TEMA BULANAN :“Pengharapan Mesianis”
TEMA MINGGUAN :“Percayalah, Yesus adalah Mesias”
BACAAN ALKITAB: Yohanes 3 : 22-36
ALASAN PEMILIHAN TEMA
Panggilan Yesus untuk percaya kepada-Nya adalah sebuah panggilan yang menembus batas waktu, tidak hanya bagi mereka yang hidup di zaman Ia melayani di dunia, tetapi juga bagi kita yang hidup di zaman kini. Panggilan-Nya itu menuntut jawaban kita, dan bukan sesuatu yang dapat diabaikan. Tidak ada orang yang dapat mengambil posisi netral dalam hal ini, sebab pilihannya hanya ada dua: percaya kepada-Nya dan beroleh keselamatan atau tidak percaya kepada-Nya dan beroleh kebinasaan.
Panggilan Yesus untuk percaya kepada-Nya sesungguhnya tidak berlangsung dalam ranah doktrin saja, namun akan berdampak langsung dalam hidup orang yang percaya kepada-Nya. Mereka yang percaya dan disebut sebagai gereja-Nya akan menampakkan tanda-tanda hidup yang diubahkan dan yang membawa perubahan di mana pun gereja-Nya pergi dan berada.
Inilah yang dibutuhkan saat ini, yakni gereja yang membawa dampak di tengah dunia, melalui orang-orang yang percaya kepada nama Yesus sebagai satu-satunya jalan dan kebenaran dan hidup. Mereka yang sungguh-sungguh percaya adalah mereka yang berdampak. Artinya orang yang percaya adalah orang yang memberlakukan iman percayanya dalam hidup sehari-hari termasuk tidak mengkultuskan sesuatu atau orang tertentu. Inilah yang mendasari tema di sepanjang minggu ini, “Percayalah, Yesus adalah Mesias.”
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Tujuan penulisan Injil Yohanes tercantum dalam pasal 20:30-31, “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya.” Penulis Injil Yohanes ini hendak menunjukkan bahwa Yesuslah Sang Mesias itu, yakni melalui tanda-tanda yang dibuat-Nya dan lewat kematian dan kebangkitan-Nya. Yesus Sang Mesias, Anak Allah, menjadi pusat dari pemberitaan Injil Yohanes, yang pada akhirnya menuntut sebuah respon atas pemberitaan tersebut, yakni supaya orang menjadi percaya pada nama Yesus dan memperoleh hidup yang kekal. Hal ini diberitakan dan ditegaskan oleh Yohanes Pembaptis, seorang yang hadir untuk mempersiapkan jalan bagi kedatangan Sang Mesias.
Yohanes Pembaptis dalam pasal 3:22-36 adalah rangkaian dari kesaksian-kesaksiannya yang menunjuk pada Yesus sebagai Mesias yang dinanti-nantikan kedatangan-Nya itu (1:6-8, 15; 19-37). Yohanes Pembaptis memberitakan bahwa dirinya bukanlah Mesias itu, melainkan orang yang mempersiapkan kedatangan Sang Mesias. Kesaksian Yohanes sendiri sangatlah penting di tengah fakta bahwa banyak orang memandang dirinya sebagai Mesias. Situasi orang Yahudi yang tertekan oleh penjajahan bangsa-bangsa asing selama ratusan tahun telah menimbulkan pengharapan yang meluas tentang datangnya sosok Mesias yang akan membebaskan mereka dan mengembalikan takhta kerajaan Daud ke dalam tangan mereka.
Kesaksian Yohanes Pembaptis menegaskan bahwa pengharapan mesianis orang Israel telah digenapi, namun bukan di dalam dirinya atau orang lain, melainkan di dalam diri Yesus Kristus. Penegasan ini dilakukan Yohanes di saat aroma persaingan dan iri hati mulai muncul dalam diri murid-muridnya berkenaan dengan pelayanan baptisan yang dilakukan oleh Yesus dan murid-murid-Nya. Alasannya jelas, pelayanan baptisan Yesus telah menarik banyak orang datang kepada-Nya, sebagaimana yang dikatakan murid-murid Yohanes, “Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya” (3:26). Hal ini dipandang murid-murid Yohanes sebagai sesuatu yang tidak baik, mengingat bahwa Yohanes pun melakukan pelayanan baptisan di Ainon, yakni sebelum ia dimasukkan ke dalam penjara. Perselisihan murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang ritual penyucian yang berkaitan erat dengan praktik pembaptisan telah menegaskan adanya perasaan iri hati dan tersaingi di dalam diri mereka. Sangat mungkin mereka bertengkar tentang baptisan mana yang lebih mujarab: baptisan Yohanes Pembaptis atau baptisan Yesus. Yohanes Pembaptis kemudian memakai kesempatan ini untuk melakukan kembali apa yang sejak awal telah dilakukannya, yakni menunjuk pada Yesus dan meninggikan diri-Nya sebagai Sang Mesias, Anak Allah. Permasalahan yang muncul dalam diri murid-murid Yohanes ini setidaknya menunjukkan dua hal, yakni bahwa tidak semua murid Yohanes memahami apa yang diberitakannya sejak semula tentang Yesus sebagai Mesias, sekaligus menunjukkan komitmen Yohanes Pembaptis yang tidak berubah untuk memberitakan dan meninggikan Yesus dan bukan dirinya sendiri. Yohanes sadar bahwa dirinya dipanggil untuk sebuah tugas khusus untuk mendahului dan mempersiapkan kedatangan Sang Mesias, dan bukan untuk mengambil peran sebagai Mesias. Hal ini sebagaimana yang dikatakannya, yakni bahwa tidak seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga (3:27). Yohanes menggambarkan dirinya sebagai seorang sahabat mempelai laki-laki yang bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki, dalam hal ini Yesuslah mempelai laki-laki itu dan Israel sebagai mempelai perempuan-Nya.
