DODOKUGMIM.COM, TOMOHON – Di bawah terik matahari dan dalam hiruk pikuk lapangan Stadion Babe Palar Parasamya Walian Tomohon, suasana sejuk di Kota Bunga ini berubah menjadi panas. Sekitar ribuan anggota pemuda GMIM hadir disitu.
Dalam perayaan Paskah Pemuda dan Hari Ulang Tahun Pemuda GMIM yang ke-96 tahun, yang berlangsung Senin (18/04/2022), di Wilayah Tomohon Satu ini, semangat membara pemuda GMIM nampak terlihat.
Ketua Komisi Pelayanan Pemuda Sinode GMIM Pnt. Rio Dondokambey menyampaikan, kegiatan selebrasi ini sangat dirindukan pemuda GMIM, ia berharap mereka dapat menyesuaikan dengan aturan yang ada. “Ini kan kegiatan selebrasi paskah pertama setelah pandemi, jadi saya yakin banyak yang rindu dengan kegiatan ini. Torang harapkan tahun depan torang kembali lagi seperti biasa. Karna itu pemuda GMIM harus bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman termasuk aturan yang ada, harus tetap menjadi obor pembangunan, dan mampu memberi kontribusi bagi bangsa, negara dan daerah,” tuturnya
Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode GMIM Pdt. Dr. Hein Arina, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut pun menyatakan Pemuda harus bersyukur kegiatan ini dapat diadakan. “Kiranya para pemuda dapat mengerti keadaan saat ini, sehingga tidak bisa diadakan pawai karena PPKM belum bisa dicabut. Namun, bersyukur bisa seperti ini dibanding tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu mari memaksimalkan cinta kepada GMIM karena GMIM ini gereja TUHAN. ” tegas Arina.
Tahun 2022 memang menjadi tahun yang paling dinantikan. Selang dua tahun dilanda COVID-19 dan tidak diselenggarakannya selebrasi paskah pemuda se sinode GMIM ini, antusias yang besar ditunjukkan mereka.
Kegiatan yang dimulai sejak pagi ini diawali dengan ibadah dan konser rohani. Memasuki sore hari, ada yang menarik di tengah lapangan hijau dan terbuka itu.
Sejauh mata memandang, nampak para pemuda dari Wilayah Langowan dua yang sementara menampilkan drama alegori paskah dengan tema viadolorosa, yang tampil dengan apik. Bahkan ada sebuah kendaraan hias milik mereka yang mencuri perhatian, berbentuk seperti salah satu gereja di wilayah mereka yakni GMIM Nafiri Tempang. Hal inilah yang kemudian membuktikan kreatifitas dan antusias mereka.
Sekitar 500san anggota pemuda mereka hadir meramaikan kegiatan sore itu. Salah satunya Ivan Welang, S.Th yang melakoni peran Yesus di hadapan Pilatus dari jemaat GMIM Sion Taraitak. Ia mengakui ada perasaan sedih yang dialaminya. “Saya merasa sedih ketika melakukan peran ini, karna saya turut merasakan bagaimana penderitaan Yesus yang di cambuk, di pukul dan diludahi,” ucapnya
Menghayati peran yang dalam, kelengkapan aktor yang mendukung setiap alur cerita bahkan atribut yang ada, membantu mereka medapatkan peringkat pertama dalam perlombaan sinodal tersebut.
Ketua Komisi Pelayanan Pemuda Wilayah Langowan Dua, Pnt. Kevin Goni mengatakan respon pemuda sangat positif karna itu ada kekompakkan dan kebersamaan. “Ini semua karena kekompakan dan kebersamaan dari pemuda yang ada di Wilayah Langowan dua, sehingga kita dapat meraih peringkat satu,” tuturnya bangga.
Persiapan dijelaskannya dilakukan kurang lebih selama dua minggu. “Kami melakukan persiapan selama dua minggu. Dari pagi sampai pagi, kami berusaha mengerjakan apa saja yang perlu ditampilkan. Dan, pada waktu awal rapat pun, kami telah membagi perjemaat tema-tema apa saja yang perlu dipersiapkan oleh ke tujuh jemaat yang ada, sehingga support dari para komisi dan anggota pemuda sangat membantu kami,” ungkap Goni.
Membutuhkan dana yang besar demi membuat atribut dan perlengkapan alegori yang memumpuni, bahkan untuk pengadaan kendaraan hias, rupanya mereka harus mengeluarkan uang hingga puluhan juta.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi Pelayanan Pemuda Jemaat GMIM Sion Taraitak, Pnt. Laudikia Robot. “Uang yang kami keluarkan sekitar 25 juta. Cukup besar, tapi itu bukan masalah. Sebab, kami tidak memikirkan besarnya anggaraan yang keluar, tetapi bagaimana mempertahankan semangat obor dari senior-senior kami terdahulu,” tuturnya.
Robot menyatakan mengenai dana yang dibutuhkan, mereka telah melakukan berbagai proses pencarian dana. “Pencarian dana telah kami lakukan berupa menjual makanan masak, membersihkan lingkungan, menjual hasil pertanian, dan lainnya,” terangnya.
Dengan usaha tak kenal lelah baik daya dan dana inilah, mereka akhirnya membawa pulang piala. Tidak hanya piala juara satu lomba Alegori Paskah tapi juga, juara dua Hias Kendaraan Paskah.
Dengan perjuangan yang cukup menguras energi menghias kendaraan Paskah, Kevin Goni menuturkan sejak malam mereka harus mengantarkan kendaraan hias tersebut. “Sekitar jam 22.00 malam, sebagian dari tim kami tiba di Tomohon untuk membawa kendaraan hias yang sudah kami siapkan, setibanya pukul 04.00 subuh kami lakukan persiapan dan langsung membawanya ke lokasi perlombaan,” terangnya.
Meski awalnya kegiatan ini hampir batal, dengan adanya pertimbangan dari Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) dan Komisi Pelayanan Pemuda Sinode (KPPS) GMIM, Laudikia Robot menyampaikan rupanya palegaran kali ini sedikit memberi kesan yang berbeda.
“Kesannya tahun ini memang agak sedikit ribet, karena aturan-aturan yang berganti-ganti, mungkin juga karna mereka melihat keadaan covid di Indonesia. Sejujurnya kami memang sempat bingung, namun berkat semangat dari seluruh anggota pemuda kami bisa menyelesaikan semuanya,” jelasnya.
Ia bahkan menyatakan tahun depan mereka masih ingin mempertahankan kemenangan yang diraih saat ini. (dodokugmim/ivan/nanda/sara)