ALASAN PEMILIHAN TEMA
Di minggu ini, ada tiga perayaan penting. Tanggal 5 Oktober, hari Tentara Nasional Indonesia dan hari Guru Internasional dan tanggal 10 hari Kesehatan Jiwa Internasional. Keamanan, pendidikan dan kesehatan merupakan tiga dari beberapa aspek penting sebagai kebutuhan dasar manusia. Bersama dengan beberapa aspek lainnya, jaminan keamanan, pendidikan yang berkualitas dan kesehatan holistik, akan mendorong negara untuk bergerak maju. Namun masih ada persoalan yang terus terjadi saat ini, di mana ketiga hal tersebut belum atau tidak dirasakan sepenuhnya oleh masyarakat. Misalnya, aksi intoleransi beragama yang merugikan warga minoritas masih terus terjadi, masih ada kesulitan memperoleh akses pendidikan yang berkualitas dan minimnya tenaga pengajar di beberapa sekolah tertentu.
Terkait dengan persoalan di atas, Gereja ditantang untuk bekerja sama dengan pemerintah guna melaksanakan panggilannya mewujudkan damai sejahtera bagi seluruh warga. Sebab tercapainya keamanan, pendidikan dan kesehatan merupakan perwujudan dari berkat Tuhan Allah atas bangsa. Di tengah konteks inilah teks bacaan kita akan dibahas dalam terang tema: “Berbahagialah bangsa yang Allahnya ialah Tuhan.”
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Eksegese)
Judul kitab Mazmur dalam bahasa Ibrani adalah tĕhillîm (pujian). Sedangkan kata ‘mazmur’ sendiri berasal dari bahasa Yunani psalmoi. Kitab Mazmur adalah kumpulan nyanyian dan doa yang digunakan oleh umat Israel dalam kehidupan dan dalam ritual ibadah. Ke-150 kitab Mazmur berasal dari waktu dan penulis yang berbeda. Mazmur-mazmur dalam kitab ini dikelompokkan dalam beberapa jenis: mazmur pujian, ucapan syukur, mazmur yang memuji Yahwe sebagai Raja, mazmur kerajaan, mazmur Ratapan, Nyanyian Ziarah, mazmur sejarah, mazmur Taurat, Nyanyian Sion, mazmur Hikmat dan lain sebagainya.
Mazmur 144:1-15, diperkenalkan sebagai “dari Daud” meskipun demikian tidak secara langsung merujuk raja Daud sebagai penulisnya, sebab pernyataan “dari Daud” bisa juga berarti “ditujukan kepada Daud” atau “termasuk kumpulan Mazmur Daud.” Mazmur 144 ini berisi pujian, permohonan dan pengakuan percaya kepada Tuhan Allah yang memberkati pemimpin dan umat.
Ayat 1–2; merupakan pujian pemazmur kepada Tuhan Allah. Bagian ini dimulai dengan pujian, “Terpujilah (Ibr. barak: dimasyurkan, diberkati) TUHAN.” Pernyataan ini biasanya diucapkan secara spontan oleh orang yang mengalami kebaikan dan pertolongan Tuhan Allah sebagai pengakuan bahwa Dia adalah sumber dari kesuksesan, kemakmuran dan kesuburan. Pemazmur memuji Tuhan Allah karena telah mengajarkannya. Kata Ibrani Lamad: artinya: mengajar, mendidik, melatih, dan mengasuh. Kata kerja ini menegaskan makna bahwa Tuhan Allah mengajar secara terus-menerus. Kata tangan, Ibrani: yad, tidak hanya berarti tangan, tetapi juga kekuatan, kuasa. Jadi, Tuhan Allah telah mengajar dan melatih dia cara berperang atau cara menggunakan kekuatan dan kuasanya secara terus-menerus sehingga ia dapat menundukkan bangsa-bangsa di bawah kuasanya.
