Ada ungkapan yang mengatakan “Dimana ada kebenaran disitu akan tumbuh damai sejahtera dan akibat dari kebenaran adalah ketenangan dan ketentraman untuk selama-lamanya”. Berbicara kebenaran berarti: tidak salah, betul, dan dapat dipercaya. Sedangkan Damai artinya: suatu keadaan dimana tidak ada peperangan, tidak ada pertikaian atau permusuhan, situasi aman, tenang dan hidup rukun. Keadaan yang seperti ini tentunya menjadi harapan bagi setiap insan ciptaan Tuhan, dan harapan itu bukan hanya sekedar dalam ucapan belaka melainkan harus diwujudnyatakan dalam setiap aspek kehidupan manusia apalagi gereja atau orang-orang percaya sebagai pengikut Kristus. Ketika seseorang mencintai kebenaran dan kedamaian maka dalam kehidupannya pasti akan selalu menciptakan suasana tenang, tentram yang didalamnya ada sikap hidup saling menghormati dan menghargai satu dengan yang lainnya sekalipun ada dalam perbedaan baik suku, agama, etnis, dan bahasa. Apalagi sebagai warga gereja, kita terpanggil untuk mencintai kebenaran dan menghadirkan kedamaian dalam hidup jemaat dan masyarakat.
Minggu berjalan ini kita di tuntun dalam perenungan Firman Tuhan Zakaria 8:1-19. Kitab Zakaria ditulis oleh zakaria sendiri dan zakaria adalah seorang imam keturunan Lewi dari kaum keluarga Ido. Zakaria melayani di Yerusalem sebagai imam dan kemudian dipanggil menjadi nabi. Arti nama zakaria adalah “Tuhan mengingat”. Arti namanya sesuai dengan apa yang diberitakan dalam isi kitab zakaria yang ia sampaikan tentang pengharapan kepada orang-orang Yehuda bahwa Tuhan mengingat mereka ketika berada dalam pembuangan di Babel. Zakaria memimpin pembangunan kembali kota Yerusalem dan Bait Allah yang dihancurkan oleh Babel. Saat itu ia bersama dengan Hagai memotivasi dan bahkan mendesak sisa-sisa bangsa Yehuda untuk supaya mereka melanjutkan bahkan menyelesaikan pembangunan tersebut. Dalam bacaan kita saat ini berbicara tentang bagaimana umat Tuhan yang dalam pembuangan akan diselamatkan. Keadaan itu dimulai ketika “Tuhan kembali” ke Sion dan “diam” ditengah-tengah Yerusalem. Kehadiran Tuhan di Yersusalem menjadi jaminan adanya damai sejahtera yang sudah lama mereka rindukan dan harapkan. Mereka menyadari bahwa ketika Tuhan meninggalkan tempat itu maka semua harapan sirna bahkan mereka menjadi tawanan pembuangan dan Yerusalem sebagai kota kudus dihancurkan oleh musuh hingga yang tersisa hanyalah puing-puing.
Namun Zakaria menyampaikan bahwa ketika Tuhan kembali ke Sion maka Yerusalem akan disebut “kota setia” dan gunung Sion disebut “gunung kudus”, itu berarti mereka akan mengalami suatu keadaan yang penuh damai dan sejahtera bahkan Tuhan memberkati umat-Nya, keamanan penduduk terjamin ditandai dengan akan ada lagi orang-orang tua yang sudah lanjut usia (kakek-kakek dan nenek-nenek) duduk di jalan-jalan Yerusalem masing-masing memegang tongkatnya, umat di Yerusalem akan bertambah banyak dengan melahirkan keturunan-keturunan yang di tandai dengan akan ada anak-anak laki-laki dan perempuan yang bermain-main di jalan-jalan kota Yerusalem (ayat 3-5), mereka akan mengalami kehidupan ekonomi yang sejahtera. Keadaan ini akan disebut orang sebagai “hal ajaib”, orang akan menjadi takjub dan heran. Tetapi bagi Tuhan Allah ini adalah hal yang biasa, bagi-Nya ini adalah kehendak-Nya untuk mereka yang mau bertobat.
