DALAM 1 Tawarikh 29:1-30 kita mendapatkan gambaran sikap yang benar dalam memberi bagi pekerjaan kerajaan Allah, yaitu kecintaan dan komitmen kepada kerajaan Allah (1Taw 29:3,17). Kesediaan untuk mempersembahkan diri dan milik kita kepada Allah (1Taw 29:5-6). Sukacita yang timbul dari memberi dengan sukarela (1Taw 29:9). Pengakuan bahwa apa yang kita peroleh berasal dari Allah (ayat 1Taw 29:12). Kerendahan hati dan rasa syukur atas hak istimewa untuk ambil bagian dalam maksud kekal Allah (1Taw 29:13-15). Motivasi memberi yang muncul dari hati yang tulus dan hidup yang benar (1Taw 29:17).
Daud membawa persembahan sukarela pertama-tama sebagai bentuk kecintaan kepada Allah. dalam 1 Tawarikh 17:1 Daud berkata kepada nabi Natan: “lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras, padahal tabut perjanjian Tuhan itu ada dibawah tenda-tenda”. Daud berkerinduan membangun rumah Tuhan, kerinduannya diwujudkan dengan mempersiapkan pembangunannya dan memberikan persembahan sukarela yang begitu banyak jumlahnya. Kecintaan pada Tuhan membawa Daud memberi persembahan sukarela. Daud memberi dari kepunyaannya tiga ribu telenta emas dari emas ofir dan tujuh ribu talenta perak murni. Daud memberi sangat banyak dari yang ada padanya, tentu ini datang dari sikap yang benar. Kecintaan kepada Tuhan membawa pada keteladanan. Sikap yang benar membawa pada keteladanan dan keteladanan itu menjadi salah satu alasan pemimpin suku Israel memberi persembahan sukarela. Pemimpin bukan hanya memerintah tapi pemimpin harusnya menjadi teladan. Persembahan sukarela ini merupakan wujud ketulusan.
Raja Daud membawa bangsaI srael berfokus pada Tuhan,ketika mempersiapkan pembangunan Bait Allah. Fokus kepada Tuhan menanggalkan segala pementingan diri sendiri, dan menunjukkan sikap yang benar sebagai bentuk kecintaan mereka kepada Tuhan. Bacaan kita saat ini mengingatkan kita tentang sikap yang benar, yaitu; kecintaan pada Tuhan, memberi dengan sukarela, mengakui bahwa Tuhan empunya segala sesuatu, mengucap syukur dan ketulusan hati. Amin (fpk)