DODOKUGMIM. Jemaat yang diberkati Tuhan…!
Kehidupan zaman now yang penuh persaingan, jarang didapati lagi ada orang orang yang mau berbagi satu dengan yang lain apalagi mau menanggung beban sesama. Kehidupan yang serba sulit saat ini, sukar ditemui ada orang yang mau memberi ruang kehidupan bagi orang lain. Sifat individualistik sementara menguasai kehidupan yang sarat dengan kepentingan diri. Sapa ngana sapa kita membentengi kehidupan satu dengan yang lain, artinya dalam kehidupan bersama sudah tidak ada lagi rasa peduli untuk saling menghidupkan. Semua berjuang hanya untuk kepentingan diri dan kelompok. Egoisme diri dimanifestasikan dalam sikap egosentrisme. Dengan kata lain keakuan (Ego) saat ini seakan-akan lebih besar kedudukannya dari Allah yang adalah Kasih. Spiritualitas egoisme diri adalah mereka yang hidupnya hanya suka menerima dan dilayani. Bagi mereka tidak ada kata untuk memberi dan melayani. Pola hidup ini cenderung hanya menampung dan menerima tapi gagal untuk mendistribusikan tiap berkat keselamatan Allah kepada sesama.
Jemaat yang diberkati Tuhan…! Firman Tuhan menurut Yehezkiel 47:21-48:14; berbicara tentang pengaturan dan pembagian tanah yang membujur dari Timur ke Barat kepada keduabelas suku Israel dan kepada orang asing.. Allah tidak bermaksud mendirikan kembali tembok pemisahan diantara suku-suku Israel dan membuat perseteruan dengan orang asing (non Israel). Tapi tujuan pembagian tanah bagi suku-suku Israel dan orang asing agar mereka bukan hanya hidup bersama tapi bersama hidup untuk menikmati berkat Allah, yaitu tanah. Semua diatur dan di tata sedemikain rupa, sehingga semua suku dan orang asing mendapatkan pembagian tanah dan menjadi hak milik mereka. Sama-sama mereka menerima dan dilayani, sama-sama mereka memberi dan melayani, dengan demikian mereka telah memberi ruang kehidupan bagi sesama tanpa melihat perbedaan. Batas-batas tanah diatur agar tidak terjadi konflik karena Allah ingin dengan pembagian tanah tersebut tercipta kehidupan yang damai diantara suku dan orang asing. Sebab banyak kali terjadi perselisihan dan sengketa antara kakak-beradik, dengan tetangga akibat tanah yang tidak ditata dengan baik berhubungandengan hak kepemilikan. Selanjutnya kepada suku Lewi, mereka tidak mendapatkan tanah karena mereka dikhususkan untuk melyani Allah dan sesama sebagai Imam (Yeh.444:28; Bil.18:20). Dengan demikian menjadi tanggungjawab bersama semua suku dan orang asing atas kehidupan para Imam. Ketaatan dan kesetiaan mereka melayani sehingga mereka mendapat hak istimewa untuk tinggal dekat Bait Suci, itulah upah mereka dan hidup dalam kerajaan Allah di masa depan menjadi bagian mereka. Kemudian diatur tanah untuk pemukiman kudus (Yeh.45:1-2) dan pembangunan Bait Suci. Dan tanah pemukiman kudus yang telah diatur tidak boleh dijual, ditukar dan diwariskan kepada siapapun. Secara keseluruhan dari maksud pembagian tanah bagi suku-suku Israel dan orang asing yang tinggal bersama mereka yakni mau menunjukkan bahwa “TUHAN ALLAH HADIR DI SITU” (48:35). Allah hadir ditengah-tengah kehidupan umat-Nya..
Jemaat yang diberkati Tuhan…! Semua milik kita adalah anugrah (pemberian) Tuhan, maka marilah kita berbagi dengan sesama. Dalam pergumulan bersama yang kita hadapi saat ini, marilah kita sehati sepikir untuk bertolong-tolongan dalam menanggung beban bersama. Jangan kita biarkan ada yang memanfaatkan situasi sulit saat ini untuk mencari panggung, mendongkrat popularitas, untuk pencitraan dan cari nama. Apalagi melakukan fitnah, memprovokasi jemaat dan masyarakat untuk menjatuhkan sesama sehngga merusak tatanan dan keutuhan. Mari kita bersatu, bergandengan tangan, bahu membahu dan saling tolong menolong satu dengan yang lain dalam menghadapi Covid 19, bencana alam yang terjadi dan permasalahan kehidupan lainnya. Kita saling membantu, peduli, kerja sama dalam suka dan duka, dan berdiakonia sebagai wujud dari iman. Dalam hidup ini, jangan lagi kita berpikir hanya untuk diri sendiri dan kelompok, hidup beriman kita tidak berarti jika semua berpusat hanya pada diri sendiri dan kelompok. Jauhkanlah dari kehidupan kita untuk menyusahkan orang lain dan hanya untuk mencari kesenangan diri sendiri. Mari kita hidup berbagi, saling peduli dan menyelamatkan, serta memberi ruang kehidupan bagi sesama; dengan demikian kita telah menjadi saluran berkat bagi sesama dan disitulah kita menyaksikan kehadiran Allah dalam hidup kita. Amin.