Pemazmur mengakui bahwa Tuhan Allah adalah gunung batu, tempat perlindungannya, kubu pertahanan, kota benteng, penyelamat dan perisai. Saat meraih kemenangan, tidak membuat pemazmur tinggi hati. Satu hal terpenting yang diakuinya adalah bahwa Tuhan Allah yang menundukkan bangsa-bangsa di bawah kuasaku (ayat 2). Ia mengakui dengan tegas bahwa kekuatannya dan kemenangannya dari Tuhan Allah.
Ayat 3-4; pujian atas kuasa Tuhan Allah yang menunjukkan kerendahan hati pemazmur sebagai manusia. Pertolongan Tuhan Allah menyadarkannya bahwa dia sebenarnya tidak berarti sama sekali. Kemenangannya adalah pekerjaan Tuhan Allah. Ungkapan yang mengandung pertanyaan di ayat 3, “…apakah manusia itu, sehingga Engkau memperhatikannya dan anak manusia, sehingga Engkau memperhitungkannya?” menunjukkan bahwa pujian di ayat 1-2 dan permohonan dan pengakuan imannya di ayat 5-15, dinaikkannya yang dijiwai oleh sikap kerendahan hati yang sungguh-sungguh.
Ayat 5-11; berisi permohonan pemazmur agar Tuhan Allah bertindak. Permohonan ini bersifat pribadi dan dinyatakan dalam iman kepada Tuhan Allah yang berkuasa. Kemahakuasaan-Nya diakui dalam pernyataan tentang Dia yang ada di langit (ayat 5), di tempat tinggi (ayat 7) dan Dia yang memberikan kemenangan kepada raja-raja (ayat 10). Ada tiga permohonan pemazmur. Permohonan pertama, ayat 5-6: pemazmur meminta Tuhan Allah datang dan menyatakan diri-Nya secara agung dengan menekukkan (membuka) langit dan turun, melontarkan kilat, melepaskan anak panah, sehingga musuh-musuh dicerai beraikan. Di balik ungkapan ini terkandung kepercayaan bahwa kedatangan Tuhan Allah menimbulkan kegoncangan alam yang dahsyat. Asap, api dan goncangan gunung adalah tandanya. Permohonan kedua, ayat 7a: pemazmur memohon Tuhan Allah membebaskan dan melepaskannya dari banjir. Kata Ibrani banjir, rab mayim: air yang besar/air bah/air dahsyat adalah lambang dari kuasa kejahatan/kegelapan dan bahaya maut. Ayat 11a, pemazmur memohon pembebasan dari pedang bencana. Ia memohon kelepasan dari semua ancaman: kuasa jahat dan ancaman bencana. Permohonan ketiga, ayat 7b-8 dan 11b: pemazmur memohon dilepaskan dari tangan orang-orang asing yang mulutnya mengucapkan tipu dan yang tangan kanannya adalah tangan kanan dusta.
Permohonan ini dilanjutkan dengan pernyataan pemazmur bahwa ia hendak menyanyikan nyanyian baru dan bermazmur kepada Tuhan Allah (ayat 9). Pemazmur percaya doa-doanya akan didengarkan. Pengharapan dan pujiannya ialah karena keyakinan bahwa Tuhan Allah adalah pemberi kemenangan kepada raja-raja dan Daud (ayat 10), Kata kemenangan menggunakan kata Ibrani tesu‘ah, yang artinya justru lebih dari sekadar kemenangan, yaitu rescue (menolong, menyelamatkan), deliverance (pembebasan, pelepasan, penyelamatan), salvation (keselamatan). Jadi, ayat ini merujuk pada keselamatan raja, pemimpin bangsa, dengan demikian sekaligus seluruh umat. Karena keyakinannya ini, pemazmur memohonkan kelepasan dari musuhnya.
Ayat 12-14: merupakan permohonan pemazmur bagi seluruh umat. Permohonan agar Tuhan Allah bertindak melepaskan dan menyelamatkan yang didasarkan pada keyakinan bahwa Tuhan Allah yang berkuasa. Karena itu ia memohonkan agar kiranya: umat berkembang karena ada anak-anak lelaki tumbuh menjadi orang berkuasa, kaya dan berpengaruh serta anak-anak perempuan yang menjadi penopang seperti tiang penjuru bagi kehidupan keluarga dan seluruh bangsa (ayat 12); kesejahteraan atau kemakmuran ekonomi (ayat 13); umat tidak lagi takut pada penyakit dan menikmati keamanan dan perdamaian (ayat 14).
