Tinggal beberapa jam lagi kita akan tiba pada perayaan Natal Yesus Kristus. Suasana Natal semakin terasa karena menjelang bulan Desember mulai terlihat adanya ornamen Natal yang menghiasi tempat-tempat umum seperti di pusat-pusat perbelanjaan, perkantoran dan jalan raya. Banyak orang Kristen antusias membuat persiapan untuk merayakan hari Natal, mulai dari persiapan pernak-pernik untuk dekorasi rumah, persiapan sajian berupa kue-kue, makanan dan minuman hingga persiapan untuk penampilan diri seperti pakaian, sepatu, tas, bahkan model rambut. Sehingga untuk memenuhi berbagai persiapan ini kebutuhan orang akan uang jadi semakin meningkat. Adanya ‘THR’ bagi para pekerja tentu sangat berarti bahkan ada yang merasa tertolong karena sudah menabung sejak awal tahun. Orang berbondong-bondong pergi berbelanja dan bersedia mengeluarkan uang banyak untuk memenuhi persiapan di hari Natal. Tetapi fenomena dan pemahaman ini perlu disikapi secara teologis dan Alkitabiah. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa persiapan-persiapan seperti itu bisa menimbulkan ketegangan hingga memicu masalah dalam hidup pribadi maupun keluarga. Ketika ada persiapan yang tidak dapat dipenuhi menyebabkan orang kehilangan sukacita, damai dan kasih justru saat merayakan Natal. Hal ini bisa terjadi karena persiapan natal lebih difokuskan pada hal lahiriah bukan rohani. Terlalu sibuk menata rumah dan menata penampilan diri daripada menata hati dan kerohanian. Lebih ingin memuaskan diri sendiri daripada menyenangkan Yesus Kristus Sang Tokoh Sentral di hari Natal. Meski lampulampu Natal yang indah menyinari kita namun ternyata hati kita masih penuh kegelapan sehingga tidak ada perasaan damai dan sukacita dalam hati. Bahkan kita tidak mampu memahami inti berita Natal yakni besarnya kasih Allah kepada manusia sehingga memberikan Anak-Nya yang Tunggal Yesus Kristus melalui peristiwa Natal untuk menyelamatkan barangsiapa yang percaya kepada-Nya. Maka seharusnya Natal membawa suasana penuh kasih di antara sesama manusia yang dimulai dari dalam keluarga masing-masing, sehingga Natal yang kita rayakan tidak berlalu tanpa makna.
Melalui Injil Yohanes jelas bahwa Yesus Kristus adalah sungguh-sungguh Allah yang Sejati karena Ia sudah bersama dengan Allah sejak pada mulanya yakni saat penciptaan. Yesus Kristus adalah Firman Allah yang melaluinya Allah menciptakan segala ciptaan dari tidak ada menjadi ada. Karena itu Yesus Kristus memiliki kuasa atas seisi dunia ini. Karena tanpa Yesus Kristus tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Yohanes juga menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Manusia Sejati karena Ia lahir dalam rupa Manusia untuk memberi hidup-Nya yang kudus demi menghapuskan dosa setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Karena itu dalam bacaan kita di pasal 1 ini, Yesus disebut Firman yang menjadi Manusia. Yohanes sungguh-sungguh ingin agar melalui Injilnya banyak orang yang menjadi percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, karena hanya oleh iman kepada Yesus manusia diselamatkan. Demikian kata Yohanes di pasal 20:31 “Tetapi semua yang tercantum disini telah dicatat, supaya kamu percaya bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya”.
