Jemaat Tuhan,
Persekutuan hidup orang Kristen terjadi berdasar atas iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat dunia. Alkitab menggambarkan kehidupan orang Kristen seperti ladang, benih, kebun dan pohon. Tuhan Allah melalui nabi Yesaya mengilustrasikan bahwa persekutuan hidup orang percaya seperti kebun anggur. Dan Tuhan Allah adalah pemilik kebun anggur itu. (Yesaya 5:4) Yesus Kristus mengatakan, “Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik.Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.” (Matius 7:17-19)
Apakah kebun anggur itu atau persekutuan hidup orang Kristen akan menghasilkan pohon dengan buah yang baik atau tidak baik, sangat ditentukan oleh pekerja yang menjaga, mengelola dan memelihara kebun itu. Sebagai bapak kita adalah kawan sekerja-Nya dalam keluarga. Bapak sebagai kepala keluarga sering disebut sebagai imam dalam keluarga. Artinya bapak bertanggung jawab mewariskan iman kepada Yesus Kristus dalam keluarganya di samping bertanggung jawab memenuhi kebutuhan jasmani. Peranan bapak dalam keluarga di bangsa Israel dalam Perjanjian Lama adalah mengajarkan berdoa, baca tulis, menghafal dan mengucapkan pengakuan iman secara verbal dan tindakan. Dan diajarkan secara berulang-ulang dalam berbagai kesempatan dan tempat dengan tidak jemu-jemu. Ulangan 6:“ 4.”Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! 5. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. 6. Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, 7. haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”
Jemaat Tuhan,
Dalam konteks persekutuan orang Kristen saat ini, tugas mewariskan iman kepada segenap anggota keluarga adalah peran bapak dan ibu. Namun, peran ini cenderung tidak lagi dominan. Tantangan mewariskan iman pada saat ini sangat besar dan mengkhawatirkan. Karena orang tua tidak lagi memiliki peran satu-satunya mewariskan nilai iman dan etika. Media sosial digital telah mendominasi pengaruh nilai hidup anak-anak maupun orang dewasa. Anak-anak lebih akrab dengan handphone ketimbang orang tua dan keluarga. Salah satu cara yang sangat efektif mewariskan iman yang dilakukan Yesus Kristus adalah keteladanan. Lalu, bagaimana menjadi teladan iman dalam keluarga?
Rasul Paulus mengatakan, “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.” (1 Korintus 3:6) Ini berarti apa yang kita katakan dan kerjakan harus berdasar dan bersumber dari nilai-nilai ilahi firman Tuhan dalam Alkitab. Bagaimana kita menghetahui apakah yang kita kerjakan menghasilkan buah yang baik atau tidak? Apakah kita sudah menjadi teladan dalam perkataan dan perbuatan? Kita dapat mengukurnya dengan berkaca dari firman Tuhan dalam Galatia 5: 22-23. Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”
Jemaat Tuhan,
Memang tidaklah mudah dapat menghasilkan buah-buah Roh seperti yang dikatakan firman di atas. Tapi harus secara terus-menerus diusahakan. Yesus Kristus sendiri menyadari bahwa selama orang percaya masih hidup dalam daging yang memiliki hawa nafsu, orang percaya mudah jatuh ke dalam dosa dan tidak menjadi teladan. Karena itu firman Tuhan menegaskan, Galatia 5: 24.Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.25.Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,26.dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.” Untuk hidup di dalam Roh, Yesus Kristus berkata, “Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan; roh memang penurut, tetapi daging lemah.” (Markus 14:38)
Tantangan, cobaan dan godaan iblis akan selalu datang mengganggu kehidupan beriman kita. “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” (1 Petrus 5:8) Yesus Kristus juga berkata agar tidak jatuh dalam pencobaan berjaga-jagalah dan berdoalah. “ 6. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” (Yoh.15:6-7)
Belajar firman dan berdoa setiap hari serta melakukan firman dalam hidup, di samping akan menjaga iman kita agar tidak goyah dan jatuh, maka hidup kita akan memancarkan kasih Yesus Kristus sebagai hasil dari buah-buah Roh. Dengan gaya dan cara hidup menneladani Yesus Kristus maka kita sebagai bapak akan menjadi teladan bagi keluarga dan lingkungan kita hidup serta beraktifitas. Amin.