ALASAN PEMILIHAN TEMA
Manusia sebagai mahkluk sosial tidak dapat hidup seorang diri. Dilahirkan oleh seorang ibu dan bertumbuh dalam lingkungan keluarga dan masyarakat. Nilai dan norma lingkungan membentuk kepribadian dan perilakunya. Dunia saat ini seperti kampung besar. Sekat-sekat budaya, nilai dan norma menjadi nisbi (relatif). Zaman ini yang diwarnai oleh era disruptif (berubah-ubah) dan semangat kompetisi (persaingan) mempengaruhi moral dan etika manusia. Persaingan ibarat peperangan atau perlombaan, yang kuat dalam segala hal akan menyingkirkan yang lemah. Oleh karena itu, manusia cenderung mempertahankan hidup dengan berbagai cara. Terkadang manusia berada dalam posisi dilematis, berbuat baik dan mempertahankan kebenaran dapat tersingkir dari dari persaingan atau tidak menguntungkan. Sementara tidak berbuat baik bertentangan dengan iman.
Menghadapi budaya seperti itu maka Gereja perlu mengingatkan firman Tuhan agar, “Janganlah Kita Jemu-Jemu Berbuat Baik”.
PEMBAHASAN TEMATIS
· Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
- Sapaan `saudara-saudara’ artinya jemaat Galatia adalah persekutuan saudara seiman yang terikat oleh keyakinan kepada Yesus Kristus yang menderita, mati di kayu salib, dikuburkan, bangkit dan naik ke sorga. Tidak ada manusia yang sempurna. Karena masih hidup dalam daging dan tinggal dalam dunia yang jahat. Dan Yesus Kristus, “telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.” (Galatia 1:4) Kendati orang percaya hidup dalam iman, namun tidak kebal terhadap cobaan dan godaan yang dapat melakukan pelanggaran atau tindakan tidak sesuai dengan kehendak Allah. Rasul Paulus menasihatkan dan mengingatkan tugas orang beriman adalah saling menolong, membantu, menopang saudara seiman yang kedapatan melakukan pelanggaran atau jatuh ke dalam dosa. “Memimpin orang itu ke jalan yang benar dalam roh lemah lembut.” Kata asli Yunani “memimpin ke jalan yang benar ” katartizo” artinya, to restore, memulihkan. katartizete dalam PB juga berarti meluruskan tulang sendi, membetulkan jaring atau jala. Oleh karena itu, adalah kewajiban orang beriman dengan lemah lembut meluruskan, menginsafkan, mengajak bertobat saudara yang kedapatan melakukan pelanggaran. Agar hidup taat dan setia sebagai orang beriman. Terutama pelanggaran yang dilakukan secara sengaja dan terencana.
- Dalam roh lemah lembut (prautes) artinya bukan dengan murka dan amarah, seperti orang yang bersuka atas kejatuhan saudaranya, melainkan dengan kelemahlembutan. Banyak teguran dan nasihat tidak membawa hasil karena disampaikan dengan kasar, keras dan kemarahan. Tetapi apabila teguran dan nasihat disampaikan dengan tenang dan lembut sebagai wujud kasih sayang dan kepedulian yang tulus demi kebaikan orang-orang yang diberi nasihat, maka ada kemungkinan teguran itu berdampak seperti diharapkan. Bukan marah, murka, dendam, mendeskriditkan, menjatuhkan dan menghakimi serta bersukacita atas saudara kita jatuh ke dalam dosa. Jika telah bertobat maka kita hams menghibur, menguatkan, meneguhkan dan mengampuni mereka. Pengampunan adalah adalah tujuan Tuhan Allah menganugerahkan Yesus Kristus sebagai penebus dan penyelamat dunia. “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:14-15). Oleh karena itu janganlah saudara yang kedapatan jatuh ke dalam dosa dianggap sebagai musuh. “tetapi janganlah anggap dia sebagai musuh, tetapi tegorlah dia sebagai seorang saudara.” (2 Tes. 3:15) “Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik, ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan men utupi banyak dosa.” Yak 5:19-20).