Firman Tuhan di malam Natal ini, mengingatkan kita kembali pentingnya menyadari makna Natal yang hanya bisa kita alami melalui hidup di dalam Yesus Kristus. Dalam bahasa Yunani ada 2 kata yang diterjemahkan sebagai ‘Hidup’ yakni ‘Bios’ yang menunjuk pada kehidupan tubuh secara fisik, dan ‘Zoe’ yang menunjuk pada kehidupan Rohani yang hanya di peroleh di dalam Allah. Adapun Hidup yang dimaksud dalam bacaan kita di saat ini menunjuk pada ‘Zoe’ yakni hidup rohani, hidup yang sejati dan kekal, sebagaimana yang dikatakan Yesus Kristus dalam Injil Yohanes 10:10b “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” Hidup yang menunjuk kepada tujuan yang Tuhan berikan kepada kita, yaitu hidup yang berkualitas. Kehidupan yang demikian adalah menjadi berguna dan berarti bagi sesama, ketika hidup di dunia ini dalam kefanaan sebagai keutuhan perjalanan panjang kekekalan bersama dengan Tuhan. Karena itu, mari kita introspeksi diri masing-masing, bercermin pada Firman Tuhan agar meskipun kita masih hidup di dalam dunia, tetapi hidup yang kita hidupi bukan hidup duniawi melainkan hidup yang semakin rohani karena kita telah hidup di dalam Yesus Kristus maka Roh Kudus menolong kita untuk hidup kudus. Sebab ada begitu banyak orang Kristen seperti kata pepatah “Hidup segan mati tak mau” ini adalah sindiran kepada orang yang tidak berbuat apa-apa karena tidak memiliki tujuan hidup. Atau hidup seperti istri Lot, kelihatan berjalan di jalan Tuhan tetapi hatinya masih terpaut dengan keinginan dosa-dosa Sodom dan Gomora.
Melalui peristiwa Natal baiklah kita semakin merasakan kehadiran Yesus Kristus mengisi hati dan kehidupan kita. Karena sebelum Yesus datang kedunia ini, hidup manusia penuh kehampaan di dalam kegelapan, ketiadaan harapan bahkan terancam binasa. Dosa menyebabkan rusaknya hubungan antara Allah dengan manusia, yang berimbas pada rusaknya hubungan manusia dengan sesamanya, maka melalui peristiwa Natal ada pengharapan bahwa di dalam iman kepada Yesus Kristus manusia didamaikan dengan Allah dan dapat berdamai dengan sesama. Jadilah pembawa damai dan sukacita bagi sesama terlebih menjadi pembawa Kabar Baik bahwa hanya Yesus Kristuslah satu-satunya jalan agar kita sampai kepada Bapa dan beroleh hidup kekal. Maka Natal adalah saat untuk bersyukur karena di dalam Yesus Kristus kita beroleh kasih karunia dan keselamatan.
Moment Natal mengingatkan kita sebagai Gereja, bahwa kehadiran Yesus Kristus di dunia memberikan Gereja kekuatan hidup dalam kasih-Nya supaya terang kasih Tuhan Allah disebarkan di mana Gereja-Nya berada. Karena Gereja adalah persekutuan orang yang dipanggil oleh Tuhan Yesus keluar dari gelap masuk kedalam terang-Nya yang kudus. Jadi moment Natal adalah saat bagi Gereja untuk membawa terang dengan menjadi berkat dalam tindakan nyata lewat persekutuan, kesaksian dan pelayanan kasih agar Yesus Kristus dimuliakan melalui GerejaNya.
Marilah kita merayakan Natal dengan menampakkan ornamen rohani dalam hidup kita berupa buah-buah Roh. Hindari hidup yang dikuasai perbuatan daging berupa gaya hidup yang ‘hedonis’. Ingatlah jika kita telah hidup di dalam Yesus Kristus maka kita akan merayakan Natal sesuai kehendak-Nya. Bahkan bukan hanya di hari Natal, melainkan sepanjang hidup ini akan menjadi moment untuk menyebarkan kasih Kristus yang menerangi setiap hati dan kehidupan di manapun kita pergi dan berada. Karena demikianlah bunyi Firman Tuhan “Dalam Yesus ada hidup dan hidup itu adalah terang manusia” Selamat Menyambut dan Merayakan Hari Natal, Terpujilah Kristus. Amin.