TEMA BULANAN :“Pengharapan Mesianis”
TEMA MINGGUAN :“Kedatangan Mesias Untuk Melayani”
BACAAN ALKITAB: Markus 1 : 1 – 8
ALASAN PEMILIHAN TEMA:
Problematika dalam sejarah peradaban manusia dari zaman Perjanjian Lama sampai Perjanjian Baru bahkan di zaman kekinian adalah berlingkar pada persoalan-persoalan kemerosotan moral dan bergesernya nilai-nilai luhur dalam tatanan hidup bersama. Akibatnya, manusia menjadi liar, individualistik dan berpotensi menciptakan kerenggangan keluarga (komunitas) konflik serta keributan sosial (chaos).
Kondisi lingkungan sosial seperti ini memerlukan edukasi pelayanan (diakonal) dari salah satu lembaga penting dan kredibel yakni gereja. Kehadiran gereja membawa perubahan dan harapan untuk kehidupan masa depan manusia, seperti kemauan Tuhan. Suara gereja adalah suara Kristus yang sangat dinanti untuk mengubah ketakutan menjadi harapan dan dari ancaman menjadi kedamaian. Semangat peng-harapan terhadap kedatangan sang Mesias untuk mengubah keadaan seperti di atas bukanlah hal yang gampang, usaha itu membutuhkan orang, figur berkarakter kristiani yang menampilkan citra dan keteladanan Kristus. Karakter itu akan diterima sebagai panutan bagi usaha perubahan signifikan atas krisis kemanusiaan. Merusak karakter adalah juga merusak pelayanan, dan Kristus selalu konsisten dalam karakter dan pelayanan-Nya.
Minggu perayaan adven keempat dalam terang tema “Kedatangan Mesias untuk Melayani” mengantar kita untuk sebuah refleksi atas panggilan gereja-Nya melanjutkan pekerjaan pelayanan yang tidak melulu rohani tetapi juga pada area publik (sosial). Kehadiran Kristus adalah juga realitas gereja yang hadir melayani semua ciptaan tanpa pembedaan, diskriminasi. Moralitas gereja adalah karakter unik yang menjaga citra Kristus Yesus dalam seluruh ruang kehidupan dan pelayanannya. Dia kekal, tidak berubah. Dialah yang akan datang, “Yang Awal dan Yang Akhir”(Wahyu. 22:13).
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Periode penulisan Injil Markus sekitar tahun 55-65 M, peristiwa Yesus di Yerusalem tahun 30-33. Hal ini berarti data injil tertua ini dekat sekali (22 tahun) dengan peristiwa Yesus, sistem pemerintahan Romawi serta kebiasaan, tradisi serta budaya masyarakatnya. Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus membuka pemahaman baru terhadap semua karya dan tulisan perjanjian lama yang menunjuk pada titik sentral yaitu Yesus sang Mesias. Pemerintahan Romawi zaman Markus, kaisar Nero menggunakan kelompok minoritas pengikut Yesus Kristus dijadikan korban untuk strategi politik dan keabadian kekuasaan Roma. Rakyat jelata beraktifitas kerja dengan nilai-nilai adat, budaya dan agama sambil patuh kepada pemerintah Romawi untuk menjalankan kehidupan normal setiap hari. Atas fakta inilah penginjil Markus hadir membawa gagasan untuk mengubah kehidupan manusia menjadi lebih bermartabat melalui Yesus Kristus, yang datang untuk membaharui semua manusia melalui karya pelayanan-Nya.
Menurut Markus kemunculan Yohanes pembaptis, ia mengumumkan bahwa dosa sebagai penghambat besar bagi pembaharuan dan kemajuan hidup masyarakat Yudea dan Galilea. Kerugma (berita terbaik) Yohanes adalah menang-galkan dosa melalui pertobatan (metanoia) dan baptisan (baptizein) sebagai usaha manusia membangun ‘jalan baru’ bagi perjumpaan manusia dengan Tuhan (1:4). Sekitar 700 tahun, nabi Yesaya telah menegaskan tentang ‘jalan’ perjumpaan manusia dan sang Mesias, Kristus pada awal pelayanan Yohanes pembaptis (1:2). Pelayanan-Nya telah memberi semangat kerohanian baru bagi masyarakat jelata dan tertindas itu. Mereka siap dan terbuka untuk diisi oleh nilai-nilai perubahan dan pembaharuan hidup baru oleh Mesias, Kristus yang segera datang. Sambil mengaku dosa mereka dibaptis! (1:5).
Markus menonjolkan kehidupan Yohanes yang sederhana mengacu pada kelompok Esseni dengan hidup membujang dan mengasingkan diri dari dunia ramai serta mematuhi norma tradisi kepercayaan dengan konsumsi seadanya (sesuai aturan tradisi kepercayaan.(Ayat 6). Artinya ia menjaga kualitas kesucian hidup dengan menaati semua ajaran, norma, kultus agama bagi kemurnian pemberitaan agar tidak ada batu sandungan dalam kualitas pemberitaan.
