Jemaat yang dikasihi dan diberkati Tuhan
Sungguh kita memuji dan membesarkan nama Tuhan, atas perkenanan-Nya kita boleh berada di penghujung tahun 2024. Pergantian tahun akan kita tapaki dalam iman percaya bahwa tahun 2025 akan dapat dijalani atas tuntunan dan pemberkatan Tuhan. Sekalipun tahun 2025 masih misteri, namun sebagai anak-anak Tuhan kita yakin sebagai tahun anugerah Tuhan, tahun 2025 akan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Apalagi menyelami bagaimana hakekat Tuhan sumber dari segala sesuatu, sumber kebaikan dan Keputusan-keputusan-Nya yang bijaksana. Tindakan Tuhan Allah bagi manusia berdosa sungguh sangat mulia. Jika melihat sikap dan tingkah laku manusia, tentang ketegaran hatinya, ketidaktaatannya pada perintah dan perkataan Tuhan: iri hati, tegar tengkuk, tidak mengasihi Tuhan, menduakan Tuhan, sombong, mencari pembenaran melalui ketaatan pada hukum Taurat, merasa lebih baik dari orang lain lalu muncul sikap meremehkan orang lain dan tidak mau mengerti rencana Allah bagi kehidupan. Sungguh sebenarnya manusia tidak layak mendapat belas kasihan Tuhan. Namun Tuhan Allah tetap bertindak penuh kasih. Sungguh tak terselami jalan-jalan Tuhan.
Jemaat yang dikasihi dan diberkati Tuhan
Pembacaan kita pada saat ini dilatar belakangi oleh nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, perihal agar tidak menganggap diri pandai. Oleh sebab ada rahasia Ilahi yang ia hendak tunjukkan, yaitu tentang tindakan Allah yang bijaksana menyikapi sebagian umat Israel yang tegar tengkuk. Manusia memulai perseteruan dengan Allah melalui kehidupan yang tidak taat, yang memberontak, yang hidup dalam kefasikan. Namun Tuhan Allah justru mengambil tindakan yang sangat bijaksana yaitu menghapus dosa, mengasihi, dan menunjukan kemurahan-Nya kepada manusia. Paulus menyebut rahasia kebijakan Ilahi dan rasa kagumnya terhadap hikmat serta kedaulatan ilahi dalam ayat 33: “O, alangkah dalamnya kekayaan hikmat, dan pengetahuan Allah. Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya dan sungguh tak terselami jalan-jalan-Nya“. Segala macam kekayaan manusia adalah dangkal, kita dapat segera melihat dasarnya. Dengan pengetahuan-Nya, Ia memerintah dan mengatur segala sesuatu, memimpin dan mengarahkannya bagi kemuliaan-Nya sendiri, dan memenuhi segala maksud dan rancangan-Nya sendiri dalam semuanya itu. Inilah hikmat-Nya. Dan luasnya pengetahuan maupun hikmat-Nya ini merupakan suatu kedalaman yang melampaui pemahaman kita. Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusan-Nya! Jalan-Nya, maksudnya, pelaksanaan dari rancangan-rancangan dan tujuan-tujuan-Nya itu. Ketika roda diputar, dan pemeliharaan Ilahi mulai berjalan, kita tidak tahu apa yang ingin dituju-Nya. Jalan-jalan-Nya sungguh tak terselami. Ini tidak hanya menjungkirbalikkan segala kesimpulan kita yang pasti tentang rancangan-rancangan ilahi, tetapi juga menahan segala rasa penasaran kita. Hal-hal yang tersembunyi, dahulunya tidak ada yang tahu, tetapi kita dapat melihat cara-cara yang dipakai Allah. Merujuk pada tulisan Rasul Paulus pada perikop ini, Israel yang tegar tengkuk, yang harus binasa, tetapi Tuhan mengerjakan keselamatan dengan datangnya Penebus dari Sion. Dalam ketidak taatan justru kemurahan Allah dinyatakan. Sungguh tak terselami jalan-jalan Tuhan menurut ukuran pikiran manusia, tetapi jalan pemeliharaan-Nya selalu baru setiap pagi. Selanjutnya Rasul Paulus memberikan tantangan? “Sebab, siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan? Adakah makhluk ciptaan dijadikan sebagai dewan penasihat-Nya? Tuhan tidak membutuhkan penasihat, sebab Ia bijak tak terhingga. Tidak pula suatu makhluk mampu menjadi penasihat-Nya. Omong kosong jika manusia bisa mengajar Tuhan bagaimana mengatur dunia. Kedaulatan rancangan-rancangan ilahi. Dalam semuanya ini, Allah bertindak melakukan apa yang dikehendaki-Nya, karena Ia menghendaki-Nya, dan tidak perlu menjelaskan apa saja yang diperbuat-Nya. Untuk menjernihkan masalah ini, Paulus menantang siapa saja untuk membuktikan bahwa Allah berutang kepadanya, dalam ayat 35: Siapakah yang pernah memberikan sesuatu kepada-Nya? Siapa dari semua makhluk yang bisa membuktikan bahwa Allah berutang kepadanya? Apa pun yang kita lakukan untuk Dia, atau kita persembahkan untuk Dia, pasti disertai dengan pengakuan ini, yang membuat kita tidak akan pernah bisa menuntut seperti itu sebagaimana perkataan dalam 1Taw. 29:14: Dari tangan-Mu sendirilah persembahan yang kami berikan kepada-Mu. Segala kewajiban yang bisa kita lakukan bukanlah balas budi, tetapi mengembalikan apa yang sudah diberi. Jadi Allah tidak pernah berhutang kepada manusia, sehingga Ia tidak harus menggantinya. Paulus menekankan tentang kepemilikan Allah dan kedaulatan Allah dalam ayat 36: Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia, maksudnya, Allah adalah segala-galanya di dalam segala sesuatu. Segala sesuatu di sorga dan di bumi, terutama hal-hal yang berkaitan dengan keselamatan kita. Hal-hal yang menyangkut damai sejahtera kita adalah dari Dia melalui penciptaan, oleh Dia melalui kuasa yang memelihara, sehingga semuanya itu untuk Dia. Dengan demikian, Paulus menutup dengan berkat penutup yang singkat: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! Peranan Allah di segenap alam semesta sebagai penyebab pertama, Penguasa yang berdaulat, dan tujuan akhir, haruslah menjadi pokok kekaguman kita. Dengan cara itulah semua ciptaan-Nya memuji Dia dalam keberadaan mereka. Kiranya ketika kita akan mengakhiri tahun 2024 ini, dan siap menjalani tahun 2025 kita meyakini karunia Allah bagi kita. Dengan penuh kegembiraan dan kekaguman akan kebaikan serta karya keselamatan yang Allah kerjakan kita, mari dengan kerendahan hati memuliakan Tuhan senantiasa. Terpujilah Kristus. Amin