Tema: Diperlangkapi Untuk Memperkokoh Gereja dan Bangsa
Tema Mingguan: pembentukan Integritas Kehambaan”
Bacaan Alkitab : Yunus 1:1-17
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Integritas berarti keadaan yang utuh dan lengkap dan tidak terpecah-pecah antara perkataan dan perbuatan, serta pikiran, perasaan dan tindakan. Integritas berkaitan dengan karakter, namun bukan karakter yang rapuh, tapi tangguh, kokoh dan tidak berubah-ubah. Pemimpin atau pelayan yang berintegritas bukan saja dibutuhkan tapi perlu disiapkan. Tidak sedikit lembaga atau institusi yang memiliki sejarah yang baik, namun ketika dipimpin oleh orang yang tidak berintegritas bukan cuma stagnan tapi mengalami kemunduran, bahkan ada yang hancur. Lembaga gerejawi juga sangat perlu untuk mengantisipasiagar senantiasa melahirkan para pelayan yang berintegritas. Apalagi insitusi keagamaan adalah lembaga yang senantiasa menjadi contoh dan teladan melahirkan orang-orang yang demikian. Karena itu berbagai cara dilaksanakan melalui pelatihan-pelatihan dan pembinaan untuk membentuk pemimpin atau pelayan yang berintegritas.
Hubungan antara integritas dengan sikap kehambaan mempunyai korelasi yang erat sekali. Hamba yang setia nampak pada integritasnya. Seorang hamba yang dipanggil, dibentuk, dimurnikan dan dipulihkan Tuhan selalu melalui proses pembentukkan yang unik dan panjang. Minggu ini akan didalami bagaimana cara Tuhan membentuk hanmbanya dalam kitab Yunus 1:1-17 dengan tema: “Pembentukan Integritas Kehambaan”.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Yunus (Ibrani: “Jona” = burung merpati), dikenal sebagai putera Amitai (Yunus 1:1), melaksanakan tugas kenabiannya pada tahun793-753 masa raja Yorebeam di Israel sebagaimana disebutkan dalam 2 Raja-raja 14:25. Ia berasal dari Gat Hefer, tiga sampai lima kilometer sebelah utara Nasaret di Galilea. Sedangkan kitab Yunus yang mengisahkannya disusun pada masa yang jauh kemudian nada dan penekanannyamenunjuk pada masa sesudah pembuangan.
Yunus dipanggil Tuhan untuk menyampaikan serua pertobatan kepada Niniwe. tetapi Yunus “melarikan” (Ibrani “barach” = melepaskan diri, enyah dari hadapan Tuhan. Mengapa? (1) Niniwe pada waktu itu sebagai kota yang besar, terkenal kejahatannya sehingga banyak orang yang takut datang berkunjung. Bahkan banyak orang Israel menderita karena kejahatan penduduk kota itu. (2) pemahaman di kalangan umum israel bahwa keselamatan atau kasih karunis Allah hanya diperuntukan bagi orang Israel saja, tidak ada pintu pertobatan yang bukan Israel. (3) Tempat yang jauh dengan prosess perjalanan yang berganti-ganti menjadi pelarian yang ideal dari hadapan Tuhan. tarsis berlawanan arah dengan Niniwe, sebuah lokasi yang berada di Laut Tengah, suatu kota kuno yang mesti dikunjungi dengan pelayaran yang lama. Perjalanannya harus melalui Yafo, suatu kota pelabuhan yang sekarang bagian selatan dari kota Tel Aviv.
Yunus 1:1-17 menyampaikan empat pembentukan Tuhan kepada Yunus dengan: Pertama: Tuhan menurunkan angin ribut (ayat 4). Di Laut Tengah para pelaut melakukan pelayaran biasanya pada musim gugur pelayaran berjalan aman karena pada musim itu tidak ada badai dan angin ribut. Yunus juga berpikir bahwa ini pelarian yang tepat dan aman. Namun, Tuhan mengendalikan cuaca dan arah angin sehingga mendatangkan dan mencurahkan angin ribut yang lebih dahsyat dari pada biasanya. Karena tidak diduga, maka keadaan ini mendatangkan ketakutan yang luar biasa di atas kapal. Ketakutan besar membuat semua penumpang berseru, berdoa dan memanggil nama Tuhan. Kedua: Yunus kena undi. Tindakan ini biasanya diambil saat keadaan yang penting dan sangat genting. Cara mengundi dilakukan sebagai wujud campur tangan ilahi dalam memilih dan menentukan seseorang. Siapa yang kena undi diyakini dengan teguh, dialah yang ditujukan dan dipilih Tuhan. Demikianlah Tuhan memakai sarana ini untuk menemukan kembali hamba yang melarikan diri dari hadapanNya. Yunus menyadarinya ketika ia berkata dalam ayat 9 ” Aku seorang Ibrani; aku takut akan Tuhan, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan.” Ini pernyataan dan pengakuan nabi Yuus bahwa dia tidak dapat melarikan diri dari hadapan Tuhan, sebab Allah yang empunya langit. Ketiga: Yunus dicampakan ke dalam laut (ayat 12 dan 15). Yunus diangkat dan dicampakan dari keadaan aman di kapal paling bawah, dan tidur dengan pulas, berganti dengan keadaan dicampakkan (Ibrani “tuwl” = dilemparkan, dibuang, dibanting dan diturunkan). Yunus bersedia menjalani itu sebagai cara Tuhan menyadarkannya, walaupun keadaan yang diterimanya sangat menyakitkan. Tak ada perlawanan, justru ia menjalaninya dengan rela dan takluk pada kuasa dan kebesaran Allah. Keempat: Yunus ditelan seekor ikan besar dan tinggal 3 hari didalamnya (ayat 17). Ini bukan peristiwa kebetulan, tapi sebagaimana dikatakan penulis kitab ini bahwa atas “penentuan” (Ibrani “manah” = penetapan, perhitungan, titah dan penugasan) Tuhan mendatangkan seekor ikan besar yang menelan Yunus. Kedaulatan Tuha atas langit dan bumi, serta seisi lautan maka Ia memerintahkan ikan-ikan besar untuk taat pada-Nya. Bahkan Allah sendiri yang memilih ikan besar dengan sejenisnya yang cocok sehingga Yunus dapat tinggal 3 hari di dalam perutnya. Laut Tengah adalah lautan yang hampir menyerupai samudera-samudera luas yang terhubung dengan semua lautan di bumi, sehingga Allah dapat memerintahkan ikan besar dari ujung lautan manapun untuk datang memenuhi panggilan Tuhan. Semua ini dilakukan-Nya untuk membentuk Yunus hamba-Nya agar kembali berada di hadapan panggilan pembentukan integritas kehambaan.
