mengenai situasi yang mungkin dirasakan oleh saudara-saudara Yusuf ketika Yakub ayah mereka telah mati. Mereka berpikir bahwa Yusuf akan mendendam dan membalaskan segala kejahatan yang telah mereka lakukan dahulu kepada Yusuf saudara mereka.
Disepanjang minggu berjalan ini, perenungan warga GMIM akan dituntun dengan tema “Allah Mereka-rekakan Kebaikan”, berdasarkan Kejadian 50:15-21.
Kitab Kejadian adalah kitab pertama dalam Alkitab yang terdiri dari dua bagian utama, yaitu pertama pasal 1-11 menceritakan kisah tentang Tuhan Allah dan seluruh dunia, kedua pasal 12-50 menceritakan tentang Tuhan Allah dan Abraham bersama keluarganya.
Pada pasal 50:15-21 merupakan rangkaian kisah mengenai Yusuf anak Yakub yang dimulai dari pasal 37 tentang Yusuf dan saudara-saudaranya. Yakub yang disebut juga Israel memiliki 12 anak dari 2 isteri (Lea dan Rahel), dari 2 gundik (Bilha dan Zilpa) yaitu: Ruben, Simon, Lewi, Yehuda, Dan, Naftali, Gad, Asyer, Isakhar, Sebulon, Yusuf, Benyamin, Dina (anak perempuan). 12 anak Yakub inilah yang kemudian disebut sebagai 12 suku Israel yang kemudian menurunkan nabi-nabi (Musa dari suku Lewi) dan raja-raja (Daud, Salomo dari suku Yehuda), sampai kepada Mesias.
Yusuf adalah anak ke 11 dari Yakub dan Rahel yang lebih dikasihi Yakub dari semua anak-anaknya yang lain, sebab Yusuf lahir pada masa tuanya dari Rahel istri kesayangannya, bahkan Yakub membuat jubah yang maha indah bagi Yusuf. Ketika melihat Yakub lebih mengasihi Yusuf dibanding anak-anak yang lain, maka saudara-saudaranya benci kepada Yusuf dan tidak mau menyapanya dengan ramah. Apalagi sejak kecil Yusuf dapat menafsirkan mimpi, dia menceritakan 2 mimpinya: Pertama, berkas gandumnya berdiri tegak, sedangkan berkas gandum kakak-kakaknya sujud menyembah kepadanya; Kedua, matahari, bulan dan 11 bintang juga sujud menyembahnya. Kedua mimpi ini hendak menyiratkan bahwa Yusuflah yang akan bersinar dan sukses dibandingkan kakak-kakaknya. Hal itu menyebabkan saudara-saudaranya lebih benci lagi kepada Yusuf, bahkan mereka merencanakan kejahatan kepadanya.
Yusuf berumur 17 tahun biasa menggembalakan kambing domba bersama-sama dengan saudara-saudaranya. Ketika Yusuf disuruh ayahnya Yakub mencari saudara-saudaranya yang menggembalakan domba di kota lain, maka saat itulah Yusuf ditangkap oleh saudara-saudaranya dan hendak dibunuh. Ruben, kakak sulung, mencegah, sehingga mereka akhirnya hanya membuang Yusuf ke dalam sumur kosong tidak berair. Ruben berniat diam-diam ingin melepaskan Yusuf dan membawah kembali kepada ayahnya. Sewaktu Ruben tidak berada di dekat semur itu, maka atas usulan dari Yehuda kepada saudara-saudara yang lain agar menjual Yusuf kepada pedagang Midian dan orang Ismael yang lewat disitu dalam perjalanan ke Mesir, dengan harga dua puluh syikal perak.
Meskipun Yusuf dijual oleh saudara-saudaranya sebagai budak di Mesir dan tinggal di rumah Potifar, tetapi Tuhan menyertai Yusuf dan membuat membuat segala sesuuatu yang dikerjakkannya berhasil, walaupun Yusuf difitnah oleh Istri Potifar sehingga dia harus dipenjarakan di penjara khusus tahanan raja, tetapi karena Tuhan menyertainya, maka Yusuf menikmati keberhasilan dan kehidupan yang diberkati. Tuhan memberikan Yusuf kemampuan yang dapat menafsirkan mimpi Firaun mengenai tujuh tahun kelimpahan dan tujuh tahun kelaparan. Maka Yusuf dilantik oleh Firaun menjadi penguasa di Mesir karena dia dipandang sebagai orang yang dipenuh dengan Roh Allah, berakal budi dan bijaksana. Yusuf menjadi perdana menteri atau orang nomor dua seluruh Mesir ketika dia berusia 30 tahun.
Pada saat bencana kelaparan melanda Kanaan dan seluruh bumi, maka Yusuf sebagai penguasa bertanggungjawab atas penjualan makanan (gandum). Ketika saudara-saudara Yusuf (tanpa Benyamin) pergi ke Mesir atas perintah Yakub untuk membeli gandum di sana, maka Yusuf melihat dan mengenali saudara-saudaranya namun Yusuf seolah-olah tidak mengenali mereka karena Yusuf ingin menguji apakah 10 suadaranya ini apakah telah berubah. Ketika 11 suadaranya (bersama Benyamin) pergi ke Mesir untuk kedua kalinya, maka Yusuf membuat seolah-olah Benyamin mencuri sebuah piala perak, namun Yehuda membela Benyamin dengan memohon agar Yusuf tidak menghukum Benyamin melainkan menghukum Yehuda sebagai gantinya. Setelah melihat bahwa saudara-saudaranya telah berubah maka Yusuf memperkenalkan dirinya kepada mereka.
Pertemuan Yusuf dan saudara-saudaranya tersebut membuat Yakub bersama anak-anaknya beserta keturunannya masing-masing memindahkan seluruh keluarga mereka ke Mesir. Firaun menyambut mereka dan memberikan tanah yang terbaik di negeri itu untuk menetap beserta hewan-hewan peliharaan mereka di tanah tanah Gosyen, bahkan Yusuf memelihara dan memberi makan kepada mereka sampai akhirnya Yakub meninggal.
Rencana Tuhan Allah bagi umat-Nya terus berjalan, walaupun Yakub telah mati tetapi kekuatiran masih meliputi saudara-saudara Yusuf. Mereka teringat akan perbuatan jahat yang sudah dilakukan kepada Yusuf sehingga mereka tidak tenang dan berupaya mencari cara supaya Yusuf tidak mengingat perbuatan jahat mereka kepadanya. Yusuf tidak dendam karena ia percaya bahwa apa yang sudah terjadi itu karena campur tangan Tuhan Allah sehingga ia telah memaafkan perbuatan saudara-saudaranya tersebut. Akan tetapi kekuatiran mengenai pembalasan Yusuf membuat saudara-saudaranya takut karena dalam pemikiran saudara-saudara Yusuf: mungkin kebaikan Yusuf selama ini karena Yakub masih hidup, sedangkan sekarang Yakub telah mati, apakah Yusuf masih mengasihi mereka atau akan menghukum mereka.
Sebab itu untuk mengantisipasi jangan sampai kekuatiran mereka menjadi kenyataan, maka mereka memakai nama ayahnya Yakub untuk menyampaikan pesan: “Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu”. Tentunya saudara-saudara Yusuf mengetahui dengan pasti bahwa Yusuf akan mendengar dan melaksanakan pesan ayahnya, karena ia adalah anak yang berbakti kepada orangtua sehingga mereka dapat terhindar dari pembalasan yang mungkin akan dilakukan Yusuf.
Lalu menangislah Yusuf, ketika orang berkata demikian karena di dalam hatinya tidak ada rencana jahat seperti yang dipikirkan saudara-saudaranya tersebut. Kalaupun Yusuf mempunyai rencana untuk membalas segala kejahatan yang telah dilakukan kepadanya, maka itu sudah dilakukan ketika mereka datang untuk yang pertama kalinya ke Mesir. Akan tetapi saat itu ketika melihat saudara-saudaranya, Yusuf menangis oleh karena ia mengetahui ayahnya Yakub, adiknya Benyamin dan saudara-saudaranya masih hidup. Yusuf mencium semua saudaranya dengan mesra dan memeluk mereka sambil menangis. Hal ini menandakan bahwa Yusuf tidak menaruh dendam kepada mereka karena Yusuf telah mengampuni saudara-saudaranya dengan tulus.
Kemudian saudara-saudara Yusuf datang sendiri dan sujud di depannya serta berkata: “Kami datang untuk menjadi budakmu.” Mereka menyadari bahwa perbuatan yang dilakukan kepada Yusuf adalah kejahatan sehingga mereka dengan sendirinya datang dan bersedia menjadi budak Yusuf, karena lebih baik dijadikan budak daripada diusir ke luar tanah Mesir, menjadi penggembara dan akhirnya mati di tempat yang tidak diketahui.
