SOBAT obor, adakah di antara kamu sekalian pernah merasakan gentar atau takut? Perasaan gentar atau takut muncul dikarenakan situasi yang mengancam atau mencekam ada dihadapan kita. Situasi ini dapat
mengakibatkan seseorang tidak mampu melakukan sesuatu sekalipun hal itu dapat dilakukan. Kegentaran dapat menyebabkan orang menjadi takut menyatakan kesalahan ataupun memperkatakan kebenaran, disisi lain kegentaran dapat membuat seseorang tidak dapat berkata-kata sama sekali dan hanya diam terpaku. Keadaan ini dapat berlangsung cepat ataupun lama tergantung dari situasi dan suasana hati seseorang yang mengalami kegentaran itu. Perasaan gentar ini juga dapat kita lihat dalam bacaan kita hari ini yang menimpa para perempuan-perempuan, disebabkan oleh hal-hal yang dialami bersama dengan Yesus baik saat penangkapan, penyaliban, kematian dan kebangkitan-Nya. Walaupun sebenarnya yang terjadi itu, sudah pernah disampaikan oleh Yesus kepada mereka sebelum hal-hal itu terjadi. Bacaan hari ini memperlihatkan bagaimana perempuan-perempuan itu hanya mampu berlari dengan kegentaran yang dahsyat, sehingga untuk menyampaikan kepada orang lain yang didengar dan disaksikan mereka tidak berani alias takut.
Sobat obor, jujur harus dikatakan perasaan takut atau gentar yang tak terkendali menghilangkan akal sehat. Ada banyak orang sering mengalami hal sebagaimana yang dialami oleh Maria Magdalena, Maria ibu Yakobus dan Salome. Oleh karena perasaan takut mereka, sesuatu yang sesungguhnya harus dilakukan dan mampu dikerjakan itu tidak mampu dilakukan. Sobatku melalui kisah para perempuan ini maka harus jujur kita akui bahwa seringkali kita tidak mampu menjadi pemberita kebenaran, karena takut kehilangan sahabat, kesempatan berkarier atau kesejahteraan hidup. Kita menjadi saksi yang diam karena perasaan takut. Seperti kisah yang dialami oleh Richard Eliezer sosok anggota Polri dengan umur yang masih muda dan terlibat dalam kasus pembunuhan yang korbannya adalah anggota Polri yang lain. Kita melihat bagaimana pada awalnya dia mengalami kegentaran tetapi kemudian dia mengabaikan rasa takut dengan mengambil resiko yang berat asalkan kebenaran diungkapkan.
Sobat obor, memang bukanlah hal yang mudah menyingkirkan rasa takut serta kemudian menjadi berani, apalagi untuk memberikan kesaksian yang benar. Karena dengan keberanian pasti tidak terlepas dari resiko, berupa ancaman kehilangan peluang atau kesempatan, bahkan nyawa. Tapi ingatlah selalu, bahwa kita adalah saksi-saksi kebenaran bukan saksi dusta. Karena Tuhan menghendaki kebenaran bukan yang lain Amin. (ARMI)