Berita inti Yohanes adalah kemunculan oknum ‘Ia yang lebih berkuasa’ (Yun. Iskhuros) yaitu seorang tokoh kunci orde baru yang kualitas pelayanan-Nya disebut sebagai ‘pahlawan” kemanusiaan sejati. Dia adalah tokoh harapan atas keselamatan manusia dan semesta yang karya-Nya sungguh riil dalam pelayanan-Nya. Dengan demikian bagi Yohanes tidak ada yang akan menandingi pelayanan “kuat, berkuasa, hebatnya Yesus” di dalam dunia ini. Itu yang membuat Yohanes merasa sangat tidak layak, melayani Dia yang memiliki kuasa pelayanan yang luar biasa itu, untuk membuka tali kasut-Nya pun pelayanan Yohanes merasa tidak layak (ay. 7).
Perbandingan kualitas dikedepankan oleh Yohanes dalam pemberitaannya tentang Mesias yang akan datang yaitu membaptis dengan air dan Roh kudus. Kualitas baptisan oleh Yohanes adalah pelayanan terhadap orang yang mau menyerahkan diri untuk hidup baru sesuai nilai dan norma agama untuk hidup sebagai warga negara dengan kualitas baru. Baptisan oleh Mesias adalah baptisan Roh kudus yaitu panggilan atau undangan Mesias kepada setiap orang untuk hidup sebagai warga negara kerajaan Allah. Sehingga kualitas baptisan itu memiliki keseimbangan dan kepentingan yang sama untuk hidup benar, layak dalam sebuah masyarakat bangsa dan dalam masyarakat kerajaan Allah (ay.8).
Makna dan Implikasi Firman
Menjelang perayaan natal Yesus Kristus, umat kristen lebih fokus kepada kesibukan acara dan perayaan-perayaan atau pesta dengan menguras dana yang sangat besar. Selebrasi sangat mencolok, ini memang sengaja ditonjolkan dan sering makna rohani tentang natal menjadi samar atau kabur.
Jika mau mengikuti alur pemikiran penulis injil Markus, mempersiapkan natal Yesus Kristus sang Mesias adalah ajakan agar kita ‘mempersiapkan jalan bagi Dia’ dengan agenda utama dan pertama adalah mempersiapkan seluruh kehidupan masuk dalam perubahan tingkah laku, cara berpikir, ucapan dan pemaknaan hidup yang selaras dengan nilai-nilai kehidupan rohani. Apabila kehidupan kemanusiaan kita belum memenuhi standar kehidupan rohani dan masih kental dalam kehidupan yang “duniawi” maka diperlukan upaya segera untuk sunguh-sungguh bertobat, metanoia.
Gerakan pertobatan dibutuhkan untuk menyongsong tatanan hidup baru bagi terciptanya damai sejahtera atau shalom di dunia dimana kita beraktifitas. Jalan ini yang diserukan secara mendesak oleh Yohanes Pembaptis menyambut kedatangan Mesias. Ia disambut dengan dan oleh hidup kudus bukan kado materi. Meskipun perayaan natal dengan materi berlimpah dan walaupun di antara perayaan itu ada jemaat dalam beban ekonomi yang sulit, bagi Markus, jalan yang Allah akan lalui untuk datang ke dunia adalah jalan dimana setiap orang telah berupaya membangun kehidupannya yang kudus. Di jalan itu Dia datang melawat kita! Dengan demikian, kita menjadi penyambut, penyongsong dan bukan penonton dari Dia, Mesias yang datang seperti yang diucapkan nabi Yeremia: “Sesungguhnya, waktunya akan datang…Aku akan menumbuhkan tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri” (Yeremia. 23:5).
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa pemahaman kita di balik seruan Yesaya dilanjutkan oleh Yohanes tentang “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan”?
- Bagaimana tanggungjawab Pelayan Khusus dan Jemaat agar tetap konsisten dan memiliki komitmen yang teguh menghadapi masa raya adven dan Natal Yesus Kristus pada jalan pertobatan (Metanoia)?
NAS PEMBIMBING: Lukas 3:5-6
POKOK-POKOK DOA:
- Semua orang yang sedang menghadapi pergumulan.
- Pemulihan untuk membaharui kehidupan bagi setiap pribadi.
- Tanggungjawab untuk melayani Dia melalui kehidupan bersama, sebagai keluarga, gereja dan bangsa
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU ADVEN 4
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan: DSL. 118 Tuhan Datang Padamu
Ses Nas Pembimbing: KJ No. 85 Kusongsong Bagaimana
Ses Hukum Tuhan: NKB No 73 Kasih Tuhanku Lembut
Ses Pengakuan Dosa: NNBT No 10 Ya Tuhan Yang Kudus
Ses Pemberitaan Anugerah Allah: Hati S’bagai Hamba
Persembahan: NNBT. No. 15 “Hai Seluruh Umat Tuhan”
Nyanyian Penutup: KJ No. 81 O, Datanglah Imanuel
ATRIBUT:
Warna dasar biru muda dengan simbol empat buah lilin berwarna ungu.