SEORANG pemuda memiliki cita-cita tentang bagaimana kehidupan ini berjalan. Ia membayangkan bagaimana kelak jika sudah dewasa, kuliah dan menikah. Ia ingin mendapatkan pekerjaan yang bagus, memiliki keluarga lengkap dengan anak-anak yang manis. Ia tahu bahwa dengan menapaki kaki ditanah dan mata menadang bintang dilangit, segala harapan terbentang luas di depan. Memang, kita bisa menikmati waktu yang ada dan menyadari bahwa segala peluang itu tetap terhampar luas tanpa batas. Membayangkan masa depan bisa menjadi begitu menggiurkan. Kita bisa berlari dalam dunia ciptaan kita sendiri dengan kasih,uang,kebahagiaan dan kesehatan yang kita inginkan. Dalam suatu kesempatan kita akan berucap: “saya pasti bisa meraihnya”.
Bisa dan ya! Asal kita tahu satu hal, yaitu tetap berada dalam kehendak-Nya. Tuhan Allah justru mengaharapkan setiap orang untuk berani mengambil resiko, agar dengan demikian ia benar-benar jujur kepada-Nya. Sebaliknya Allah tidak mengharapkan setiap orang mengambil resiko hanya untuk menambah kegagahan dan gengsinya sendiri. Yesus sendiri menolak cara-cara yang sensasional karena ia mengetahui bahwa cara itu menuju pada kegagalan. Bagi-Nya, Tuhan Allah bukanlah sesuatu yang bisa dipermainkan atau di coba-coba. Kuasa pertolongan Allah adalah sesuatu yang harus dipercaya dengan tekun dan pasti.
Sobat obor, Robert Browing berkata: “Hidup hanya satu kali, matipun hanya satu kali. Berbuatlah sebaik-baiknya. Agar kita bisa hidup sebaik-baiknya. Dan mati sebaik-baiknya”. Berbuat sebaik-baiknya berarti hidup dengan penuh makna. Dan hidup yang penuh makna, berarti beriman. Kita bisa berguna bagi sesama. William Barclay menulis: “Jari yang bergerak menulis dan sesudah menulis? Ia masih terus menulis. Kesalehanmu atau kecerdikanmu tak dapat membujuknya untuk dapat membatalkan separuh garis saja. Semua air matamu pun tak dapat menghapus satu kata dari tulisan itu”. Waktu terus berlanjut, kita tidak bisa kembali untuk membenahi perbuatan kita di masa lampu. Jalan satu-satunya adalah hidup ini terus berlanjut dan menyadari bahwa kita perlu berhati-hati dalam bertindak. Karena tindakan kita yang sudah lewat ataupun berlalu tidak dapat dibatalkan kembali. Amin (MT)