ALASAN PEMILIHAN TEMA
Minggu Adven selalu kita untuk merasakan bahwa perayaan natal Yesus Kristus sebentar lagi akan tiba. Aktivitas hidup yang berhubungan dengan natal itu mulai mengisi berbagai lembaran kehidupan orang Kristen, mulai dari lagu- lagu natal yang diperdengarkan, menghias rumah dengan pernak-pernik natal, sampai pada kegiatan warga jemaat yang mempersiapkan ibadah menyambut natal Yesus Kristus. Hal ini memang telah menjadi kebiasaan turun temurun dari setiap orang percaya, dan aktivitas ini terlaksana tanpa dibatasi oleh perbedaan strata sosial atau kondisi ekonomi, semua menjalani kegiatan ini sesuai dengan keberadaan masing-masing.
Perayaan minggu-minggu adven ini tidaklah sesederhana yang kita lakukan dari tahun ke tahun, sebab minggu-minggu adven justru harus dijadikan sebagai waktu yang disediakan Allah, agar kita dapat mengisi hidup iman kita dengan hal-hal yang lebih bermanfaat, terutama yang berhubungan dengan kedatangan Mesias, Sang Imanuel; dan untuk itu maka melalui minggu-minggu adven ini kita dituntun untuk memasuki dimensi penantian penggenapan janji kedatangan Sang Imanuel, yaitu di satu pihak perayaan Natal Yesus Kristus 25 Desember 2022 dan di pihak lain penantian kedatangan-Nya kembali, yang semuanya masih dalam waktu kerahasiaan Allah (kairos Allah), artinya Yesus akan datang kembali dalam waktu yang tidak diketahui atau diduga oleh siapapun (Matius 24:44, Wahyu 16:15).
Melalui perikop pembacaan Alkitab yang disertai tema minggu ini Janji Kedatangan Sang Imanuel, kita diajak untuk merenungkan ulang makna minggu-minggu adven ini agar kita tidak selalu terjebak pada persiapan-persiapan materi untuk menyambut natal Yesus Kristus, melainkan mempersiapkan iman untuk selalu bersyukur dan bersukacita karena Tuhan Yesus, Anak Allah pernah dilahirkan ke dunia ini untuk menggenapkan janji keselamatan Allah bagi dunia dan manusia, dan juga telah berjanji untuk datang kembali dan menyelarnatkan orang percaya.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Yesaya adalah kitab yang dikelompokkan pada nabi-nabi besar bersama dengan nabi Yeremia dan Yehezkhiel. Dalam hal penulisan kitab ini, semua berdasarkan peristiwa yang Tuhan Allah nubuatkan dan lakukan kepada orang Yehuda (Israel Selatan) maupun Efraim (Israel Utara), bahkan bangsa-bangsa di sekitarnya. Secara historis, kitab Yesaya ini terbagi dalam tiga bagian yaitu: pasal 1-39 tentang teguran dan peringatan Allah serta nubuat penghukuman atas kehidupan Israel, Yehuda dan bangsa bangsa sekitarnya, karena kekejian hidup yang mereka lakukan di hadapan Allah; pasal 40-55 (Deutro-Yesaya), di dalamnya ada janji Allah bahwa kelak mereka akan dibebaskan dari pembuangan di Babel dan dibawa pulang kembali ke Yerusalem, tetapi dalam bagian ini Tuhan Allah memberi kecaman keras terhadap bentuk kehidupan mereka yang masih menyembah berhala; dan pasal 56-66 (Trito-Yesaya) tentang suasana sesudah pembuangan di Babel yang ditandai dengan pembangunan kembali Bait Allah sebagai tanda permulaan kehidupan baru dan peringatan serta ancaman bagi mereka yang tidak takut akan Tuhan dan tidak mengikuti perintah dan ketetapan-Nya.
