TEMA BULANAN :“Pengharapan Mesianis”
TEMA MINGGUAN :“Muliakan Allah sebagai Juruselamat”
BACAAN ALKITAB : Lukas 1 : 46 -56
ALASAN PEMILIHAN TEMA:
Perayaan tahun gerejawi sedang memasuki minggu adven ketiga dalam liturgi menyambut hari peringatan kelahiran Yesus Kritus tahun 2019 ini. Aktifitas sosial masyarakat, anggota-anggota jemaat sedang dalam klimaks kerja dan sibuk membagi waktu dengan semua keperluan mulai ibadah, perayaan pohon terang, urusan rumah tangga dari kue, makanan, pakaian dan dekorasi. Situasi yang amat sibuk ini, sering terjadi dalam kehidupan pribadi dan keluarga sehingga dapat saja terjadi konflik, pertengkaran yang mengakibatkan nuansa adven menjadi tidak harmonis dan damai lagi.
Tuntutan materialisme pada saat-saat perayaan minggu adven yang amat menggoda orang yang dapat saja menghalalkan semua cara untuk meraih setumpuk uang demi perayaan natal Yesus Kristus. Bahaya godaan itulah yang menghantar banyak orang tidak menjaga kekudusan hidup-nya. Memang materi itu penting tetapi bukanlah yang utama. Pokok utama dalam kehidupan ini yaitu mempersiapkan secara baik ‘penantian’ datangnya Juruselamat.
‘Muliakan Allah sebagai Juruselamat’ adalah tema kita, gereja menghayati minggu adven ke-III melalui kitab injil Lukas pasal 1:46-56 sebagai lukisan kehidupan ibu Yesus Kristus adalah Maria yang menjaga kekudusan hidupnya melahirkan Yesus Kristus, Putera Allah sang Juruselamat kita. Tema ini akan menjadi sebuah motivasi untuk membangun kehidupan berakar pada pendirian teguh menjaga kesucian dan kekudusan hidup dalam derasnya godaan di semua lini kehidupan.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Dokter Lukas memberikan beberapa keterangan teliti dan rinci untuk dikaji dan dianalisa dengan sungguh-sungguh oleh Teofilus, (1:1) sehingga ia dapat menemukan gambaran utuh dan lengkap tentang Yesus Kristus dalam perjalanan percaharian imannya tentang kebenaran dan keselamatan hidupnya. Lukas membukanya secara gamblang dan rinci tentang tokoh-tokoh di sekitar Yesus, tradisi dan budayanya serta paham-paham baru yang bersumber dari pengajaran Yesus Kristus, sehingga injil Lukas tidak hanya berita untuk satu orang melainkan banyak orang guna kepentingan semua ciptaan dalam dunia yang berkembang.
Teks pembacaan Lukas 1:46-56 dilatarbelakangi oleh kegembiraan para wanita terpilih (secara spiritual) oleh Allah dan mereka akan menjadi saksi sekaligus menjelaskan dalam kehidupan sosial masyarakat bahwa dalam kasus-kasus tertentu tuduhan pencemaran kesusilaan, moralitas kaum perempuan tidak boleh digeneralisasi. Tiga bulan Maria di rumah Elizabeth, keduanya mengandung secara ajaib, dan Maria bersaksi bagaimana ia menjadi perempuan terpilih.
Maria menceritakan kondisi subjektifnya bahwa keseharian hidupnya memiliki status yang ‘rendah’ (Ay. 48 Yun. ‘tapeinosis) yaitu Maria mengakui bahwa ia memiliki keadaan sebagai orang minoritas ganda dalam pergaulan sosial. Perempuan miskin dan status rendah dalam pergaulan sosial. Derajat kaum perempuan kebanyakan di kampung Nazaret di’rampok’ oleh budaya patriakal yaitu kedudukan kaum laki-laki mendominasi semua kedudukan sosial masyarakat dan keagamaan.
Masyarakat di sekitar lingkungan kehidupan Maria dihuni oleh orang congkak hati (ay.51 Yun. ‘huperephanos’) yaitu orang berharta tapi tidak memiliki hati yang peduli terhadap sesamanya. Orang berkuasa (ay. 52 Yun. ‘dunastes’) yaitu para pegawai tinggi atau pembesar yang bekerja pada lembaga pemerintahan tetapi tidak berpihak pada kesejah-teraan sosial melainkan mengejar keuntungan dari jabatannya untuk dirinya sendiri. Orang kaya (ayat 53 Yun. ‘Plouteo’) atau orang yang baru mengalami peningkatan ekonomi. Orang kaya baru (OKB) yang suka pamer dengan segala aksesoris kemewahan hidup dan karena itu menghina kemiskinan dan kelaparan sebagian kelompok lain. Kelompok masyarakat seperti itu telah menjadikan kesenjangan ekstrim dalam hidup masyarakat. Status mencolok dalam kehidupan umum di Nazareth telah mendorong masyarakat minoritas ganda di negeri itu untuk hidup terhina, dipinggirkan dan tidak diberi tempat dalam pergaulan sosial. Kepada siapa kaum minoritas ini memohon perlindungan? Siapa yang sudi berpihak pada mereka? Mereka memikul beban psikologi sosial yang sangat berat menjalani hidupnya setiap hari.
