Yeremia 30:11b-15
(11b) Aku akan menghajar engkau menurut hukum, tetapi Aku sama sekali tidak memandang engkau tak bersalah.
(12) Sungguh, beginilah firman TUHAN: Penyakitmu sangat payah, lukamu tidak tersembuhkan!
(13) Tidak ada yang membela hakmu, tidak ada obat untuk bisul, kesembuhan tidak ada bagimu!
(14) Semua kekasihmu melupakan engkau, mereka tidak menanyakan engkau lagi. Sungguh, Aku telah memukul engkau dengan pukulan musuh, dengan hajaran yang bengis, karena kesalahanmu banyak, dosamu berjumlah besar.
(15) Mengapakah engkau berteriak karena penyakitmu, karena kepedihanmu sangat payah? Karena kesalahanmu banyak, dosamu berjumlah besar, maka Aku telah melakukan semuanya ini kepadamu.
Kasih Tuhan Allah, Tidak Mengabaikan Hukuman-Nya
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
“Di ujung cemeti ada emas”, demikian kata pepatah. Kasih tidak selalu luput dari murka-Nya, tapi dinyatakan dengan hukuman kasih. Sakit dosa, bukan sakit biasa. Yeremia berulang kali menyampaikan kepada umat Israel dengan perkataan “sakitmu sangat payah” (ayat 12 dan 15). Tidak ada obat untuk menyembuhkannya. Berbagai usaha manusia tidak pernah cukup untuk itu. Apalagi semua kekasih Israel telah meninggalkan mereka. Padahal kepedulian mereka dapat meringankan penderitaan sakit itu. Israel dan Yehuda sudah jatuh ketimpa tangga pula. Mereka berteriak, namun tidak ada yang dapat menolong. Tuhan Allah seringkali membiarkan umat-Nya dalam keadaan demikian. Mereka bagaikan orang hukuman dan pesakitan yang terbiarkan merana dan menderita. Yeremia menyampaikan perkataan Firman Tuhan Allah, “Aku akan menghajar engkau, Aku sama sekali tidak memandang engkau tak bersalah”. Dalam konteks ini kesalahan tidak dapat disembunyikan. Mereka mesti menerima hukuman karena kesalahan-kesalahan itu.
Keluarga Kristen yang dikasihi dan diberkati Tuhan Yesus.
Kisah ini seperti kisah keluaran bangsa Israel dari Mesir, Tuhan membentuk umat-Nya dengan bebagai hukuman. Mereka yang bersalah mesti menerima hukuman. Sehingga menjadi pelajaran bagi yang lain untuk tidak melakukannya. Saat Tuhan Yesus memasuki Bait Allah, Ia menemukan ada banyak orang berjual beli di halaman Bait Allah. Mereka melakukan transaksi jual beli di meja-meja yang ditempatkan di situ. Padahal Bait Allah adalah rumah Tuhan Allah, disebut sebagai Rumah Doa. Maka Tuhan Yesus membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati. Kemudian mengusir mereka pergi dari situ (lihat Mat. 21:12- 13). Tuhan Allah tidak pernah kompromi dengan dosa. Ia menghukum manusia, karena Ia mengasihi mereka.
Keluarga Kristen perlu menginsyafi bahwa untuk memiliki karakter yang baik diperlukan kesediaan hati untuk terus-menerus dibentuk Tuhan. Bukan cuma di saat berkat indah mengalir turun, tapi juga di saat hukuman Tuhan Allah diberikan dan dinyatakan. Perlu memiliki kepekaan hati dengan bertanya, mengapa Tuhan Allah mengizinkan keadaan-keadaan buruk, kemalangan-kemalangan hidup datang beruntun dan silih berganti? Jika itu semua sebagai bentuk hukuman Tuhan karena bebagai dosa dan kesalahan, mengapa Tuhan menghukum, bukankah Tuhan itu Maha kasih? Pelajaran kita hari ini bahwa hukuman Tuhan Allah diberikan sebagai bentuk dari kasih Tuhan Allah. Mari menerimanya dengan ikhlas, sambil memohon pengampunan dari-Nya dan bertobat. Pengampunan dan keselamatan-Nya akan dialami oleh orang yang bertobat. Amin.
Doa:
Ya Tuhan Allah, tolonglah dan ajarkan kami untuk memahami dengan benar arti hukuman sebagai bentuk dari kasih-Mu untuk memperbaiki dan memulihkan. Agar kami bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Amin.