Kata berani menurut KBBI adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut). Berani dapat juga diartikan kemampuan untuk menghadapi ketakutan dan bahaya dengan penuh pengendalian diri. Banyak orang percaya yang mengidolakan sosok pemimpin yang penuh keberanian, baik pemimpin gereja, pemerintah ataupun tokoh Alkitab di antaranya Daniel. Daniel memiliki karakter dan keberanian dalam menghadapi situasi yang sulit dan percaya kepada Allah yang dia sembah.
Nama Daniel berarti Tuhan adalah hakimku, disebut di Babilonia sebagai Belsazar yang berarti menjaga hidupnya. Kitab Daniel terdiri dari pasal 1-6 berisi peristiwa sejarah kehidupan Daniel dan pasal 7-12 berisi penglihatan Daniel. Bangsa israel sering sekali mengecewakan hati Allah yang telah memilih mereka. Mereka sering jatuh kedalam dosa dengan meninggalkan Allah dan berpaling kepada berhala-berhala. Sebagai hukuman, Allah membuang mereka ke Babel. Para imam, pemuda terpelajar, bangsawan di bawah ke Babel sebagai tawanan.
Daniel 6:1-29. Memiliki konsep misi yang luar biasa. Bagaimana Allah yang memilih Daniel untuk menjadi alatnya supaya banyak orang yang menyembah Allah yang di sembah Daniel.
Ayat 1-3. Dimulai dengan Raja Darius yang berkuasa di Kerajaan Babel. Ia sangat senang dengan jabatan tersebut namun pembicaraan bukan terletak pada kesenangan tapi pada kemauannya untuk membagi wilayahnya menjadi seratus dua puluh wilayah/provinsi yang masing-masing diperintah oleh seorang gubernur. Dan kemudian raja memilih Daniel dan dua orang lainnya untuk mengawasi para gubernur. Raja mengangkat tiga orang tersebut untuk mengawasi gubernur-gubernur tentang apa yang mereka lakukan serta bertanggung jawab atas hasilnya, tujuannya supaya raja tidak mengalami kerugian.
Ayat 4-5. Menjelaskan kinerja daniel selama menjalankan tugasnya. Ia bekerja lebih baik dari pada dua pejabat lainnya. Sehingga Raja Darius ingin mengangkatnya sebagai penguasa atas seluruh kerajaannya. Dan keinginan raja tersebut membuat gubernur-gubernur dan pejabat-pejabat iri sehingga mereka berusaha menjelekkan atau memperlemah kewibawaan Daniel dan mereka mencari kesalahan Daniel dalam hal kepemimpinannya tapi mereka tidak menemukan kesalahan satupun, karena dikatakan dalam ayat ini Daniel adalah orang yang setia, jujur serta tidak pernah melakukan kesalahan atau kelalaian apapun.
Ayat 6-9. Ketika tidak menemukan kesalahan Daniel, mereka memanfaatkan kelebihannya yaitu ibadahnya kepada Tuhan Allah, Daniel sangat taat dan setia melakukan hukum Tuhan. Inilah yang menjadi alasan para pejabat dan gubernur melakukan persekongkolan yang jahat sehingga mendorong mereka untuk menemui raja. Bergegas-gegaslah dalam ayat ini berarti datang bersama-sama atau pergi dalam satu kelompok. Setelah bertemu raja, mereka berkata “Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku” frase ini berarti para pejabat menunjukan rasa hormat dan mendoakan raja supaya panjang umur. Setelah itu mereka menghasut raja supaya mengeluarkan surat perintah atau peraturan tentang selama 30 hari tidak boleh ada orang yang menyembah dewa atau manusia, selain raja dan jika ada yang melanggar akan dimasukkan ke dalam gua singa. Mereka mendesak raja agar segera mengeluarkan perintah yang akan dijadikan undang-undang orang Media dan Persia supaya perintah itu tidak dapat di cabut. Ayat ini menegaskan tentang persekongkolan para pejabat yang dilakukan secara cepat supaya dapat menghadang Daniel.
Ayat 10. Raja menyetujui permintaan mereka dan langsung mengeluarkan perintah dengan larangan itu. Kebiasan pada saat itu kalau ada undang-undang yang baru, itu di bacakan kepada masyarakat. Ayat ini menegaskan bahwa raja terbuai dengan tindakan para pejabat dan gubernur yang menyembah dia.
Ayat 11. Ketika Daniel mendengar perintah yang dibuat raja, ia kembali ke rumahnya dan berdoa. Daniel tidak lari atau menemui raja tetapi ia kembali ke rumahnya dan melaksanakan kebiasaannya 3 kali sehari dia berdoa. Peraturan raja tidak membuat kebiasaan Daniel terhenti namun dia tetap berlutut dan berdoa serta memuji Tuhan Allahnya. Daniel tidak melakukan perlawanan secara langsung tetapi dengan rendah hati dia melakukan kebiasaanya di bagian atas dari kamarnya yang menghadap ke Yerusalem. Daniel menjadikan tradisi beribadahnya sebagai perisai iman yang kuat menghadapi pejabat yang jahat dan aturan yang bersifat membeda-bedakan.
