Ester 4:10-11
(10) Akan tetapi Ester menyuruh Hatah memberitahukan kepada Mordekhai:
(11) ”Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yakni hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja.”
PERISTIWA-peristiwa yang digambarkan dalam kitab Ester terjadi ketika orang Israel berada dalam pembuangan di Babel. Tempat kejadian peristiwa adalah di Susan, sebuah kota di mana Raja Persia dan Media yang bernama Ahasyweros, tinggal. Setelah raja memecat Ratu Wasti, dicarilah seseorang yang akan mengantikan ratu Wasti. Demi menemukan ratu yang baru bagi raja, sebuah sayembara diadakan, di mana para wanita dari seluruh wilayah kerajaan datang ke Susan untuk berlomba menjadi orang yang akan menduduki tempat yang kosong sebagai ratu (Ester 2:1-4). Di antara wanita-wanita itu terdapat Ester, seorang gadis Ibrani yang dibesarkan oleh Mordekhai, salah seorang buangan yang diangkut dari Yerusalem oleh Nebukadnezar (Ester 2:5-7). Akhirnya, setelah pertama-tama memenangkan hati “Hegai, sida-sida, penjaga para perempuan” (Ester 2:9), dan kedua memenangkan hati “semua orang yang melihat dia” (Ester 2:15) hingga akhirnya dan yang terpenting memenangkan hati raja sendiri (Ester 2:17), gadis ini pun memenangkan sayembara tersebut. Maka, Ester pun menjadi ratu yang baru. Namun, karena dilarang oleh Mordekhai, ia tidak memberitahukan kepada siapa pun bahwa ia adalah orang Yahudi. Jadi tak seorang pun, bahkan juga raja, yang tahu kebangsaan Ester.
Ester sebagai seorang ratu hidup dalam kenyamanan. Sampai suatu waktu terjadi masalah yang besar. Haman sakit hati terhadap Mordekhai dan berencana membunuh bukan hanya Mordekhai tapi semua orang Yahudi yang ada di wilayah kerajaan Ahasyweros. Bahkan Haman telah mendirikan tiang penyulaan untuk Mordekhai. Mendengar berita buruk ini, Mordekhai mengekspresikan kedukacitaannya dan menyuruh Ester untuk menghadap raja guna membantu orang Yahudi yang sedang terancam kebinasaan seperti yang digambarkan dalam Ester 4:1-9.
Sobat obor, bacaan kita saat ini memperlihatkan tantangan yang dihadapi Ester ketika harus menghadap raja. “Semua pegawai raja serta penduduk daerah-daerah kerajaan mengetahui bahwa bagi setiap laki-laki atau perempuan, yang menghadap raja di pelataran dalam dengan tiada dipanggil, hanya berlaku satu undang-undang, yaitu hukuman mati. Hanya orang yang kepadanya raja mengulurkan tongkat emas, yang akan tetap hidup. Dan aku selama tiga puluh hari ini tidak dipanggil menghadap raja”. Demi bangsanya Ester rela menerobos tangangan serta mempertaruhkan kedudukan dan keyamanan yang dimilikinya. Ester bersedia mengambil risiko demi menolong bangsanya. Amin (fpk)