DODOKUGMIM.COM, MINAHASA – Perkemahan Karya Pemuda GMIM (PKPG) 2023 di Wilayah Tanawangko Satu telah usai, namun kisah-kisah menarik meninggalkan memori yang penuh sukacita.
Kreasi Tenda Pemuda GMIM Kanaan Pinabetengan, menarik perhatian.
Memasuki area tenda, kita disambut dengan kepala Manguni. Sosok garang, gagah, tajam, kebanggaan Minahasa, kebanggaan GMIM. Jufri Roring, Anggota Komisi Pelayanan Pemuda Jemaat GMIM Kanaan Pinabetengan, menuturkan bahwa ini adalah buah pemikiran dari Pemuda-Pemudi di Pinabetengan.
“Apa yang tergambar dari depan gerbang adalah hasil-hasil diskusi serta refleksi tentang Injil dan Keminahasaan,” tutur Roring sambil menujuk pula pada corak batik Pinabetengan yang menyambut para pengunjung singgah di tenda ini.
Lebih kedalam, kita disuguhkan dengan terowongan yang dibentuk dengan delapan logo Alfa dan Omega. “Delapan disini mengartikan Infinity, bahwa Injil yang telah dikabarkan tidak akan pernah terputus,” katanya.
Sisi kiri dan kanan menampilkan logo-logo Komisi Kategorial yang diukir indah. Tidak lupa simbol-simbol tahun gerejawi Gereja Masehi Injili di Minahasa. Uniknya, hampir di setiap logo-logo dan simbol gerejawi terselip tokoh-tokoh GMIM serta karya-karya mereka pada gereja ini. Megah, detail, semua ruang terpakai.
Ada sebuah kapel untuk dijadikan tempat ibadah. Rapi, khusyuk, khidmat. Memasuki Kapel ada gambar lukisan Johann Friedrich Riedel dan Johann Gottlieb Schwarz, dua sosok misionaris yang punya peran penting dalam penginjilan di Tanah Minahasa. Dua menara gereja menampilkan gambar Yesus dengan efek siluet menambah suasana menarik dan meriah.
Kenapa Injil dan Keminahasaan?
Tema ini memang diangkat oleh Pemuda GMIM Kanaan Pinabetengan.
Paula Tambaani, Ketua Komisi Pelayanan Pemuda GMIM Kanaan Pinabetengan, menjelaskan bahwa konsep memang sudah dipersiapkan. “Konsep ini sesuai dengan tema PKPG 2023, Driven by the Gospel,” katanya.
Tambaani melanjutkan, budaya Minahasa adalah ciri khas dari Gereja ini. “Siap memberitakan Injil dan menunjukkan bahwa kita orang Minahasa yang memiliki Yesus Kristus,” tutupnya.
“Pelayanan harus tetap berjalan. Sejak dari pembuatan tenda banyak teman-teman yang dilatih untuk berdoa makan dan mereka memberi diri dengan sukacita, padahal mereka sebelumnya kalo mo tunjung berdoa di ibadah masih malo-malo, tapi saat kegiatan PKPG semuanya mendapat bagian dalam berdoa dan juga ibadah-ibadah pagi,” katanya.
Tambaani melanjutkan bahwa hal-hal kecil seperti ini menguatkan dan memperteguh iman dan semakin aktif memberi diri dalam pelayanan.
“Pada awalnya memang ada kekhawatiran namun kami dikuatkan dengan perenungan minggu pertama bulan ini, Jangan Khawatir, tapi Bersyukurlah,” katanya,
Dengan antusias yang ditunjukkan pihaknya mengaku inilah ekspresi iman mereka untuk selalu beryukur karena berkat Tuhan. (dodokugmim/joshuanugraha)