Alkitab banyak bicara tentang ketidakadilan. Kisah ini memberi tahu kita banyak hal tentang kebaikan Tuhan, keberdosaan umat manusia, penebusan dalam Kristus, penghakiman dan hal-hal penting yang membantu kita memahami ketidakadilan. Dalam menjalani hidup ini dibutuhkan yang namanya keadilan. Tetapi realitas yang terjadi adanya ketidakadilan.
Perilaku ketidakadilan masih terjadi di mana – mana. Itu artinya kehidupan religius belum dinyatakan dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa. Ada begitu banyak ketidakadilan yang terjadi sehingga membuat orang-orang lemah yang tidak mempunyai uang maupun jabatan menjadi korban ketidakadilan. Kita menemui bahwa dalam kenyataan ada orang rela berbuat tidak adil demi tercapainya tujuan dan keinginannya. Orang berlaku tidak benar hanya untuk memuluskan kepentingan-kepentingan kelompoknya. Kenyataan lain juga menyaksikan kepada kita bahwa orang rela mengorbankan orang lain demi kesenangan dan kegembiraannya atau juga demi memuluskan tujuan dan kepentingannya, orang lain ditindas dan dikorbankan. Ada yang membutuhkan perhatian untuk menegakan keadilan dan kebenaran tetapi ada yang mengabaikannya hanya karena beda kepentingan dan tujuan.
Firman Tuhan saat ini dalam Amos 5:7-13 memberi pesan penting tentang bagaimana menjalani kehidupan yang berkenan bagi Tuhan. Ini sekaligus menjadi perenungan dan koreksi bagi kita dalam kehidupan bergereja, berbangsa dan bernegara.
Amos adalah seorang nabi dari Tekoa. Tekoa adalah sebuah desa kecil diperbukitan Yehuda sebelah Selatan Betlehem. Amos juga adalah seorang peternak domba dan juga sebagai petani yang disebutnya sebagai pemungut buah arah hutan. Nama Amos berarti “penanggung beban”. Ini sesuai dengan panggilan Tuhan bagi Amos. Amos terbeban dengan kebobrokan sosial dan moral di Israel. Amos menubuatkan penghukuman Tuhan atas Israel karena ada praktek ketidakadilan, ketidakbenaran yang dilakukan oleh para pemimpin bangsa dan pemimpin agama di Israel terhadap kaum miskin dan rakyat kecil.
Tuhan memberikan kuasa kepada setiap kita untuk melakukan keadilan. Siapa yang dikritik oleh Amos dalam pembacaan Alkitab kita saat ini?
1) Amos 5:7 “hai kamu …” 2) Amos 5:10 “mereka …” 3) Amos 5:11 “karena kamu …”
Siapa mereka? Siapa kamu di sana? Orang-orang yang diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melakukan Keadilan. Tapi ternyata mereka tidak melakukan hal itu. Amos melanjutkan nubuatan penghakiman Allah bagi para pemimpin Israel. Tapi masih ada harapan bagi mereka yang mau bertobat dan melakukan kehendak Allah.
Pemerkosaan keadilan terjadi di mana-mana serta bisa terjadi pada siapa saja yang tidak berdaya dan dianggap ada pada strata bawah. Hal yang sama pun terjadi pada bangsa Israel. Banyak ketidakadilan sosial yang terjadi dalam kehidupan mereka. Orang kaya menjadi semakin kaya dan orang miskin menjadi sangat susah hidup mereka. Orang miskin terbelit hutang dan tidak mampu untuk membayarnya. Belum lagi pajak yang sangat besar yang dibebankan kepada mereka. Hasil dari menindas orang miskin, membebankan pajak yang berlebihan membuat hidup mereka berkelimpahan. Mereka dapat membangun rumah mewah dari batu pahat, hidup dengan penuh kemewahan, dan membuat kebun anggur yang indah. Sehingga orang miskin pada saat itu banyak yang menjadi budak untuk orang kaya serta tidak ada tempat untuk mencari perlindungan. Secara garis besar, hidup mereka begitu menderita karena tekanan yang terus menerus dilakukan oleh orang-orang kaya. Para hakim dan tua-tua pun yang seharusnya menegakkan keadilan, tetapi malah melakukan ketidakadilan karena menerima suap dari para orang kaya. Amos yang melihat ketidakadilan itu, memulai protesnya kepada mereka karena menurutnya, keadilan di Israel telah diperkosa dan ia menuntut agar keadilan harus tetap dinyatakan dengan berani.
Israel telah merubah keadilan menjadi ipuh dan kebenaran dihempaskan di tanah. Ipuh merupakan tanaman pahit rasanya, ini menjadi kiasan dari kepahitan akibat dosa yang dilakukan Israel. Orang Israel telah melakukan kejahatan. Moral yang bobrok disebutkan Amos dalam bacaan ini. Mereka menindas dan merampas hak milik orang lemah. Mereka benci kepada pembuat keputusan di pintu gerbang. Mereka berkata keji kepada yang tulus ikhlas. Mereka menjadikan orang benar terjepit. Mereka menerima suap dan mengabaikan orang miskin yang membutuhkan keadilan dalam perkara – perkara di pintu gerbang. Orang Israel giat beribadah tapi mereka memperjualbelikan keadilan demi kemewahan dan kemapanan hidup. Amos menegaskan bahwa Israel tidak akan sejahtera dan damai di rumah – rumah mewah mereka dan kebun anggur mereka yang diperoleh karena memperjualbelikan keadilan. Allah menolak Israel dan perbuatan Israel yang jahat adalah perbuatan melawan Allah dan merusak kemanusiaan.
