ALASAN PEMILIHAN TEMA
Euforia natal terjadi di seluruh belahan dunia. Tema-tema natal yang variatif dari asesoris natal menghiasi rumah, gereja, jalan dan bangunan. Ibadah perayaan natal dari sederhana hingga terkesan eksklusif. Aspek fashion, kuliner, dekorasi rumah seakan telah menjadi tradisi setiap merayakan natal, ini telah menjadi kultur kekristenan. Kita bersyukur memiliki kesempatan merayakan natal dengan cara masing-masing tetapi kita diingatkan bahwa ada saudara-saudara yang mengalami bencana dan berbagai kesusahan hidup. Mungkin kita berpikir bahwa itu adalah realitas mereka tetapi bukankah natal sesungguhnya adalah solidaritas Allah bagi manusia?
Natal kini dirayakan pada era revolusi industry 4.0 menuju 5.0. Era ini dikenal dengan era disruptive innovation. Ciri khas era ini adalah digital economy, artificial intelligence, big data, robotic. Era ini ditandai dengan berbagai perubahan yang dapat membantu gereja dalam pelayanannya. Antara lain pelayanan gereja dapat dilakukan melalui media sosial.
Kedatangan Yesus adalah awal dari perubahan baru bagi dunia. Kini kita sementara merayakan natal dengan realitas perubahan yang menjadi fenomena sosial dalam masyarakat. Natal masa kini diwarnai dengan kemegahan sementara natal pertama penuh dengan kesederhanaan. Melalui bacaan minggu ini kita dituntun untuk memahami peristiwa natal Yesus Kristus dimasa kini melalui tema: Kelahiran Yesus Bukti Kesetiaan Allah.
PEMBAHASAN TEMATIS
- Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Injil Matius dialamatkan pada suatu komunitas Yahudi. Kitab ini ditulis pada abad mula-mula gereja bertumbuh. Beberapa teolog berpendapat bahwa injil ini ditulis sekira tahun 65 M, sebelum kejatuhan Yerusalem tahun 70 M. Kitab Matius ini menekankan bahwa Yesus adalah penggenapan dari nubuatan profetis para nabi di PL (Yesaya, Mikha dan Zakharia). Yesus adalah Mesias atau Kristus artinya Yang diurapi. Dalam kitab Matius kata Mesias paling banyak ditulis, dibandingkan dengan injil sinoptik lainnya (Markus dan Lukas).
Berita kelahiran Yesus, peranan Yusuf dan Maria sangat menonjol. Mereka diceritakan sedang bertunangan (ayat 18) sesuai dengan tradisi Yahudi. Pertunangan telah menjadi ikatan yang disahkan, meskipun belum hidup menjadi suami isteri, sehingga kehamilan Maria adalah pencemaran terhadap hubungan yang telah disahkan itu dan dapat mengakibatkan hukuman berat bagi pihak yang melanggar. Ketika Yusuf mengetahui bahwa Maria mengandung, ia berusaha menghindarkan Maria dari “hukuman tradisi” masyarakat Yahudi sehingga ia ingin menceraikannya secara diam-diam. Yusuf tenth mengetahui bahwa ada hukuman berat bagi orang yang mencemari hubungan yang telah disahkan (ayat 19). Hukuman itu adalah hukuman mati. Biasanya dirajam atau dilempari dengan batu sampai mati (Ulangan 22:23-24) dan dibakar hidup-hidup (Kejadian 38:24). Yusuf adalah seorang laki-laki yang berkarakter tulus hati dan tidak mau mempermalukan Maria di depan umum karena itu ia tidak menginginkan keadaan ini terjadi pada Maria.
Yusuf mempertimbangkan cara menceraikan Maria secara diam-diam tetapi ia menerima pencerahan dari Malaikat melalui mimpi (Yun: o’vap onar). Yusuf diingatkan malaikat tentang dirinya sebagai keturunan Daud yang berarti ia terhubung dengan misi penyelamatan Allah (Misio Dei). Keturunan Daud dinubuatkan Yesaya sebagai media bagi kehadiran Mesias (Yesaya 11:1). Malaikat menguatkan Yusuf agar tidak takut (Yun: cpoJ3eco prt phobeo me) mengambil Maria sebagai isterinya. Malaikat juga mendeskripsikan status dan misi bayi yang , dikandung Maria. Bayi itu berasal dari Roh Kudus (Yun: a’ytoS 7rvsvfma hagiou pneumatos) artinya injil Matius mau menegaskan bahwa bayi ini tidak berasal dari dunia dan tidak terjadi karena hubungan biologis antara laki- laki dan perempuan. Misi-Nya adalah menyelamatkan (Yun: aaiZc.o sozo Toutsou sozo berarti di bawa keluar, dibebaskan, diselamatkan) yang akan diselamatkan adalah umat manusia dari dosa (ayat 20, 21). Dosa (Yun: aµapTia-hamartia) telah membelenggu manusia sehingga manusia harus dibebaskan (bdk.Yesaya 7:14). Kelahiran Yesus melalui seorang perawan Maria menjelaskan bahwa Ia lahir dari kesucian atau berinkarnasi dalam kesucian.