- Seperti Yesus Kristus mengingatkan murid-murid-Nya untuk berjaga-jaga, demikian Paulus juga mengingatkan jemaat Galatia untuk waspada dan menjaga diri. Sebab ketika orang beriman lengah, godaan dan pencobaan datang dapat menggoyahkan iman dan jatuh ke dalam dosa. Kuasa kegelapan akan selalu mencobai, “menguji” (dokimazo) dan menggoda (peirazo). Rasul Paulus mengatakan, “Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!” (1Kor 10:12). Manakala saudara seiman melakukan pelanggaran atau jatuh ke dalam dosa maka kita yang rohani harus menasihati dan menegor dengan lemah-lembut, penuh kasih sayang dengan tujuan supaya ia bertobat. Karena dapat saja kita yang rohani sekali waktu melakukan pelanggaran.
- Menguji diri sendiri bukanlah membandingkan diri dengan orang lain. Tetapi bercermin dari firman Tuhan. “Ujilah dirimu sendiri, apakah kamu tetap tegak di dalam iman. Selidikilah dirimu! Apakah kamu tidak yakin akan dirimu, bahwa Kristus Yesus ada di dalam diri kamu? Sebab jika tidak demikian, kamu tidak tahan uji.” (2 Kor.13:5) Jika kita bercermin diri dari orang lain kita dapat jatuh pada kesombongan rohani dan melecehkan saudara seiman. Di hadapan manusia orang beriman dapat menutupi dengan rapi pelanggaran dan dosa. Tetapi tidak ada yang tersembunyi di hadapan Tuhan Allah. Orang beriman dapat saja bagian luarnya menampilkan kehidupan rohani, tetapi bagian dalam hidupnya dan di tempat yang tersembunyi menabur atau hidup menurut keinginan dagingnya. Rasul Paulus katakan, kehidupan seperti itu mempermainkan Allah. Dan apa yang ditaburnya akan dituainya.
- “Dan baiklah dia, yang menerima pengajaran dalam Firman, membagi segala sesuatu yang ada padanya dengan orang yang memberikan pengajaran itu.” Pengajar firman dalam konteks ini adalah orang memberi din sepenuhnya untuk memberitakan Inji Yesus Kristus. Apa yang hams ia beritakan adalah firman (2Tim. 4:2). Apa yang ia nyatakan adalah maksud Allah. “Sebab aku tidak lalai memberitakan seluruh maksud Allah kepadamu.(Kis. 20:27). Firman Allah satu-satunya patokan hidup beriman. Karena itu hamba Tuhan hams membuka dan mempelajari Alkitab yang berisi firman Tuhan Allah dan diaplikasikan untuk membangun iman saudara yang dilayani. Hamba Tuhan hanya boleh didengar sejauh berbicara sesuai dengan firman Tuhan Allah. “bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.(1Tim. 4:13). Hamba Tuhan tidak boleh memusingkan diri dengan soal-soal penghidupan. “Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.”(2Tim. 2:3-4). Karena itu pantas dan wajar jika hamba Tuhan yang telah menaburkan benih rohani bagi orang lain, menuai hasil duniawi dari orang yang dilayani. Sebab. Tiaak tahukah kamu, bahwa mereka yang melayani dalam tempat kudus mendapat penghidupannya dari tempat kudus itu dan bahwa mereka yang melayani mezbah, mendapat bahagian mereka dari mezbah itu? Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.”(1Kor.9:13-14).
