TEMA : “Biarlah Tuhan Kembali Menyayangi Kita”
BACAAN ALKITAB: Mikha 7:14-20
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus.
Puji syukur kepada Tuhan Allah Bapa dalam Yesus Kristus karena hari ini Gereja Masehi Injili di Minahasa merayakan Hari Ulang Tahun ke-85 bersinode. Menjadi gereja yang mandiri dan selalu identik dengan menjadi orang yang terus berjuang dalam iman. Walaupun tidak bebas dari berbagai persoalan dan tantangan hidup, termasuk pemimpin yang menyalah-gunakan kekuasaan dan mempengaruhi umat Tuhan, secara negatif sehingga mereka kehilangan kepercayaan umat. Ketika kita menghadapi berbagai persoalan seperti ini, tidak ada jalan lain selain berharap dan menantikan pertolongan Tuhan.
Saudara-saudara yang diberkati Tuhan,
Dalam bacaan kita hari ini Mikha 7:14-20 menceritakan pengalaman Nabi Mikha di Yehuda pada masa pemerintahan Raja Yotam, Ahaz dan Hizkia. Mikha melayani selama masa krisis yang ditimbulkan kerajaan Asyur. Ia menyaksikan peristiwa-peristiwa yang mendatangkan kehancuran dan pembuangan dari kerajaan utara Israel. Masa itu merupakan masa yang penuh dengan ketakutan dan kekhawatiran di antara bangsa-bangsa kecil di bagian barat. Dia melihat adanya ketidakpedulian dari penguasa, orang kaya dan pemimpin bangsa, bahkan nabi-nabi palsu terhadap orang kecil. Masing-masing orang mencari demi kepentingan dirinya sendiri, melakukan ketidak-benaran dan penyelewengan terhadap hukum untuk mencari keuntungan sendiri. Kisah ketidak-pedulian sering membuat miris hati orang yang berjalan dalam kebenaran Allah, sementara pelaku ketidakadilan semakin arogan, solah-olah sikapnya benar dan baik, sehingga nilai empati dalam dirinya luntur dan ini menjadi awal kemerosotan moral, dimana nilai kebenaran bergeser oleh karena hanya memenuhi keuntungan pribadi.
Nabi Mikha berharap dan meminta pada Allah, supaya mengingatkan pelaku ketidak-benaran dan membawa kambing domba milik-Nya, yang terpencil mendiami rimba, makan rumput di Basan dan di Gilead seperti pada zaman dahulu kala. Dengan metafora gembala-domba menunjukkan relasi yang dekat antara Allah dengan bangsa Israel, yang telah dipilih menjadi milik dan pewaris-Nya. Tuhan Allah sebagai gembala adalah Tuhan yang membawa perubahan bagi kehidupan umat-Nya. Maka tugas gembala membawa kawanan dombanya dari suatu tempat ke tempat yang lain. Dari rimba yang terpencil ke Basan dan Gilead. Basan dan Gilead berada di sebelah selatan Bukit Hermon yang subur. Harapan Nabi Mikha bahwa Allah sendirilah yang memindahkan milik-Nya dari kecurangan-kecurangan, dari tempat tidak subur ke tempat yang subur, seperti Tuhan membawa orang Israel dari Mesir ke Israel, dari alam perbudakan ke alam kemerdekaan (ayat 14).
Bagian yang kedua mau memberikan bukti bahwa Allah yang mereka percayai dan sampaikan doa adalah Allah yang luar biasa menunjukkan kuasa-Nya di zaman leluhur bangsa Israel, dan mau memberikan bukti bahwa doa yang dipanjatkan pada Allah tidak akan pernah sia-sia. Keperkasaan seorang gembala adalah ketika kawanan dombanya dapat menikmati alam bebas dalam pemeliharaan penggembala. Maka seorang gembala akan memimpin di depan (ahead : mendahului), yang diikuti kambing domba miliknya. Dengan demikian, pekerjaan ini membutuhkan kerelaan, bukan paksaan, karena menjadi di depan selain panutan, tetapi siap menanggung resiko oleh ancaman dari depan. Sikap hidup yang baik, penuh perhatian dan siap menanggung resiko akan membuat kawanan domba merasa nyaman dengan alam kemerdekaan yang diterima, sebaliknya, pelaku ketidakbenaran, akan merasa malu atas keperkasaan gembala itu (15-17).
Pada bagian ini menjadi sangat penting, di mana pengampunan akan terus berjalan dari seorang gembala. Menunjukkan ciri Allah yang membedakan dengan yang lain, kitab ini bukan hanya menggambarkan bahwa Allah itu menghukum dosa, marah dengan tindakan yang bejat dari anak-Nya, dan sampai-sampai membiarkan bangsa Israel dibuang serta ditindas bangsa lain. Akan tetapi, disisi lain dari Allah yang penuh kasih tidak boleh dibiarkan dan dilupakan. Karena Allah itu bukan hanya menghukum, tetapi juga mengampuni orang yang ingin berbalik. Maka bagian ini dibuka dengan ayat 18 yang menegaskan bahwa ‘siapakah Allah seperti Engkau’, berarti Allah penuh belas kasihan dan anugerah, menyebabkan Mikha dengan gaya retoris menyampaikan seruan kekaguman kepada Allah: “Siapakah Allah seperti Engkau?” Tuhan Gembala yang baik akan kembali menyayangi semua umat manusia, bahkan yang melakukan kecurangan sekalipun, ketika dia telah bertobat dan menerima pengampunan Tuhan. Kekekalan kasih setia Allah, yang digambarkan oleh Nabi Mika menunjukkan kesiapan Allah mengampuni kesalahan-kesalahan umat (18-20).
Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan Yesus
Dalam kehidupann umat masa kini, umat diharapkan percaya akan janji pengharapan bahwa Allah akan mengumpulkan mereka yang bertahan hidup di dalam iman, dalam hari-hari sulit, seperti gembala mengumpulkan kambing domba. Selanjutnya keselamatan menyambut pengampunan Allah harus dibarengi dengan pertobatan, dan sebagai seorang pemimpin harus menjadi contoh hidup benar dan pemimpin ideal di hadapan Allah, seperti gembala yang mengurus umat dan bangsa. Marilah kita sebagai Gereja yang merayakan Hari Ulang Tahun ke-85 GMIM bersinode yang bukan hanya sekedar bersekutu, tetapi yang keluar memberi kesejahteraan, menyuarakan kebenaran, memberi pengampunan, dan memanggil pulang jiwa yang terhilang. Gereja yang berkemenangan, gembala harus menjadi contoh, model kehidupan rohani umat. Bukan hanya dalam kata-kata atau teori khotbah, tetapi kerelaan dan kemurnian mengasihi umat-Nya. Biarlah Tuhan kembali menyayangi kita apabila kita diliputi dengan kesalahan dan kecemasan. Kiranya kasih setia Tuhan meliputi dunia ini, supaya umat dapat menikmati alam kemerdekaan dalam rangkulan kasih-Nya.Selamat merayakan Hari Ulang Tahun ke-85 GMIM Bersinode. Amin.