Malaikat meminta Yusuf menamai bayi itu Yesus dalam bahasa ibrani –w.x) -Yehoshua yang berarti Lord is salvation (Tuhan adalah keselamatan). Hal ini menunjukan bahwa Yesus berasal dari Allah dan Allah mau melibatkan manusia (Yusuf dan Maria) pada misi penyelamatan-Nya itu sebab manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri karena itu Allah sendiri yang berinisiatif memulihkan hubungan yang retak itu. Inilah bukti kasih dan kesetiaan Allah pada janji-Nya bahwa Ia tetap mengasihi manusia dalam keberdosaannya, manusia harus diselamatkan atau dibebaskan dari dosa, inilah inti dari Imanuel (Allah menyertai kita). Misi penyelamatan dimulai dari kelahiran Yesus yang sederhana di dalam keluarga Yusuf dan Maria (ayat 23). Kesediaan Maria dan Yusuf melaksanakan perintah Allah adalah contoh kesetiaan manusia menunaikan pekerjaan Allah bagi dunia. Kesetiaan Allah pada janji-Nya berwujud pada kelahiran Yesus, sang Imanuel. Allah melibatkan manusia yang setia pada penggenapan janji-Nya.
Makna dan Implikasi Firman
Natal adalah perayaan tentang kelahiran Tuhan Yesus sebagai bukti kesetiaan Allah pada umat manusia. Bagi orang percaya kesetiaan kepada Tuhan adalah sebuah keharusan karena Dia telah membuktikan kesetiaan-Nya terlebih dahulu melalui kelahiran Yesus Kristus.
Kesetiaan kita seringkali menjadi tawar ketika diperhadapkan dengan tawaran dan tantangan dunia. Kesetiaan Yusuf dan Maria melaksanakan misi Allah patut menjadi teladan karena mereka mau berhadapan dengan tantangan kultur/tradisi, nyawa terancam, perlakuan tidak adil dan politisasi negatif pihak pemerintah masa itu tetapi mereka tetap setia pada tugas menjalankan misi Allah. Allah sangat setia dan mengasihi umat-Nya, Ia peduli pada setiap keluhan, kesulitan yang dihadapi umat-Nya. Pertolongan-Nya selalu tepat pada waktu yang sesuai rencana-Nya (kairos Allah).
Natal adalah perwujudan solidaritas Allah bagi dunia yang menderita. Gereja sebagai perpanjangan tangan Allah di dunia terpanggil untuk mewujudkan solidaritas Allah terhadap penderitaan dunia karena dosa (Roma 8:22).
Perayaan natal tidak sekedar seremonial tetapi lebih dalam lagi sebagai perayaan iman. Kita tidak harus terjebak pada euforia natal sebab jauh lebih penting mempersiapkan diri secara holistik (utuh).
Kesetiaan, ketulusan hati, dan mau menjaga kekudusan hidup adalah karakter Kristiani yang hams dipraktikkan dalam kehidupan keluarga Kristen di tengah perubahan zaman pada era 4.0 ini. Perubahan zaman adalah realitas yang hams dihadapi gereja. Perubahan dalam berbagai bidang diiringi dengan perubahan pada karakter jemaat dan masyarakat. Gereja wajib membekali jemaatnya dengan iman, kecakapan spiritual, kematangan intelektual dan keterbukaan sosial yang mumpuni agar tidak tergilas dengan perubahan zaman. Gereja harus memandu jemaatnya untuk masuk pada perubahan dunia beriringan dengan perubahan budi sehingga tidak terseret pada keinginan duniawi (Roma 12:2).
Persekutuan orang percaya menjadi tempat yang penting bagi pewarisan nilai-nilai kerohanian untuk menanamkan pemahaman natal sebagai bukti kesetiaan Allah. Kita sebagai orang percaya menjadi basis bagi pendidikan dan pengajaran iman dalam keluarga (family services).
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apakah yang dimaksud dengan natal sebagai bukti kesetiaan Allah dalam Matius 1:18-25
- Mengapa kita hams bersaksi dan memberitakan tentang kesetiaan Allah melalui perayaan natal di era revolusi industri 4.0?
NAS PEMBIMBING: Mazmur 85:10-11
POKOK-POKOK DOA
- Doa bagi mereka yang bergumul karena kesetiaan mereka kepada Allah
- Doa bagi jemaat agar berani menunjukan kesetiaan dan ketulusan di tengah tantangan dunia yang berubah
- Doa bagi yang merayakan natal di tengah mengalami bencana alam dan sosial
- Doa Perayaan Natal sebagai wujud kesetiaan Allah bagi manusia dan respon kesetiaan manusia kepada Allah
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN
HARI NATAL I.
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Persiapan: KJ No. 97 Hai Malaikat Dari Sorga
Nas Pembimbing: KJ.No1146 Setialah
Pengakuan Dosa: KJ. No 112 Anak Maria Dalam Palungan
Pemberitaan Anugerah Allah: NNBT No. 7 Mari Puji Tuhan
Yesus.
Persembahan: KJ. No. 99 Gita Sorga bergema
Nyanyian penutup: NNBT.No.44 Selamat Hari Natal
ATRIBUT
Warna Dasar Putih dengan Simbol Lilin dan Palungan