- Janganlah kita jemu-jemu (mh« ejgkakwumen, me enkakomen). Kata Yunani untuk “jemu-jemu” berasal dari bentuk kata enkakeo (ejgkake/w). Kata itu juga dapat diterjemahkan sebagai “menjadi lemah” (NRSV) atau “menjadi lelah” (NLT). Idenya adalah “kehilangan motivasi dalam melanjutkan pola perilaku yang diinginkan,” “kehilangan antusiasme,” “berkecil hati.” Ungkapan berbuat baik dalam konteks ini, fokusnya tentang hidup oleh Roh yaitu; memulihkan saudara yang bersalah (6:1), menanggung beban orang lain (6:2), menanggung beban sendiri (6:5), dan secara finansial mendukung mereka yang mengajarkan Firman (6:6). Berbuat baik (kalon poiountes) bukan supaya diselamatkan. Orang percaya diselamatkan hanya oleh anugerah (sola gratia) yang dibaharui hidupnya oleh Roh Kudus akan menghasilkan buah kebaikan. Tantangan yang dihadapi orang beriman adalah jemu (bosan, tidak suka lagi) atau jenuh (jemu, bosan, puas sekali, kenyang) baik melakukan kebaikan maupun perkerjaan rutin, makanan dan lain sebagainya. Faktor penyebab utama adalah kelelahan, kehilangan selera, motivasi, antuisiasme dan selalu menginginkan sensasi yang baru. Jangan jemu berbuat baik adalah ajakan untuk berpuas diri, bersyukur dan menikmati apa yang ada. Sambil waspada dan berjaga-jaga agar jangan jatuh ketika menghadapi cobaan dan godaan untuk menyenangkan daging dengan cara yang tidak sesuai dengan kehendak Yesus Kristus. Orang beriman yang tidak jemu-jemu berbuat baik akan senantiasa setia, taat, tidak menjadi lemah dan lelah melakukan kebaikan. Menjadi lemah atau menyerah (ekluomai) dalam perjuangan iman secara hurufiah berarti berhenti bekerja karena kelelahan dan kejenuhan. Rasul Paulus mengatakan orang yang terus bekerja akan mendapatkan upah. Demikian juga dalam perjuangan iman. “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Kor.15:58).
- Megah artinya menganggumkan, kuat, mulia, masyhur. Bermegah dapat berarti positif dan negatif. Berarti positip adalah bermegah dalam salib Tuhan Yesus Kristus, mati dan bangkit mengalahkan maut bagi keselamatan manusia. Berarti negatif jika suka menonjolkan diri secara lahiriah dengan mengandalkan kekuatan mencari kemasyhuran diri. Orang beriman adalah ciptaan baru, “Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas,hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.” (1 Petrus 1: 22 23).
Makna dan Implikasi Firman
1. Persekutuan orang beriman (koinonia) didasarkan atas ikatan persaudaraan oleh darah Yesus Kristus yang telah ditumpahkan bagi keselamatan kita. Persaudaraan (fraternity) sebagaimana kehidupan dalam keluarga, orang tua dan kakak yang kuat akan melindungi adik yang lemah. Adik yang lemah dan polos merupakan sumber sukacita yang butuh tuntunan dan pertolongan dengan kasih sayang. Adik akan selalu dengar-dengaran kepada orang tua dan kakaknya. Sebagai saudara seiman maka perasaan solidaritas, belas kasihan dan empati hams senantiasa dipupuk dan dikembangkan agar yang kuat melindungi, menuntun, menolong dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Sementara yang lemah patut mendegar dan menerima teguran dan nasihat serta rela mengubah cara hidup dan perilaku yang tidak baik, baik bagi dirinya sendiri, maupun kepada sesama saudara seiman, terlebih kepada Tuhan Yesus.
2. Sebagai manusia yang masih hidup dalam daging, maka godaan dan cobaan akan selalu ada dan datang. “Sadar dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis. Berjalan !celi!ing sama seperti singa yang mengaum-ngaum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8). Salah satu cara berjaga-jaga adalah selalu membaca, merenungkan. berkaca dari firman Tuhan dalam Alkitab dan menjadi pelaku firman Tuhan. menyenangkan Tuhan Yesus. Hamba Tuhan yang balk dan benar tidak boleh memusingkan diri dengan soal-soal penghidupan. “Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” (2Tim. 2:3-4). Karena itu pantas dan wajar jika hamba Tuhan yang baik dan benar menuai hasil duniawi dari orang yang dilayani. Sebab, Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.”(1 Kor.9: 14) Hamba Tuhan yang bekerja memberitakan firman Tuhan atau pengajar firman adalah orang yang memberi diri sepenuhnya memberitakan firman dan maksud Tuhan Allah. Karena itu hamba Tuhan yang baik dan benar adalah yang setiap hari membuka dan mempelajari firman Tuhan dalam Alkitab. merenugkannya dan mengaplikasikan dalam kehidupan nyata jemaat yang dilayani. Agar iman, sikap moral dan etika jemaat terpelihara dan terjaga untuk selalu berkenan dan menyenangkan Tuhan Yesus. Hamba Tuhan yang balk dan benar tidak boleh memusingkan diri dengan soal-soal penghidupan. “Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus. Seorang prajurit yang sedang berjuang tidak memusingkan dirinya dengan soal-soal penghidupannya, supaya dengan demikian ia berkenan kepada komandannya.” (2Tim. 2:3-4). Karena itu pantas dan wajar jika hamba Tuhan yang baik dan benar menuai hasil duniawi dari orang yang dilayani. Sebab, Demikian pula Tuhan telah menetapkan, bahwa mereka yang memberitakan Injil, harus hidup dari pemberitaan Injil itu.”(1 Kor.9: 14).