Ayat 15: merupakan pernyataan iman: Berbahagialah bangsa yang demikian keadaannya! Berbahagialan bangsa yang Allahnya ialah TUHAN! Pemazmur mengakui bahwa sumber berkat itu asalnya dari Tuhan Allah. Kata berbahagialah merupakan terjemahan dari kata Ibrani ’asyre yang juga bisa berarti beruntung, diberkati. Sehingga berbahagia bukan hanya soal luapan emosi bergembira atau tertawa riang, melainkan kehidupan yang beruntung, diberkati dan berbahagia. Jadi, bangsa, akan beruntung, diberkati dan berbahagia, jika menjadikan Tuhan Allah sebagai satu-satunya Tuhan, bukan ilah yang lain. Sebab Dia-lah satu-satunya Tuhan Allah yang selalu bertindak membebaskan dan menyelamatkan umat-Nya.
MAKNA DAN IMPLIKASI FIRMAN
- Pemazmur mengakui bahwa kuasa dan kasih Tuhan Allah dinyatakan dalam dirinya, keluarga dan bangsanya.
- Tuhan Allah bekerja dalam kehidupan bangsa dan negara.
- Bangsa yang bersama-sama dengan pemimpinnya, takut akan Tuhan Allah akan diselamatkan dan diberkati.
- Tuntunan Tuhan Allah atas pemimpin dan bangsa dinyatakan dalam bentuk: memperlengkapi para pemimpin agar mereka mampu menggunakan kuasanya mendatangkan berkat bagi umat yang dipimpinnya; memberi kemenangan/keselamatan bagi pemimpin dan seluruh umat; memberkati keturunan (anak-anak); mengaruniakan kelimpahan sehingga umat menikmati kesejahteraan dan kemakmuran ekonomi; kedamaian dan keamanan.
- Secagai orang percaya kita harus selalu mengandalkan Tuhan Allah, mengakui kekuatan dan kuasa-Nya serta selalu sujud menyembah, bermohon hikmat-Nya dalam seluruh aspek kehidupan kita.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang saudara pahami tentang ungkapan “Berbahagialah bangsa yang Allahnya ialah Tuhan.” menurut Mazmur 144:1–15?
- Mengapa pemazmur menyatakan demikian?
- Bagaimana kita seharusnya hidup sebagai umat/bangsa yang telah diselamatkan dan diberkati Tuhan Allah?
NAS PEMBIMBING: 1 Petrus 2:9
POKOK-POKOK DOA:
- Pemerintah dapat melaksanakan pemerintahan dengan adil, bersih dan berwibawa serta takut akan Tuhan.
- Generasi muda bangsa dan gereja dapat memiliki akses pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau serta memiliki akses untuk mendapatkan lapangan pekerjaan serta kemudahan dalam berkreasi.
- Usaha pekabaran Injil dan berbagai kegiatan pembinaan yang dilaksanakan GMIM.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: HARI MINGGU BENTUK I
NYANYIAN IBADAH YANG DIUSULKAN
Panggilan Beribadah: NNBT 1. “Pujilah Dia, Pujilah Dia”
Nas Pembimbing: NKB 72. “Nama Yesus Berkumandang”
Pengakuan Dosa: KJ 401:1-12 “Makin dekat Tuhan”
Pemberitaan Anugerah Allah: PKJ 242:1-2 “Seindah Siang Disinari Terang”
Sesudah Hukum Tuhan: KJ 293 “Puji Yesus, Pujilah Juru Selamat”
Sesudah Pembacaan Alkitab: NKB 119 “Nyanyikan Lagi Bagiku”
Persembahan: KJ 349 “Bila Topan Kras Melanda Hidupmu”
Nyanyian Penutup: NNBT 37:1-3. “Tuhan Yesus Adalah Penabur”
ATRIBUT: Warna Dasar Hijau dengan simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang.





















