TEMA:“Tuhan Tempat Perteduhan Turun Temurun”
BACAAN ALKITAB: Mazmur 90:1-17
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus. Salam sejahtera bagi kita sekalian.
Hari ini kita berada di hari pertama tahun 2020. Kita semua pasti yakin bahwa kalau kita berada di awal tahun ini, semua bukan karena gagah dan kuat kita. Semua ini boleh kita nikmati karena kemurahan Tuhan atas kita. Amin? Walaupun demikian masih banyak orang bertanya-tanya, termasuk pasti ada di antara kita di sini, kira-kira apa yang akan terjadi ditahun baru ini? Atau kira-kira penyertaan dan berkat-berkat Tuhan di tahun yang lalu, akankah dapat kita nikmati di tahun baru ini? Pengalaman kita yang menunjukkan, biasanya ada yang berani dan ada yang takut menghadapi peralihan tahun seperti ini, apalagi menghadapi hari esok yang penuh misteri. Untuk menjawab semua pertanyaan ini, mari kita belajar dari bagian Alkitab yang kita baca ini.
Pesan awal dari bagian Alkitab ini adalah bahwa, janganlah kita ragu dan takut menghadapi hari esok karena Tuhan memberi perteduhan atau perlindungan. Inilah yang diakui Musa untuk menghadapi hari esok sekalipun ia sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi hari esok. Musa mengakui bahwa perteduhan atau perlindungan Tuhan itu tidak hanya menjadi bagian dirinya sendiri untuk menghadapi hari esok. Perteduhan itu, juga akan menjadi bagian dari anak-anak dari anak-anaknya turun temurun. Artinya Tuhan itu kekal adanya dan pekerjaan-Nya menunjuk kekekalan-Nya. Musa mengakui walaupun keturunannya datang dan pergi dalam dunia ini, tapi kasih setia Tuhan tidak pernah berkesudahan. Hal ini tanpa ragu dikatakan oleh Musa karena ia mengamini bahwa Tuhan yang diam ini adalah Allah yang pra eksistensi dari dunia ini. Sebelum gunung-gunung dilahirkan dan dunia diperanakkan Tuhan sudah ada, bahkan eksistensinya untuk selama-lamanya. Pengakuan seperti Musa inilah yang perlu kita lakukan. Dunia yang kita diami ini dengan segala keberadaannya yang terus berubah, baik kearah positif maupun negatif, jangan membuat kita gentar untuk menghadapinya karena kita yakin perteduhan Tuhan terus menjadi bagian kita.
Pengalaman hidup bersama Tuhan membuat Musa semakin mengenal dirinya sebagai manusia dan siapa Tuhan. Itu berarti kasih setia Tuhan dalam bentuk perteduhan dalam perjalanan hidupnya selalu diperhatikan, dihitung dan dihayati sehingga ia mampu merumuskan siapa dirinya dan siapa Tuhan yang diamininya itu. Ia mengakui bahwa manusia itu bagaikan debu dan Tuhan berkuasa atas hidup dan matinya. Waktu Tuhan berbeda dengan waktu manusia yang cepat berlalu, seperti mimpi dan seperti rumput yang bersifat sementara. Manusia bisa hilang lenyap karena amarah Tuhan. Segala kesalahan dan dosa manusiapun tak dapat disembunyikan dan masa hidup manusia tujuh puluh tahun dan jika kuat delapan puluh tahun dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan. Tidak ada manusia yang dapat mengenal kekuatan murka Tuhan.
Mengapa Musa dapat semakin mengenal dirinya sebagai manusia dan dapat mengenal Tuhan yang dia imani itu? jawabannya semakin jelas bahwa ia sendiri selalu meminta supaya Tuhan mengaruniakan kepadanya kemampuan untuk menghitung hari-hari hidupnya. Ia berkata: ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Menghitung berarti selalu dengan sadar mencari tahu berapa banyak waktu dan kejadian, sukses gagal, sehat sakit, hujan panas, teristimewa perkara-perkara kasih setia, penyertaan dan berkat berkat Tuhan yang dianugerahkan-Nya. Semua itu membuat hati menimbang-nimbang mana baik dan jahat, mana benar dan salah, mana suci dan najis serta mana kudus dan mana dosa. Teristimewa mana kehendak Tuhan dan mana yang tidak dikehendaki-Nya ini yang disebut dengan hati yang bijaksana.
Menyadari kemahakuasaan Tuhan dan kelemahan manusia, membuat Musa selain meminta hati yang bijaksana, iapun meminta supaya Tuhan selalu hadir dan menyangi mereka. Kiranya Tuhan mengenyangkan supaya ada sukacita dan sorak-sorak serta bersukacita dalam hari-hari kehidupan; kiranya mereka dan anak-anak mereka dapat melihat perbuatan-perbuatan Tuhan dan kiranya Tuhan dapat meneguhkan apa yang mereka kerjakanya kini perbuatan-perbuatan tangan mereka.
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan.
Belajar dari bagian Alkitab ini, maka sebagai orang percaya janganlah kita ragu, takut dan bimbang apalagi putus asa untuk menghadapi tahun baru ini. Kita yakin Tuhan yang kita imani yakni Tuhan yang kekal, akan terus memberikan perteduhan atas kita dan anak-anak kita turun temurun. Apapun realita, masalah dan tantangan, baik di bidang sosial-ekonomi, politik, budaya dan lain sebagainya, jangan ragu untuk terus melangkah. Masa depan adalah milik Tuhan.
Keyakinan akan kehadiran dan perteduhan Tuhan tidak boleh membuat kita berdiam diri, berpangku tangan, bermalas malasan, statis apalagi berfoya-foya dan masa bodoh. Kita harus bergerak. Mulai dari diri sendiri, mintalah hati yang bijaksana dari Tuhan supaya kita dapat menghitung hari-hari hidup kita. Supaya kita tidak kehilangan arah apalagi menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi dengan hati yang bijaksana kita dapat berkarya. Bertindak bijaksana, bekerja keras, bekerja cerdas, bekerja tuntas dan bekerja jujur.
Selajutnya dalam pengharapan kita untuk berjuang ditahun baru ini dalam perteduhan Tuhan, janganlah mengandalkan diri sendiri dan segala yang ada pada kita, baik kepandaian, kekayaan, jabatan, pengalaman dan banyaknya relasi yang kita miliki, tapi andalkan Tuhan. Mintalah Tuhan menyatakan perbuatan-perbuatan ajaib-Nya untuk menuntun hidup kita dan anak-anak kita turun temurun dan mintalah Tuhan agar Ia mengijinkan kita mengambil bagian dalam setiap pekerjaan-Nya melalui perbuatan-perbuatan tangan kita sesuai dengan talenta-talenta yang Ia anugerahkan kepada kita, baik di tengah keluarga, jemaat, masyarakat, bangsa dan negara. Kiranya semua perbuatan tangan kita dapat terarah untuk memuliakan nama-Nya. Selamat menikmati perteduhan Tuhan di tahun yang baru ini dan selamat mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan serta selamat menikmati segala berkat-Nya.Terpujilah namaTuhan. Amin.