3. Jangan jemu-jemu berbuat balk adalah nasihat untuk tidak lelah, tidak jenuh, tidak kehilangan semangat, antusiasme, tidak berkecil hati. Ungkapan berbuat balk dalam konteks ini, fokusnya tentang hidup oleh Roh yaitu; memulihkan saudara yang bersalah (6:1), menanggung beban orang lain (6:2), menanggung beban sendiri (6:5) dan secara finansial mendukung mereka yang mengajarkan Firman (6:6). Berbuat balk (kalon poiountes) bukan supaya diselamatkan. Orang percaya diselamatkan hanya oleh anugerah (sola gratia) yang dibaharui hidupnya oleh Roh Kudus. Jadi melakukan kebaikan adalah buah orang beriman yang telah menerima kasih karuina Tuhan Allah di dalam dan melalui Yesus Kristus. Berbuat baik adalah karakter orang beriman sebagai ciptaan baru.
4. Bermegah dalam konotasi kesombongan diri dalam kadar tertentu mengaburkan dan menyangkal kemuliaan dan kemegahan Tuhan Allah pencipta dan menyelamatkan manusia dari dosa sehingga menjadi mahkluk yang dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat. (Maz. 8) Karena itu marilah kita bermegah di dalam jalan yang Yesus Kristus teladankan yaitu untuk meraih kemenangan dan mahkota kemuliaan harus taat dan setia, rela menderika, mati dan bangkit bersama-Nya melawan dosa.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI.
- Apa yang saudara pahami dengan ungkapan “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik” dalam Galatia pasal 6?
- Mengapa Rasul Paulus mengingatkan tentang Hukum Kristus yaitu Mengasihi Tuhan Allah dan Mengasihi Sesama. (Matius 22:37-39)?
- Apa dan bagaimana bentuk berbuat baik dalam konteks memulihkan saudara yang bersalah, menanggung beban orang lain, menanggung beban sendiri dan mendukung mereka yang mengajarkan Firman di jemaat saudara?
POKOK-POKOK DOA
- Warga Gereja yang saling membantu.
- Program Gereja Sebagai wujud implementasi tindakan kasih Tuhan Allah.
- Semua pekerjaan dan pelayanan dikerjakan dengan sungguh bukan untuk memegahkan diri atau menyombongkan diri dan institusi tetapi demi kemegahan, kemuliaan dan kemasyhuran nama Tuhan Allah di dunia.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN HARI MINGGU BENTUK II
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Kemuliaan Bagi: “Kasih Dori Sorga”
Ses Doa Penyembahan: NKB No.126. “Tuhan Memanggilmu”
Pengakuan Dosa: NKB No. 34 Setia-Mu Tuhanku,
Tiada Bertara Janji Anugerah Allah: NNBT No. 36. “Barangsiapa Yang Percaya Kepada Tuhan”
Ses Pembacaan Alkitab: “Selaku Orang Pengetam”
Persembahan: NKB No. 211.”Pakailah Waktu Anugrah Tuhanmu
Nyanyian Penutup: “Sehati Sekerja”
ATRIBUT:
Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang.