SOBAT obor, kenangan, peringatan atau ingat-ingat merupakan suatu pokok pikiran yang menonjol dalam Alkitab Perjanjian Lama (PL). Ini menjadi seruan dari Tuhan lewat para nabi agar umat-Nya senantiasa mengenang akan Dia di dalam hidup demi keselamatan mereka. Ungkapan “orang benar” dalam Alkitab sangatlah menonjol. Dia yang memberikan dirinya bahkan hidupnya untuk menjadi berkat bukan terutama bagi dirinya sendiri melainkan bagi banyak orang, yakni masyarakat umum dan khususnya bagi jemaat. Tuhan menjadikannya sarana dan alat kehendak serta rencana-Nya demi kebaikan dunia dan umat manusia, maka orang demikian digelar “orang benar”. Pengamsal mengemukakan “kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat..”, menunjuk pada orang-orang benar yang hidup dari iman percayanya membawa berkat dan menyelamatkan hidup ini. Artinya, supaya seluruh hidupnya, dan sekali lagi biarpun dalam segala kelemahan dan kekurangannya, maka karena buahbuah pikirannya, kerja, karya, pengabdian, pelayanan, amal bakti kehidupannya berkenan kepada Tuhan, menjadikan dia panutan dan oleh sebab itu orang lain bersyukur kepada Tuhan karena kehadirannya semasa hidup. Karena itu, ia menghidupkan orang lain. Ini sejalan dengan filosofi Dr. G. S. J. J Sam Ratulangi “Si Tou Timou Tumou Tou” (manusia hidup untuk memanusiakan manusia).
Sobat obor, berkat bukanlah sesuatu yang tidak kelihatan atau samar-samar bahkan sesuatu yang abstrak. Melainkan berkat secara konkrit sebagai suasana manusia berpola pada kehendak Tuhan demi menghidupkan, mensukacitakan dan memanusiakan. “Datanglah Kerajaan-Mu”, sebagai doa harapan kiranya kedatangan-Nya membawa dan menjadi berkat bagi kita semua. Kita menjadi sarana kedatangan kerajaan-Nya dengan mengenang mereka yang telah berkontribusi menjadi pelayan Tuhan mendirikan pelayanan gereja , mereka yang pernah melayani jemaat, gereja dan bangsa. Bahkan kita mengenang orang tua, keluarga kita yang telah mewariskan pendidikan iman untuk generasi selanjutnya. Kenangan orang benar mendatangkan berkat. Amin (NAH)