Dalam kondisi minoritas ganda ini, sesuatu keajaiban terjadi dalam kehidupan Maria; perempuan rendah, miskin dan tanpa status sosial. Maria mengaku bahwa dia diperhatikan oleh Tuhan yang disebutnya ‘Mahakuasa’ (ayat 49) artinya bahwa Tuhan yang ia alami adalah Tuhan yang memiliki kekuasaan yang tidak dapat didefinisikan oleh akal manusia dan karena itu perbuatan-perbuatan-Nya ajaib. Manusia dapat mengangkat dan merubah status sosial dengan kekuatannya sendiri sementara bagi Maria, status minoritas ganda itu diubah Allah sehingga makna perubahan martabat kehidupan akan terus berubah sepanjang sejarah hidup manusia. Kualitas hidup manusia akan tumbuh lebih baik, lebih adil dan sejahtera dari Allah dalam Yesus sebagai Juruselamat. Semua bentuk budaya, kebiasaan atau tradisi akan tunduk pada nilai-nilai kebaruan seperti yang Tuhan mau agar tidak terjadi diskriminasi dalam kehidupan. Inilah dasar pujian kepada Allah sebagai Juruselamat dalam pujian Maria.
Makna dan Implikasi Firman
Dalam realitas kehidupan modern ini masih ada orang-orang yang mengalami kehidupan dengan status minoritas ganda yaitu mereka yang diabaikan status sosialnya. Sungguh, mereka tersiksa dan sengsara. Perayaan adven ketiga menjadi liturgi perayaan menanti kedatangan sang Mesias. Perayaan itu mengajak semua orang beriman untuk memuliakan Allah sebagai Juruselamat yang telah memakai gereja-Nya untuk dengan berani melakukan hal-hal ajaib dalam konteks kehidupan penderitaan dan kesusahan hidup masyarakat. Kita memuji Dia karena telah memanggil dan memakai kita menjadi alat penyelamat bagi semua orang yang mengalami kehidupan minoritas ganda yaitu orang-orang yang diabaikan karena ketidakadilan sosial, kemiskinan dan kebodohan. Merekalah sasaran prioritas kasih Allah dan semua orang sukses, terpelajar dan memiliki status tinggi dalam struktur kehidupan sosial pun menjadi perhatian Allah dalam semua orientasi hidup dan pelayanan mereka.
Semangat minggu adven adalah perayaan orang beriman untuk menahan diri dari rupa-rupa kecemaran dan tindakan-tindakan yang dapat merugikan kehidupan sesama dan ligkungan alam. Memuliakan Allah sebagai Juruselamat bukan ungkapan verbal melainkan tindakan konkrit orang percaya bagi kesejahteraan, kedamaian dan harmoni dalam segala perbedaan kehidupan di gereja dan masyarakat. Allah dimuliakan dalam perbuatan bukan hanya dalam ucapan bibir belaka sehingga perayaan adven juga membawa makna menanti Allah dengan hati kudus dan suci dalam perbuatan yang bersih dan tulus. Kita bersaksi seperti ucapan nabi Samuel “Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan dan membuat dia memiliki kursi kehormatan…” (1 Samuel. 2:8) Maria, bersaksi: “sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia” (ayat 48b).
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Mengapa Maria mengunjungi Elizabeth menurut kesaksian Lukas pada perikop Lukas 1 : 46 -56?
- Bagaimana gereja secara teologis memaknai perayaan minggu adven sebagai wujud memuliakan Tuhan di tengah kondisi hidup sosial yang memprihatinkan di sekitar jemaat kita?
NAS PEMBIMBING: Mazmur 35:9
POKOK-POKOK DOA:
- Jemaat yang sedang mengalami kondisi kehidupan yang tidak menguntungkan seperti mengalami kemiskinan dan korban ketidakadilan.
- Perayaan minggu Adven dalam upaya jemaat hidup dalam penantian dan harapan akan kedatangan Juruselamat.
- Kepedulian dan ketenteraman sosial masyarakat;
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU ADVEN 3
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: : KJ No. 84 Ya Yesus Dikau Kurindukan
Ses. Nas Pembimbing: Aku Hendak Bersyukur
Ses. HukumTuhan: KJ No.145 Mari Tuturkan Kembali
Ses. Pengakuan Dosa: NNBT No.8 Banyak Orang Suka Diampuni
Ses.Berita Anugerah Allah: KJ No.40 Ajaib Benar Anugerah Persembahan : KJ No.85 Kusongsong Bagaimana
Penutup: NKB No.211 Pakailah Waktu Anug’rah Tuhanmu
ATRIBUT:
Warna dasar biru muda dengan simbol empat buah lilin berwarna ungu.