Perikop pasal 7:10-17, yang oleh Lembaga Alkitab Indonesia diberi judul Pemberitaan mengenai Imanuel, sebenarnya adalah lanjutan dari pasal 7:1-9 yang merupakan tindakan nabi Yesaya yang menyampaikan Firman Allah untuk menguatkan iman Raja Ahas di tengah ketakutannya karena ancaman Rezin raja Aram dan Pekah raja Efraim. Sebab pada kedua perikop ini, Tuhan Allah menunjukkan belas kasihan- Nya kepada raja Ahab, meskipun kenyataannya di hadapan Allah ia telah melakukan kejijikan dengan menyembah dewa baal, bahkan melalui kesaksian 2 Tawarikh 28:3 ia mempersembahkan korban di Lebak Ben-Hinom dan demi penyembahan berhala itu, ia melakukan kekejian dengan mengorbankan anak-anak dalam api. Nlelalui kesempatan ini, Tuhan Allah rnemberi penghiburan untuk penguatan iman kepada raja Ahas dan berkata: “Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya” (ayat 4). Ini berarti bahwa Tuhan Allah sedang menunjukkan bahwa tidak ada lagi kekuatan dari kedua raja itu yang harus ditakuti, karena akan tiba waktunya mereka akan dimusnahkan (ayat 7-9a). Akan tetapi sampai sedemikian ini Ahas tidak percaya.
Dalam ayat 10-17 dengan jelas terlihat bahwa Tuhan Allah melalui nabi Yesaya masih terus meyakinkan Ahas, bahwa ia ada dalam penyertaan Allah dan tidak ada yang harus ditakuti termasuk rezin raja Aram dan Pekah raja Efraim. Tuhan Allah memberinya kebebasan untuk meminta tanda kepada-Nya, baik dari dunia orang mati maupun sesuatu dari tempat tertinggi di atas artinya dari sorga atau dari Tahta Allah (ayat 11). `Suatu tanda’ yang dalam bahasa Ibrani: ‘o•wt (nix), bahasa Inggris: a sign, dan `dari dunia orang mati’ yang dalam terjemahan Ibrani disebut ha`•meg (77.17 n) dalam bahasa Inggris either in the depth, serta tempat tertinggi hag be ah ( 73×7) dalam bahasa Inggris in the height. Hal ini sebenarnya adalah sebuah kesempatan yang diberikan Allah kepada Ahas untuk bertobat dan meminta perlindunqan Allah, namun kenyataan ia menolak denqan cara yang halus denqan menqatakan bahwa aku tidak mau meminta dan tidak mau mencobai Tuhan (ayat 12), dan dari jawaban ini justru membuat Tuhan Allah kecewa dan menqanqqap bahwa Ahas sebagai bagian dari keluarqa Daud telah menyusahkan Allah (ayat 13).
Menyikapi perilaku raja Ahas, justru Tuhan Allah sendiri datanq menawarkan sebuah tanda yang besar, malahan tanda ini sebenarnya bukan semata-mata untuk Ahas, melainkan untuk keselamatan Yehuda, yaitu seoranq perempuan muda akan mengandunq dan melahirkan seoranq anak laki-laki dan akan dinamakan Imanuel (ayat 14). Perempuan muda dalam bahasa Ibrani ha.`al-mah n7vz – the virgin (perawan artinva perempuan yang belum menikah); dan nama Imanuel :7x 12d1 ~- Immanuel (Allah beserta kita), dan bagian ini juqa yang dikutip oleh Matius 1:23. Karena itu tanda ini dibuat oleh Allah menjadi sesuatu yang nyata dan dapat dialami, dirasakan oleh Ahas dan banqsa Yehuda. Tanda ini juqa yang kemudian disebut oleh Yesava dalam pasal 11:1 yaitu tunas yang keluar dari tunqqul Isai (Isai adalah ayah Daud).
Dalam kenyataannya Ahas akhirnya tidak mempercayai apa yanq Allah janjikan, melainkan tetap meminta bantuan raja Asyur (2 Raja-Raja 16:7-10), namun janji Allah itu, tetap menjadi janji mesianis untuk keselamatan kekal dari banqsa Yehuda, dan bila pengertian ini ditarik sampai pada apa yanq dicatat dalam kitab Injil Sinoptis (Matius, Markus dan Lukas) tentanq kelahiran Yesus, maka janji ini akhimya menjadi janji yanq kekal untuk seluruh bangsa, khususnya bagi semua orang percaya (Yohanes 3:16).