Yusuf memberi tanggapan atas apa yang mereka katakan dengan berkata: “Janganlah takut, sebab aku inikah pengganti Allah?” Artinya ditengah rasa takut bahwa Yusuf akan mendendam dan membalas apa yang mereka perbuat dahulu, justru Yusuf memberikan jaminan supaya mereka jangan takut sebagaimana yang dipikirkan. Sebab Yusuf menyadari bahwa ia bukanlah Tuhan Allah yang berhak untuk menghakimi orang yang yang berbuat salah, karena penghakiman itu hanyalah milik Tuhan Allah.
Selanjutnya Yusuf mengatakan bahwa saudara-saudaranya benar telah merencanakan yang jahat kepadanya, tetapi Tuhan Allah merencanakan yang baik. Maksud Tuhan Allah membawa Yusuf ke Mesir karena Tuhan Allah memiliki rencana untuk memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Kalau Yusuf tidak ada di Mesir maka Yakub dan anak-anaknya tidak akan bertahan menghadapi bencana kelaparan, mereka akan mati dan rencana Tuhan Allah tidak akan tergenapi. Sekalupun Yusuf harus menjadi budak terlebih dahulu karena rencana jahat dari saudara-saudaranya, tetapi Tuhan Allah punya rencana yang baik, keluarga Yakub boleh terpelihara di tanah Mesir, bertambah banyak di sana dan pada akhirnya kembali lagi ke tanah Kanaan yang dijanjikan Tuhan Allah kepada Abraham nenek moyang mereka.
Pada akhirnya, Yusuf memberi penegasan supaya mereka jangan takut sebab ada jaminan mengenai kepastian akan masa depan yang cerah bagi saudara-saudaranya. Demikianlah Yusuf menghiburkan mereka dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya, mereka hidup dalam jangka waktu lama di Gosyen yang diberikan raja Firaun, sampai Yusuf meninggal.
Kisah tentang Yusuf dan saudara-saudaranya bukanlah kisah yang asing bagi kita, sejak dari anak sekolah minggu kita telah mendengar dan belajar tentang kisah Yusuf yang memberikan banyak pelajaran bagi kehidupan orang percaya di masa kini.
Kisah Yusuf menunjukkan bagaimana kedaulatan-Nya Allah yang bekerja mengalahkan kejahatan dan menggenapi rancangan-Nya. Yusuf menghibur para saudaranya dengan memberi pengampunan, dengan berkata, “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan” (Kejadian 50:20). Manusia bisa merencanakan kejahatan bagi sesamanya tetapi manusia tidak mungkin menggagalkan rancangan sempurna Allah. Sekalipun kita pergumulan semakin banyak, tantangan semakin berat, cobaan semakin sulit, tetaplah bersabar dan jalanilah setiap proses Tuhan dalam kehidupan kita. Dibalik banyaknya pergumulan, beratnya tantangan dan sulitnya ujian pasti rancangan Tuhan selalu sempurna dalam kehidupan kita. Yusuf harus dibenci saudara-saudaranya supaya mereka menjual Yusuf ke Mesir, kalau ia dikasihi saudara-saudaranya maka tidak mungkin ia sampai ke Mesir. Kalau Yusuf tidak dimasukkan Potifar ke penjara maka tidak mungkin ia mengenal juru minum dan juru roti Firaun lalu punya kesempatan menafsirkan mimpi mereka. Dari peristiwa-peristiwa yang dialami Yusuf membawanya punya kesempatan menggenapi rencana besar Tuhan atas umat pilihan-Nya.
Percayalah bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab rancangan-rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan. Allah Mereka-rekakan Kebaikan, setiap rancangan Tuhan bagi kita tentunya akan mendatangkan kebaikan walaupun terkadang harus melewati berbagai pergumulan, tantangan, dan cobaan. Tetaplah hidup taat dan setia kepada Tuhan dengan cara melakukan semua kehendak dan perintah-Nya.
Jangan mendendam, jangan membalas kejahatan dengan kejahatan karena Allah telah merencanakan kebaikan buat kita sehingga kitapun harus merencanakan hal-hal yang baik kepada sesama kita. Sadarilah setiap kesalahan dan beranilah untuk bertanggungjawab. Janganlah melakukan perbuatan-perbuatan salah yang berakibat pada merugikan diri sendiri, merugikan orang lain bahkan mendatangkan dosa dalam kehidupan. Tuhan memerintahkan kita untuk mengampuni sesama agar kita dapat diampuni dari dosa-dosa kita sendiri serta diberkati dengan kedamaian dan sukacita. Yakinlah bahwa Tuhan Allah dalam Yesus Kristus melalui Roh Kudus selalu bersama dengan kita, suka-duka dipakaiNya untuk kebaikanku.
Tuhan Yesus memberkati kita semua. Terpujilah Kristus… Amin.