SOBAT obor, sesungguhnya kekristenan ini begitu beragam. Kaya dengan berbagai ajaran, caranya mengungkapkan syukur pada Tuhan, bahkan sampai dengan begitu banyaknya simbol gerejdwi yang terbentuk dari budaya masyarakat. Keragaman ini sebenarnya adalah kekayaan Maka, kita banyak menemukan perbedaan ini di lapangan. Ada saudara Kristen yang begitu teguh menahan diri dari makanan tertentu yang di sebutkan daiam Perjanjian Lama. Tak masalah sebenarnya, positifnya bagi orang yang sedang diet lemak atau kolesterol maka cara ini juga cukup ampuh untuk mengekang diri supaya tetap sehat jasmani. Demikian pula, ada orang Kristen yang begitu mengagungkan hari tertentu, juga silahkan selama itu membangun iman mereka. Ada pula yang keukeh mempertahankan cara, baik beribadah, membaptis dan lainnya. Semua keragaman ini merupakan kekayaan yang bagaikan pelangi berbeda tapi indah. Hal ini menjadi salah, ketika orang mulai menghakimi umat lain karena perbedaan ini. Hal ini menjadi keliru ketika dipakai untuk mengatakan kami masuk sorga, dan kamu tidak karena soal makanan, hari dan hal- hal kecil lainnya ini.
Kekristenan berbicara tentang kasih Allah yang menyelamatkan manusia. Karya Kristus melalui pengorbanan Allah, adalah karya utama dan besar yang harus dipahami baik-baik oleh semua orang Kristen. Maka kekristenanjangan didikotomi oleh hal-hal receh seperti disebutkan diatas. Paulus, ketika mengirimkan suratnya ke Galatia, menyebut bahwa huruf-huruf dalam tulisannya dibuat begitu besar dalam rangka hendak menegaskan hal ini. Sekian lama pengikut Kristus beradu soal tentang taurat. Ada yang merasa lebih rohani sebagai orang Kristen yang bersunat dan menganggap yang lainnya lebih rendah kedudukannya di mata Tuhan. “Tetapi aku sekali- kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus”, ini intinya kata Paulus. Orang percaya Kristus telah tercipta sebagai manusia baru, maka janganlah hal- hal yang tak perlu memisahkan kamu. Soli Deo Gloria. Amin (DLW)