Makna dan Implikasi Firman
- Sebagai orang percaya yang hidup di zaman ini, kita sedang merayakan minggu adven kedua, sebagai minggu perenungan tentang penggenapan janji Allah akan kedatangan Sang Mesias, Yesus Kristus yang lahir dalam kandang hina di Betlehem, bahkan sedang menantikan kedatangan kembali Tuhan Yesus sebagai Raja Kemuliaan dan Hakim yang adil. Setiap tahun kita merayakan minggu-minggu adven, sadar atau tidak kita terjebak dalam kebiasaan yang mengutamakan material perayaannya dari pada isi dari perayaan itu. Kita seharusnya mengevaluasi kehidupan beriman kita, manfaat apakah yang sudah kita miliki selama ini?
- Bercermin dari kehidupan raja Ahas yang mengalami kebuntuan dalam mengambil keputusan sehingga tidak mendapatkan jalan keluar. Allah kemudian menawarkan jaminan keselamatan, yaitu supaya ia tetap berserah kepada janji Allah namun ia lebih suka mengikuti jalan pikirannya sendiri lalu meminta pertolongan dari bangsa Asyur, akhirnya ia benar-benar terpuruk.
- Dalam kehidupan yang dijalani, kita sering terbentur pada berbagai masalah. Kadangkala kita merasa dikepung oleh berbagai persoalan dan tidak menemukan solusi. Dalam hal ini ada orang yang mengambil jalan yang salah, misalnya pergi ke jururamal atau berusaha lari dari persoalan sehingga banyak yang terjerumus pada kesesatan hidup. Pada perayaan minggu-minggu adven sering tidak bisa keluar dari kebiasaan (mementingkan material perayaan) sehingga menimbulkan masalah ekonomi dalam keluarga.
- Melalui Firman Tuhan ini kita mendapatkan janji dari Allah yang harus kita kukuhkan dalam kehidupan iman kita bahwa Yesus Kristus Sang Mesias adalah Imanuel, Allah beserta kita, dan ini bukan hanya terbatas pada istilah saja, melainkan sebuah kenyataan bahwa Allah akan selalu menyertai kita dalam semua bentuk kehidupan, baik ketika kita menjalani hidup dalam sukacita dan kegembiraan maupun dalam kesusahan menghadapi berbagai masalah.
- Dalam merayakan minggu-minggu adven ini, kita diajak untuk terus membangun iman yang kuat terhadap janji Allah, termasuk janji kedatangan Sang Imanuel, yaitu Yesus Kristus, Sang Raja kemuliaan dan Hakim yang adil pada akhir zaman.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Apa yang dapat kita pahami tentang janji kedatangan Sang
Imanuel menurut Yesaya 7:10-17? - Mengapa orang kristen sering gagal memahami janji kedatangan Sang Imanuel?
- Bagaimana perwujudan sikap hidup kita dalam memahami kedatangan Sang Imanuel?
NAS PEMBIMBING: Wahyu 22:20 POKOK-POKOK DOA:
- Untuk pelayanan gereja dalam membangun iman setiap orang percaya dimasa perayaan minggu adven.
- Untuk pertumbuhan dan ketahanan iman orang percaya dalam menghadapi berbagai pergumulan kehidupan.
- Untuk sinergitas gereja dan pemerintah dalam mewujudkan penyertaan Allah Imanuel.
TATA 1BADAH YANG DIUSULKAN: MINGGU ADVEN I1
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Persiapan : KJ. No.19 Tuhanku Yesus.
Ses. Nas Pembimbing: KJ. No.84 Ya Yesus Dikau Kurindukan
Ses. Hukum Tuhan : KJ. No. 72 Agungkan Allahmu.
Ses. Pengakuan Dosa: NNBT.No. 23 Mari Kau Yang Lelah.
Ses. Pemberitaan Anugerah Allah: NKB. No. 23 Di Dalam Kasih Yang Teguh.
Persembahan KJ No. 81 0, Datanglah Imanuel.
Nyanyian Penutup : Kerajaan Allah Datanglah.
ATRIBUT: Warna Dasar Biru Muda dengan Simbol Empat Buah Lilin Berwarna Ungu.