SOBAT obor, penyaliban Yesus merupakan peristiwa terpenting dalam sejarah yang dicatat dalam Kitab Suci. Pada waktu itu, salib menjadi simbol hukuman mati yang terkutuk. Ia di salibkan di antara penyamun yang melakukan kejahatan berat. Peristiwa Yesus disalibkan di antara dua penjahat bagian dari penggenapan nabi Yesaya dalam Yesaya 53:12b: “Ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak.” Ia berada di tengah berbeda dengan dua penjahat disamping-Nya. Yesus bukanlah orang yang melakukan kejahatan atau kriminal. Ia bukanlah penjahat. Lebih dari itu, Firman Tuhan mau menegaskan bahwa Ia sama sekali tidaklah berdosa. Kalau begitu, mengapa Yesus mati disalibkan di antara penyamun? Tentu saja Ia mati untuk menebus dosa-dosa manusia.
Apakah kita pernah berada diantara pilihan? Setiap orang memiliki pilihan hidup. Panggilan adalah pilihan. Kita dipanggil untuk melaksanakan tugas, fungsi dan tanggung jawab pelayanan. Pilihan berkaitan dengan bakat, karunia, keterampilan seseorang. Apakah kita mampu menjalankan pelayanan di jemaat? Apakah kita mampu menyelesaikan studi? Atau apakah kita mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik? Inilah yang menjadi pilihan hidup baik secara sadar, bebas dan beretika Kristiani untuk menentukan yang terbaik bagi diri sendiri, keluarga, orang lain dan terlebih kepada Tuhan. Di antara dua pilihan memiliki konsekuensi tersendiri. Pilihan bagaikan sebuah perjalanan. Di satu sisi, perjalanan yang menuju lautan bebas dengan deru ombak yang kian kencang. Di sisi lain, ketika berbalik arah kembali tentu kita tidak akan mencapai tujuan hidup. Setelah kita menjalani panggilan hidup sebagai pemuda Kristen maka secara perlahan kita dapat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas. Di antara di lema, apakah maju atau mundur. Sebagai orang yang dipanggil Tuhan dalam menghadapi cobaan, badai, ombak kehidupan itu tidak menjadi penghalang bagi kita menghadapi tantangan kehidupan. Percayalah bahwa Tuhan telah memanggil, memilih kita dan Ia tidak akan meninggalkan kita. Dengan demikian, kita akan menghadapi pelbagai tantangan, pergumulan hidup, cobaan dengan sikap konsisten, berilmu dan beriman. Amin (NAH).