DODOKUGMIM.COM, MODOINDING – Kesulitan bukan alasan untuk menahan kebaikan. Begitulah alasan dibalik gerakan Modoinding Berbagi, yang digagas Pdt. Wailan Posumah bersama Jemaat GMIM Sion Pinasungkulan Wilayah Modoinding. Hampir seribu paket sudah disalurkan dalam dua tahap. Kini, tahap ketiga sedang disiapkan.
“Pada tahap pertama, kami menyalurkan 250 paket diakonia untuk jemaat di luar Modoinding,” kata Posumah, yang menjabat Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat GMIM Sion Pinasungkulan, Rabu (15/4/2020). Satu paket, berisi sayuran yaitu kubis, wortel, kentang, labu siam, petsai, dan daun bawang.
Posumah bercerita, semua bahan yang didiakoniakan adalah pemberian jemaat dan para pendeta yang ada di Jemaat Sion Pinasungkulan. “Saya menyampaikan gagasan untuk berbagi ini dan mengajak jemaat yang bersedia untuk bersama-sama dengan para pendeta dan guru agama yang ada di Sion Pinasungkulan untuk berdiakonia,” tutur dia.
Posumah menuturkan, jemaat antusias memberi apa yang mereka punya. “Termasuk para pendeta dan guru agama. Kami kan tidak punya hasil kebun, jadi kami beli dari petani dan disumbangkan. Di jemaat ini ada 3 pendeta, 1 guru agama dan 360 KK anggota jemaat,” jelasnya.
250 Paket yang terkumpul sudah disalurkan pada 8 April lalu. “Kendaraan kami siapkan. Kami antar langsung ke tiga jemaat. Dana operasional kami ambil dari anggaran puasa diakonal,” kata dia. Tiga jemaat yang dikunjungi yaitu GMIM Sentrum Sion Sendangan Kawangkoan, Jemaat GMIM Sion Matungkas dan Jemaat GMIM Sion Madidir Ure.
Tahap kedua disalurkan, Selasa (14/4/2020) kemarin. “Di tahap kedua ini, bukan hanya Jemaat Sion Pinasungkulan yang mengumpulkan bahan, ada juga beberapa keluarga pendeta dan pelsus di Wilayah Modoinding juga menyumbang,” jelas Posumah yang juga menjabat Ketua Badan Pekerja Majelis Wilayah Modoinding.
Kali ini 500-an paket disebar. Isi paket sama dengan tahap 1, yakni bahan hortikultura. “Kami menyerahkan bantuan pada satu jemaat di Minahasa Selatan, yang terdampak Covid-19, sebab anggota jemaatnya mayoritas pekerja di perusahaan kelapa yang kini dirumahkan,” ucapnya sedih.
Ada juga bantuan yang dibagikan ke keluarga-keluarga pendeta yang ada di Wilayah Tatapaan Indah. Selebihnya, dibagikan kepada tukang ojek yang ada di pangkalan sepanjang Desa Kapitu hingga Tumpaan. “Ada ojek yang bakudapa di jalan, langsung torang kase. ada juga orang-orang yang datang badekat di oto, torang kase,” tutur posumah.
Seperti sebelumnya, lanjut Posumah, kendaraan, sopir dan biaya operasional dibayar dengar dana puasa diakonal Jemaat Sion Pinasungkulan.
Kini, tahap tiga sedang disiapkan. “Kami menyebutnya Gerakan Serbu atau Gerakan Seratus Ribu. Jadi siapa saja yang ingin membantu, boleh menyumbangkan dana Rp.100.000,” tambahnya.
Mengapa Gerakan Seratus Ribu, kata dia, agar bahan bantuan yang disalurkan tidak hanya dalam bentuk sayuran. “Selain sayur, kita bisa juga membeli bahan lain seperti ikan, beras, atau yang lain, untuk bagikan,” tuturnya.
Diakonia tahap tiga ini, menurut Posumah akan disalurkan minggu ini.
Posumah menegaskan, ia dan jemaat Sion Pinasungkulan sepakat, yang perlu dibantu bukan hanya orang-orang yang masuk kategori miskin. “DI situasi sekarang, semua orang perlu dibantu. Bahkan orang kaya pun sedang susah sekarang ini. Kita sedang menghadapi bencana kemanusiaan. Ini saatnya kita bergandengan tangan saling bantu,” tutur dia.
Ia berharap, apa yang dilakukan ini menggerakkan jemaat-jemaat GMIM lainnya untuk bersama bergerak dalam aksi diakonia.(dodokugmim/nandabonde/geraldywantania/*)