Tujuh puluh tahun masa pembuangan telah membuat hidup bangsa Yehuda terpuruk. Di tanah pembuangan mereka tidak diperhitungkan dan akhirnya Allah memulangkan mereka ke tanah perjanjian sebagai tindakan penyelamatan. Hal itu merupakan tindakan Allah yang nyata dalam sejarah. Setelah mereka menetap, Tuhan masih berbicara kepada sisa-sisa israel menguatkan hati mereka bahwa dengan kebaikan Tuhanlah maka mereka akan merasakan hidup aman dan tentram, Tuhan berjanji akan mengubah hidup mereka menjadi berkat, damai dan sejahtera akan Nampak dalam hidup mereka, tanah yang mereka diami akan memberi hasil, pohon anggur akan berbuah dan mereka tidak akan kekurangan air sebab langit akan memberi embun sebagai milik mereka. Zakaria menyampaikan bahwa keadaan damai sejahtera penuh dengan hal-hal ajaib yang diterima dan disaksikan mereka, semuanya ada maksud dan tujuan Tuhan bahwa mereka tidak akan menjadi kutuk, tetapi diubahkan oleh Tuhan menjadi berkat bagi bangsa-bangsa. Karena itu, mereka jangan takut kepada bangsa-bangsa disekitar mereka terutama kepada bangsa Babel yang pernah menghancurkan mereka.
Seruan zakaria ini juga berhubungan dengan suasana politik pasca pembuangan dimana kekuatan Babel telah mulai pudar, bahkan kekuatan baru yang muncul justru dipakai oleh Tuhan untuk mendorong kembalinya Israel dari tanah pembuangan. Yerusalem dipulihkan ketika keadilan dan kebenaran dari Tuhan Allah diberlakukan. Yerusalem diberkati, tandanya kehadiran Tuhan Allah membawa kehidupan baru bagi mereka. Oleh karena itu, mereka pun diingatkan, jika mereka melaksanakan hukum yang benar, mendatangkan damai di pintu-pintu gerbang, merancang kebaikan, mengucapkan kata-kata yang benar, beribadah dengan benar, maka mereka akan mengalami kepenuhan kebaikan Tuhan. Dalam Firman Tuhan saat ini juga mengingatkan umat Tuhan bahwa ketika mencintai kebenaran dan kedamaian maka mereka akan mengalami sukacita dan kegirangan. Ibadah kepada Tuhan akan menjadi suatu kegairahan oleh karena pembebasan dan komitmen baru yang telah mereka perbuat.
Dalam berjemaat, setiap orang terpanggil untuk membangun Bait Allah baik secara fisik yaitu bangunan gedungnya maupun secara rohani yaitu umat harus mengalami perubahan dengan rajin beribadah, melakukan puasa, berani merubah pola pikir dan karakter yang tidak benar menjadi karakter Kristus yang penuh damai. Sebab orang yang membawa damai tentu membenci kejahatan serta menghindari karakter yang dibenci oleh Allah seperti: berbohong, menyebarkan berita palsu (tidak benar), bersaksi dusta, bertindak tidak adil dan melakukan hukum yang tidak benar. Hiduplah dalam kesetiaan dan kebenaran, ciptakan damai yang diwujudkan dalam sikap berdamai dengan Allah, dengan diri sendiri, dengan sesama dan lingkungan dimanapun kita hadir dan berkarya. Siapa yang menabur angin akan menuai badai, siapa yang menabur kebencian akan menuai bencana, siapa menabur kebenaran dan damai akan menuai berkat dan sukacita.
Ingatlah bahwa janji pemulihan telah dialami dalam diri Yesus Kristus yang telah datang mengerjakan keselamatan untuk menebus umat-Nya dan memberi damai sejahtera serta sukacita. Janji penyertaan Tuhan bagi kita akan selalu teralami apabila kita memelihara hidup kudus sebagai Biat Allah. Jangan takut dan khawatir untuk menjalani hidup, apapun rintangan dan pergumulan jangan sampai melemahkan iman kita, percayalah bahwa janji Tuhan Ya dan Amin. Wujudkanlah kehidupan yang mencintai kebenaran dan kedamaian, maka Tuhan akan memberkati kehidupan kita. AMIN