SOBAT obor, semua yang kita kerjakan dalam hidup pasti ada konsekuensinya. Bila kita mengerjakan dengan rajin, pasti hasil yang kita petik berlimpah. Namun, bila kita bermalas-malasan pasti kita tak akan dapat apa-apa. Itulah sebabnya hal yang instan tak diperkenankan Tuhan. Tuhan tidak mau kita bermalas- malasan menunggu berkat turun dari langit. Tuhan tak berkenan kepada orang yang hanya tidur menantikan mimpi untuk diterka dan dijadikan sebagai sumber untuk judi misalnya.
Kelimpahan akan datang mengikuti panggilan Allah. Saat Ia mengucapkan firman, maka buah dari pohon maupun ladang akan berlipat ganda. Seiring bertambah banyaknya penduduk Israel nanti, maka bertambah banyak pula hasil bumi untuk memelihara mereka. Tanah yang sudah lama tinggal tandus di hadapan semua orang yang melintas, yang melihatnya dengan rasa kasihan akan dikerjakan kembali. Dan, setelah sekian lama tinggal tandus, sekarang tanah itu akan menjadi lebih subur. Camkanlah, Allah akan menumbuhkan gandum, namun mereka harus menggarap tanah. Ingatlah bahwa rahmat- rahmat yang dijanjikan itu harus diperoleh dengan kerja keras. Sebab janji itu bukan untuk menggantikan, melainkan untuk menyemangati dan mendorong ketekunan dan usaha kita. Dan berkat yang sedemikian rupa akan diperintahkan Allah kepada tangan orang rajin, sehingga semua yang lewat akan memperhatikannya dengan rasa takjub.
Pentahiran negeri Israel dimulai dengan proses pemulihan seluruh umat dan pembaharuan tanah. Ladang dan pepohonan akan bertumbuh dan menghasilkan makanan yang berlimpah. Kota- kota akan dibangun dan didiami kembali. Allah mengajukan semua ini kepada mereka bukan sebagai imbalan atas jasa- jasa mereka melainkan sebagai jawaban atas doa- doa mereka. Konsekuensi atas terbukanya hati kepada Tuhan dan janji kesetiaan kepadanya akan berdampak pada hidup yang berbuah dan kelimpahan atas apa yang kita kerjakan dengan penuh syukur. Amin. (DLW)