Penulis : Pdt. Lamberty Y. Mandagi M.Th (Dekan Fakultas Teologi UKIT Yayasan Ds. A.Z.R Wenas)
Jemaat yang dikasihi Tuhan, kita semua bersukacita dan mengucap syukur karena boleh memasuki minggu Adven yang ke III saat ini. Kehidupan yang dinikmati hingga sekarang diyakini bahwa itu adalah anugerah dari Tuhan. Kalau kita boleh berada pada minggu Adven yang ke III ini, tentu kita menyadari bahwa ini semua karena kasih dan penyertaan Tuhan. Dia yang memberikan kehidupan, kekuatan, kesehatan dan berbagai berkat sehigga kita boleh ada sampai saat ini. Karena itu selaku umat yang percaya kita diajak untuk senantiasa memuliakan Tuhan (magnify the Lord) disepanjang kehidupan yang Tuhan anugerahkan. Hidup memuliakan Tuhan adalah hidup yang mengagungkan, membesarkan ( Yunani: megaluno) nama Tuhan selaku sumber kehidupan bagi umat manusia, teristimewa bagi mereka yang percaya kepada-Nya.
Melalui bacaan Alkitab dalam Injil Lukas pasal 1:46-56, kita diingatkan untuk senantiasa memuliakan Tuhan, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Maria ibu Yesus. Tindakan yang dilakukan oleh Maria secara spontan untuk memuliakan Tuhan adalah sebagai respon atas rencana dan tindakan Allah dalam kehidupannya. Allah berkenan untuk memakai Maria menjadi alat keselamatan-Nya demi menyelamatkan umat manusia sebagaimana yang telah dinubuatkan oleh para nabi dalam Perjanjian Lama. Dalam ayat-ayat sebelumnya (ayat 28-38) dikisahkan bahwa Allah menyuruh malaikatnya Gabriel ke Nazaret untuk menjumpai Maria yang bertunangan dengan Yusuf dan menyampaikan bahwa ia akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah menamai Dia Yesus. Dia akan disebut Anak Allah Yang Maha Tinggi. Roh Kudus akan turun atas Maria, dan anak yang akan dilahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Selanjutnya dalam ayat 39-45 mengisahkan tentang perjumpaan antara Maria dan Elisabeth di Yehuda, Ketika Maria memberi salam kepada Elisabeth, maka anak dalam rahimnya melonjak. Elisabetpun kemudian berseru: Diberkatilah engkau diantara semua perempuan dan diberkatialah buah rahimmu. Siapakah aku ini sehingga ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Karena mengalami peristiwa-peristiwa yang sangat luar biasa tersebut maka Mariapun kemudian membawakan nyanyian pujian untuk memuliakan ( Latin: Magnificat) Tuhan . Dalam nyanyian pujiannya, Maria mengungkapkan isi hatinya yang memuliakan Tuhan. Maria juga bergembira karena Allah Juruselamat yang memperhatikan kerendahan hamba-Nya; Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan yang besar;rahmat-Nya turun-temurun atas orang-orang yang takut akan Dia; Tuhan memperlihatkan kuasa-Nya, Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa; Melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar; Tuhan menolong Israel, hamba-Nya.
Maria memuliakan Tuhan bukan hanya karena Tuhan telah memperhatikan dia secara pribadi dalam keadaannya yang lemah, miskin dan yang memiliki status sosial yang rendah, tetapi lebih daripada itu bahwa Tuhan menolong Israel, karena Ia mengingat rahmatNya seperti yang dijanjikannya kepada Abraham. Bahwasannya melalui kehidupan Maria, karya selamat Allah bagi Israel dinyatakan. Janji-janji Tuhan bagi umat Israel yang disampaikan melalui perantaraan para nabi, diantaranya nabi Yesaya akan tergenapi. Sebagaimana dalam Yesaya 7:14 disebutkan: “ Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel .”
Jemaat yang diberkati Tuhan, melalui berita Alkitab saat ini kitapun disadarkan bahwa Allah dapat memakai siapa saja dalam Ia menjalankan misi penyelamatan-Nya bagi dunia ini, tanpa memandang status sosial, jabatan, kedudukan dsb, tetapi Tuhan mau memakai orang yang hidup dalam kekudusan, mau taat pada perintah-Nya dan yang takut akan Dia. Sebaliknya, Tuhan menentang orang orang yang congkak hatinya, orang yang menggunakan kekuasaan dengan semena-mena, orang kaya yang arogan dan memperbudak orang lain juga orang-orang yang tidak takut akan Tuhan. Sebab itu dalam menghayati minggu Adven yang ke III ini kita diingatkan untuk menghidarkan diri dari sikap dan prilaku yang tidak berkenan dihadapan Tuhan. Sebaliknya marilah kita mencontohi sikap hidup Maria yang sungguh-sungguh hidup dalam kekudusan dan takut akan Tuhan. Kehidupannya difungsikan untuk memuliakan Tuhan. Ia memiliki kepekaan untuk mendengarkan suara Tuhan ( memiliki relasi secara vertikal) , juga memliki relasi yang harmonis dengan sesama ( relasi horizontal). Sikap yang demikian sepatutnya juga kita implementasikan dalam kehidupan kita dalam menyambut perayan hari Natal sekaligus menyongsong kedatangan Tuhan Yesus kembali ( parousia). Dalam setiap segi kehidupan, kiranya kita mampu untuk menyaksikan segala perbuatan-perbuatan besar yang telah Tuhan kerjakan disepanjang tahun 2019 ini, bahkan kita mampu untuk memuliakan Tuhan baik secara verbal maupun non-verbal sebagaimana yang telah di Maria dalam kehidupannya. Selamat merayakan Minggu Adven ke III dan selamat Menyambut Natal. Amin. (dodokugmim/nandarisbonde)