SOBAT obor, ada orang yang senang menonjolkan kelebihan dirinya jika sudah melakukan sesuatu. Merasa paling berjasa, merasa diri hebat. Seakan-akan semua perkembangan yang terjadi adalah berkat dirinya. Akhirnya akan terdapat perasaan selalu ingin dipuji, sehingga ditampilkannya sejumlah topeng duniawinya. Ditutupinya aib diri dengan selalu membanggakan jasa karena pernah melakukan kebaikan ini, kebaikan itu.
Sobat obor, Yohanes begitu mengenal keberadaannya sendiri. Semakin besar jiwa seseorang, semakin tinggi rohaninya. Yohanes adalah orang yang begitu rendah hati karena dari mulutnya keluar satu kalimat, yang luar biasa : “membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak” (Markus 1:7). Yohanes Pembaptis menyadari dirinya bukanlah Mesias yang diberitakan, melainkan Ia yang akan datang itu lebih besar darinya. Ia tidak menonjolkan dirinya. Ia tidak merasa diri paling berjasa, karena telah membawa petobat-petobat baru bagi Tuhan. Di sini Yohanes Pembaptis menyampaikan bahwa sebenarnya ia hanya sebuah alat yang kecil untuk mempersiapkan kedatangan Sang Juru Selamat yang sesungguhnya. Bahwa sebelum Mesias datang akan ada utusan lain yang akan mendahului-Nya serta mempersiapkan jalan-Nya. Sehingga nyatalah dari keberadaan Yohanes Pembaptis, bukan untuk menjadi pesaing dari Sang Mesias. Melainkan justru menjadi pihak yang menata dan mempersiapkan jalan bagi Sang Mesias.
Pada zaman itu dianggap ada dua orang besar yaitu Yohanes dan Yesus. Walupun demikian Yohanes yang mempunyai pengaruh kuat kepada orang lain, tetapi tidak menggunakannya untuk membuat pengikutnya buta seperti kerbau yang dicocok hidungnya. Yohanes sadar ia hanya pelopor akan kedatangan Sang Juruselamat itu. Sang pelopor bisa saja hanya diberi waktu untuk menabur dan membuka jalan. Ia bahkan sudah pergi sebelum benih tumbuh. Ia mungkin tak melihat hasil panen dan indah dampak karyanya. Pelopor adalah dia yang tidak menuntut bahkan tidak melihat saat panen tiba, namun perjuangan dan pengorbanannya akan terus dikenang yang tak lekang disepanjang zaman. Amin (bfp)