SOBAT obor, ketaatan yang dijalankan dengan tulus tanpa mempertanyakan seringkali menghasilkan sesuatu yang diluar pikiran manusia pula. Jumlah ikan yang mereka tangkap pada waktu itu benar-benar diluar pikiran manusia, sehingga hal itu pun dianggap sebagai sebuah mujizat. Mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak tetapi anehnya mereka tidak kehilangan tangkapan mereka itu. Tangkapan mereka itu begitu banyaknya sampai-sampai mereka tidak mampu menghelanya dengan tangan dan harus memberi isyarat kepada teman-teman mereka, yang sedang berada jauh dari mereka supaya datang dan membantu mereka. Kristus bermaksud menunjukkan kuasa-Nya atas lautan sebagaimana kuasa-Nya atas daratan. Dengan begitu la hendak menunjukkan bahwa Dia adalah Anak Manusia dan segala sesuatu telah diletakkan di bawah kaki-Nya, terutama dalam hal ikan di laut dan apa yang melintasi arus lautan.
Dengan cara demikian pula Yesus bermaksud meneguhkan pengajaranNya yang baru saja la khotbahkan di atas perahu. Yesus bermaksud memberikan sedikit contoh mengenai keberhasilan yang akan diraih oleh orang-orang yang akan menjadi utusan-Nya di dunia ini bahwa meskipun pada suatu saat, disuatu tempat, mereka harus bekerja keras tanpa berhasil menangkap apa-apa, namun mereka pasti akan menjadi alat-Nya dalam membawa banyak orang kepada Kristus dan mengurung mereka dalam jala Injil. Sebagai pemuda gereja, maukah kita memberitakan Injil di zaman ini? Siapkah kita menjadi alat Kristus untuk menjala jiwa yang semakin sulit didapat untuk betul-betul mengikut Yesus? Ingatlah janji Tuhan seperti yang diutarakan kepada Simon dalam perikop ini. Bahwa akan ada suatu kesuksesan besar ketika kita betul-betul mengikut perintah Yesus untuk memberitakan Injil, asalkan tentu dengan kesetiaan dan berharap terus padaNya. Mari bergabung dengan penginjilan seluruh dunia. Jangan diam saja! Karena ladang sudah menguning tapi pekerjanya sedikit. Amin. (DLW)