Ia kemudian menunjukkan perbedaan yang jelas antara dirinya dengan Yesus, yakni bahwa Yesus datang dari atas, sementara dirinya berasal dari bumi. Yesuslah yang membawa kesaksian tentang apa yang dilihat dan didengar-Nya, yakni firman Allah itu, dan barangsiapa yang menerima kesaksian tersebut mengakui bahwa Allah adalah benar. Dalam menyatakan hal ini, Yohanes menunjuk pada Yesus sebagai yang disahkan oleh Allah Bapa sebagai Sang Mesias dan yang kepada-Nya Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas (bnd. 1:32-34).
Pada dasarnya, apa yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis bukan hanya untuk menunjukkan bahwa Yesus lebih tinggi dari dirinya, melainkan terutama untuk meyakinkan orang-orang yang mendengar pemberitaannya agar percaya kepada Yesus sebagai Mesias dan Juruselamat. Mereka yang percaya beroleh hidup yang kekal bersama Yesus, tetapi barangsiapa tidak percaya murka Allah tetap ada di atasnya (3:36).
Pernyataan Yohanes Pembaptis kepada murid-muridnya bahwa Yesus harus makin besar, tetapi dirinya harus makin kecil, sekaligus menegaskan bahwa pelayanannya di dunia hanya mempersiapkan pelayanan yang lebih besar, yakni pelayanan Yesus. Dengan semakin besarnya pelayanan Yesus, maka tujuan pelayanan Yohanes pun tercapai. Orang-orang akan tertuju pada Yesus sebagai Mesias, Anak Allah itu, dan bukan pada dirinya.
Makna dan Implikasi Firman
Pengakuan yang mendasari panggilan GMIM sebagai gereja Tuhan di tengah dunia yang pluralis (keragaman agama, budaya, ras, sosial, ekonomi, politik) adalah bahwa Yesus adalah Tuhan. Pengakuan inilah yang diberitakan GMIM sampai hari ini, baik di mimbar-mimbar gereja, maupun dalam karya nyata gereja di tengah hidup berbangsa dan bernegara. Inilah yang disebut sebagai pemberitaan Injil itu yang dilakukan oleh GMIM, di dalamnya yang dilakukan oleh mereka yang disebut sebagai pelayan khusus, maupun yang dilakukan oleh anggota-anggota jemaat, haruslah dilakukan dengan kesadaran bahwa Yesuslah yang harus ditinggikan dan bahwa Dialah pusat dari pelayanan gereja bukan pada manusia karena jasa, jabatan, kekayaan atau alasan lainnya. Gereja yang terus memberitakan Injil dimulai dari kehidupan pribadi dan keluarga, yakni dalam tutur kata dan gaya hidup setiap hari, kiranya menjadi kesaksian yang nyata bagi dunia, sehingga banyak orang menjadi percaya kepada Yesus sebagai Sang Mesias, Tuhan dan Juruselamat dunia.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
- Bagaimana kesaksian Yohanes tentang Yesus dalam bacaan Alkitab ini?
- Hal-hal apayang perlu dihindari dalam pelayanan menurut bacaan Alkitab ini sehingga nama Yesus selalu ditinggikan?
- Bagaimana seharusnya setiap orang percaya mengaktualisasikan pengakuan percayanya dalam kehidupan sehari-hari di bidang sosial, politik, agama, budaya dan ekonomi?
NAS PEMBIMBING: Yohanes 20:31
POKOK-POKOK DOA:
- Warga gereja tidak akan pernah bergeser dari pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias, Tuhan dan Juru Selamat.
- Semua pelayan Tuhan melayani bagi kemuliaan nama Tuhan karena Yesuslah pusat pelayanan gereja.
- Setiap pribadi/keluarga mengaktualisasikan iman/ percayanya dalam tutur kata dan gaya hidup setiap hari.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Panggilan Beribadah: NNBT No. 7 Mari Puji Tuhan Yesus
Ses Nas Pemb: NKB No. 72 Nama Yesus Berkumandang
Ses Pengakuan Dosa: KJ No. 29 Di Muka Tuhan Yesus
Ses Pemberitaan Anugerah Allah: NKB No. 19 Dalam Lautan Yang Kelam
Ses Hukum Tuhan: NKB No.116 Siapa Yang Berpegang
Persembahan: KJ No. 396 Yesus Segala-galanya
Nyanyian Penutup: NNBT No.26 Tuhan Yesusku, Mutiara Hatiku
ATRIBUT:
Warna dasar putih dengan lambang lilin di atas palungan.