Keadilan yang sesungguhnya menghidupkan malah diubah menjadi mematikan. Dengan kata lain mereka “menghempaskan kebenaran ke tanah,” yaitu mencampakkan kebenaran (dalam arti keadilan) ke tanah, lalu menginjak-injaknya sebagai sesuatu yang tidak ada harganya.
Ia adalah pencipta yang penuh kuasa dan tidak ada yang tidak mampu untuk dilakukan-Nya. Ia memiliki kuasa untuk menciptakan dan Ia juga memiliki kuasa untuk membinasakan. Tuhan itulah nama-Nya. Allah tidak tinggal diam. Allah tidak menutup mata. Allah menyatakan KemahakuasaanNya. Allah pencipta semesta yang membuat bintang kartika dan bintang belantik. Gugus Bintang Kartika atau Pleiades merupakan kumpulan tujuh bintang besar yang membentuk rasi bintang Taurus. Allah mengatur posisi bintang-bintang itu sedemikian rupa untuk melukiskan kemenangan kebaikan atas kejahatan. Kebaikan Allah juga terlihat dalam siklus air. Ia mengatur agar air asin di laut yang mematikan, menguap oleh panas matahari menjadi awan, dan tercurah menjadi hujan yang memberi kehidupan.
Allah yang menjadikan siang dan malam. Allah yang mampu membinasakan atau menghancurkan tempat yang berkubu. Allah berpihak kepada mereka yang terpinggirkan dan yang menjadi korban ketidakadilan. Allah dengan kemahakuasaan-Nya, bangkit melawan pemimpin umat di Israel.
Amos merupakan seorang yang berani dalam menyuarakan keadilan. Ia tidak takut kepada para penguasa yang melakukan ketidakadilan. Walaupun Amos merupakan seorang pendatang, tetapi dengan berani dia mengecam perbuatan jahat yang dilakukan oleh orang-orang kaya, hakim-hakim, dan imam-imam.
Adakah yang tidak pernah mengalami ketidakadilan dalam hidupnya? Orang beriman pun tidak lepas dari pengalaman tersebut, bahkan terdorong untuk berkeluh kesah kepada Allah atas kesulitan yang dihadapinya. Menghadapi ketidakadilan, respons kita ialah dengan tetap setia menunjukkan kasih. Lewat kasih itu, kita menunjukkan kepada dunia siapa Allah yang kita sembah, Dialah Kasih. Allah akan memampukan kita terus mengasihi ketika kita mempercayakan diri kepada Dia yang akan mengadili baik orang benar maupun orang jahat pada waktu yang dikehendaki-Nya.
Kita semua diberikan kuasa oleh Tuhan untuk melakukan keadilan. Bila Tuhan sudah memberikan kuasa pada kita untuk menciptakan keadilan, mari kita tunjukkan kebijakan yang adil pula dalam keseharian hidup kita ini. Untuk Memperjuangkan Keadilan, langkah yang pertama kita lakukan adalah jadilah orang yang adil. Mulailah dari diri kita sendiri. Jangan menuntut orang lain untuk memperlakukan kita dengan adil, tapi kita sendiri tak berbuat adil.
Karena itu jangan lagi kita menjadi orang-orang lemah yang hanya dapat pasrah dan menerima saja semuanya sambil melihat kuasa iblis leluasa merusak tatanan dunia. Ketika terjadi ketidakadilan karena sistem yang telah rusak maka kita harus melawan ketidakadilan itu dan memperbaiki sistem yang rusak itu. Jangan mempermalukan nama Tuhan dan merendahkan kuasa-Nya dengan berdiam diri atas ketidakadilan atau bahkan menjadi pelakunya. Sebagaimana Allah, kita pun harus berpihak, demi keadilan. Umat Allah sejati niscaya berpihak kepada mereka yang dibela Allah.
Pesta demokrasi saat ini bukanlah alasan untuk saling menjatuhkan satu dengan yang lain tetapi sebaliknya pesta demokrasi menjadi momen bagi kita untuk berkontribusi memilih pemimpin negara dan daerah yang memperhatikan orang-orang yang terpinggirkan. Pilihlah pemimpin yang benar-benar punya hati dan kesungguhan untuk melaksanakan program-program yang pro-rakyat sehingga semakin tercipta dan terpelihara keadilan dan kebenaran di Negara Indonesia.
Kita semua bisa mengalami ketidakadilan dan ketidakbenaran. Ketika untuk hidup benar kita bisa dipojokkan dan dihina tetapi kita paham benar bahwa pada waktunya Tuhan akan bertindak. Kita mengalami ketidakadilan dan akan berubah mengalami berkat-Nya. Kita mengalami ketidakbenaran dan akan berubah menjadi kegembiraan dan sukacita. Bisa saja ketidakadilan dianggap biasa tetapi keadilan Tuhan sungguh luar biasa. Maju terus bersama Tuhan melawan ketidakadilan sebab dalam persekutuan dengan-Nya jerih lelah kita mewujudkan keadilan dan kebenaran tidak akan sia-sia. Tuhan menolong dan memberkati kita, terpujilah nama Tuhan. Amin.