Ayat 12-15. Saat Daniel berdoa kepada Allahnya datanglah para pejabat dan gubernur mendapati dia sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya, setelah itu mereka menghadap raja untuk menyampaikan bahwa Daniel melanggar aturan yang raja buat. Mereka menyampaikan bahwa Daniel tetap melakukan kebiasaannya yaitu berdoa kepada Allahnya. Bahkan mereka mendesak raja supaya menghukum Daniel dengan melemparkan dia di dalam gua singa. Setelah mendengar hal itu hati raja menjadi sedih, dan dia mencari jalan untuk melepaskan daniel. Ayat ini menegaskan bahwa para pejabat menjebak Daniel yang setia pada kebiasaanya yang terus berdoa dan bermohon kepada Allahnya. Disisi lain raja berupaya untuk menolong Daniel bahkan sampai matahari masuk ia masi berusaha menolong.
Ayat 16-17. Ketika para pejabat dan gubernur melihat upaya raja untuk menolong Daniel, mereka langsung mendesak raja dengan perkataan “ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau peraturan yang dapat dirubah” perkataan mereka ini menuntut raja supaya melakukan apa yang sudah diatur dalam undang-undang. Kemudian raja mengikuti lagi permintaan mereka. Raja memberi perintah untuk membawa Daniel untuk dilemparkan ke dalam gua singa, tapi raja berkata kepada Daniel ‘Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya melepaskan engkau”
Ayat 18-19. Setelah Daniel dimasukan dalam gua, maka dibawahlah sebuah batu dan diletakkan pada pintu atau lubang yang menuju ke tempat singa-singa itu. Batu yang dibicarakan ini tentu cukup besar sebab menutupi lubang yang dapat dilewati orang, tujuannya supaya Daniel tidak dapat melarikan diri. Raja juga menyegel dengan cincinnya dan cincin pembesarnya dengan tujuan ialah memperingatkan orang-orang agar tidak memindahkan batu itu dan tidak mencoba menyelamatkan Daniel. Kemudian raja kembali ke istana dan menghabiskan malam tanpa tidur, makanan dan hiburan.
Ayat 20-24. Pada waktu subuh saat matahari mulai menyingsing bangunlah raja dan bergegas pergi ke gua singa untuk memastikan keadaan Daniel. Ketika dia sampai dekat gua, berseruhlah ia dengan suara sayu itu berarti sangat sedih karena raja kuatir dan cemas. Dia bertanya, apakah Daniel di selamatkan oleh Allahnya dari singa-singa?. Daniel menjawab raja bahwa Allahnya mengutus malaikat untuk menolongnya dari cengkraman singa-singa dan Daniel menyakinkan raja bahwa dia tidak bersalah dan tidak melakukan kejahatan terhadap raja. Lalu bersukacitalah raja dan ia memberi perintah supaya Daniel dikeluarkan dari gua singa. Daniel tidak didapati satupun luka karena ia percaya kepada Allahnya. Dalam ayat ini menegaskan bahwa beriman kepada Allah sangat penting dan cara hidup yang benar membuat kita mengambil tindakan yang benar serta bijaksana.
Ayat 25. Lalu raja memberi perintah supaya membawa orang-orang dan keluarga mereka yang berusaha membunuh dan mencelah Daniel untuk dimasukkan ke dalam gua singa. Ayat ini memberi pesan bahwa setiap perbuatan jahat atau dosa pasti ada hukumannya. Rasa iri dalam hati akan menuntun manusia mengambil tindakan yang tidak benar seperti berusaha mencela orang lain.
Ayat 26-29. Bagian ini menegaskan tentang akibat dari ketekunan ibadah Daniel kepada Allahnya. Raja mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa di seluruh dunia; dengan perintah supaya semua orang yang berada di wilayah kerajaanya takut dan hormat kepada Allah yang di sembah Daniel. Ia adalah Allah yang hidup, Ia menyelamatkan dan membebaskan, Ia melakukan mujizat dan keajaiban, dan menyelamatkan Daniel.
Pada akhirnya misi Allah adalah orang-orang dari segala bangsa, suku, dan bahasa dapat mengenal dan menyembah-Nya. Misi inilah yang harus kita miliki sebagai orang yang sudah diselamatkan lewat pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Dia rindu supaya semua orang dapat di jangkau dengan Injil yang menyelamatkan.
Ketaatan dan kesetiaan Daniel dalam pasal 6 ini memberi pelajaran hidup bagi umat Kristen di masa kini.
Disiplin rohani Daniel membuat dia tetap tenang dan mengambil keputusan yang bijak dalam menghadapi masalah. Integritas iman orang percaya akan teruji dan terbukti ketika menghadapi ancaman. Keberanian Daniel membuktikan bahwa dia memiliki komitmen dan keyakinan yang teguh kepada Allah. Keberanian Daniel mengajarkan kita untuk taat sekalipun nyawa menjadi taruhan.
Mengucap syukurlah dengan apa yang Tuhan berikan kepada kita jangan iri atau cemburu terhadap keberhasilan orang lain janganlah merencanakan kejahatan untuk kepentingan diri sendiri karena sifat jahat manusia akan di hukum oleh Allah.
Menjadi seorang pemimpin harus memiliki integritas, tidak mudah dihasut dan dipengaruhi oleh orang lain. Kisah seorang raja Darius mengajarkan kita tentang bagaimana manusia yang ingin dihormati, disanjung namun hal itu membuat raja terbuai dan menyalahgunakan jabatannya.
Iman kepada Yesus membuat kita diselamatkan. Dia mau supaya semua orang di jangkau dengan injil dan mengalami perubahan hidup. Misi Allah sudah dimulai sejak Abraham dipilih dan Allah mengikat perjanjian dengan Abraham bahwa melalui dia semua bangsa, kaum dan bahasa di bumi akan mendapat berkat. Misi ini juga yang manjadi tanggung jawab kita sebagai orang percaya untuk memberitakan Injil kepada semua orang dan memastikan mereka mengalami transformasi hidup.