MAKNA DAN IMPLIKASI FIRMAN
– Allah membentuk integritas hamba-Nya dengan cara yang unik. Artinya tidak selalu sama satu dengan yang lain. Karena kuasa dan kedaulatan-Nya maka Ia sebagai Pencipta langit dan bumi serta isinya memakai unsur-unsur yang berada didalamnya untuk membentuk dan memproses hamba-Nya sebagaimana kehendak-Nya.
– Allah memakai angin ribut untuk menemukan kembali Yunus yang melarikan diri dari hadapan-Nya. Angin ribut mendatangkan rasa takut kepada semua penumpangnya sehingga mereka berseru-seru memanaggil nama Tuhan, seperti ini juga keadaan yang dialami murid-murid Yesus ketika mereka diajak Tuhan Yesusu ke tengah danau. Saat badaimengamuk mereka berseru dan memanggil nama Tuhan (Matius 8:23-26) Tuhan memakai angin ribut untuk membentuk iman hamba-Nya.
– Allah memakai undi untuk memilih kembali hamba-Nya. Yunus yang melarikan diri ditemukan kembali oleh Tuhan melalui undi. Yunus tidak dapat lagi melarikan diri, bahkan ia mengakui di hadapan banyak orang bahwa penyebab dari semuanya adalah karena dirinya yang melarikan diri, bahkan ia mengakui di hadapan banyak orang bahwa penyebab dari semuanya adalah karena dirinya yang melarikan diri. Undi dipakai juga oleh jemaat mula-mula untuk memilih Yusuf dan Matias. Untuk menetapkan salah satu di antaranya maka Matias terpilih melalui undi, dan dapat saja dikemudikan dari terjadi pemilihan pelayan khusus di undi.
– Bahkan Allah memakai ikan besar untuk membawa kembali Yunus ke tempat perutusannya. Tidak ada yang tidak mungkin bila Allah hendak membentuk dan menuntun hamba-Nya pada panggilan tugasnya. Ia adalah Pencipta dan pemilik langit dan bumi dan segala isinya, maka semua bintang kecil maupun besar, di darat di angkasa maupun di lautan taat pada perintah-Nya. Seperti doa an pujian Daud pada Mazmur 139:9 “Jika aku terbang dengansayap fajar dan membuat kediaman-Mu di ujung laut”, di sana pun Tuhan berada dan berkuasa.
pembentukan integritas kehambaan sangat penting dimiliki oleh seorang hamba Tuhan atau pelayan khusus bahkan semua orang percaya harus punya integritas yang tinggi supaya menjadi teladan bagi banyak orang.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI
- Apa pembentukan integritas kehambaan menurut Yunus 1;1-17
- Bagaimanakan bentuk-bentuk pelarian dari panggilan Tuhan yang sering terjadi dalam kehidupan berjemaat.
- Bagaimanakah proses pembentukan integritas kehambaan pada masa kini?
NAS PEMBIMBING: ROMA 8:28
POKOK-POKOK DOA:
– Tuhan bentuklah hamba-hamba-Mu di GMIM agar memiliki integritas kehambaan
– Tuhan hentarlah jemaat agar dapat memilih pelayan-pelayan Tuhan yang memiliki integritas kehambaan
– Tuhan tolanglah agar terbentuk sikap kehambaan yang berintegritas dari kehidupan keluarga GMIM
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK 1
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Panggilan Beribadah: KJ. No. 4 Hai mari sembah
Nas pembimbing: S’mua Baik
Pengakuan Dosa: KJ. No. 25 Ya Allahku di cahya-Mu
Pemberitaan Anugerah Allah: tertindih Dengan Beban Berat
Pengakuan Iman: KJ.No. 38 T’lah Kutemukan Dasar Kuat
Hukum Tuhan: NNBT No. 13 Ya Allah Bapa, Ya Yesus Tuhan
Ses. Khotbah: Bapa Sentuh Hatiku
Persembahan: KJ No. 289 Tuhan, Pencipta Semesta
Penutup: NNBT No. 24 Kuasa-Mu Tuhan S’lalu Kurasakan
ATRIBUT:
Warna dasar hijau dengan simbol salib dan perahu di atas gelombang