ADA suatu bangsa yang hidup tercerai-berai dan terasing di antara bangsabangsa di dalam seluruh daerah kerajaan tuanku, dan hukum mereka berlainan dengan hukum segala bangsa, dan hukum raja tidak dilakukan mereka, sehingga tidak patut bagi raja membiarkan mereka leluasa. Jikalau baik pada pemandangan raja, hendaklah dikeluarkan surat titah untuk membinasakan mereka; maka hamba akan menimbang perak sepuluh ribu talenta dan menyerahkannya kepada tangan para pejabat yang bersangkutan, supaya mereka memasukkannya ke dalam perbendaharaan raja” (Ester 3:8-9). Begitulah Haman menfitnah orang Yahudi dihadapan raja Ahasyweros.
Haman benci terhadap orang Yahudi. Ia menggunakan kekuasaan dan kedekatannya dengan raja Ahasyweros untuk membunuh orang Yahudi. Kebencian Haman kepada orang Yahudi dimulai ketika Mordekhai tidak sujud dan menyembahnya yang merupakan orang kedua di kerajaan Ahasyweros. Haman tersinggung dengan sikap Mordekhai dan menganggap terlalu hina untuk membunuh hanya Mordekhai saja, karena orang telah memberitahukan kepadanya kebangsaan Mordekhai maka Haman mencari cara untuk memunahkan semua orang Yahudi (Ester 3:5-6). Siasat Haman pun berjalan sesuai rencananya. Ahasyweros setuju dengan apa yang disampaikannya, tersiarlah berita buruk bagi orang Yahudi di seluruh kerajaan Ahasyweros.
Mendengar berita itu, Mordekhai mengoyakkan pakaian, memakai pakaian kabung dan abu, keluar berjalan di tengah-tengah kota, melolong-lolong dengan nyaring dan pedih. Bahaya besar mengancam orang Yahudi. Mereka akan binasa karena siasat jahat dari Haman. Tindakan Mordekhai disaksikan oleh Ester, bacaan kita saat ini memperlihatkan usaha Mordekhai dan Ester untuk membawa orang Yahudi terhindar dari bahaya besar itu. Nampak jelas usaha Mordekhai dan Ester untuk menyelamatkan orang Yahudi, di dalamnya tindakan iman yang dilakukan orang Yahudi, yaitu; berpuasa. Perkataan Mordekhai kepada Ester juga memperlihatkan pekerjaan Allah untuk meluputkan orang Yahudi dari kebinasaan. “Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu”. Berupaya mencari jalan keluar dan meminta pertolongan Tuhan.
Sobat obor, masalah adalah salah satu kepastian ketika menjalani kehidupan dalam dunia ciptaan Tuhan ini. Tentu setiap kita punya cerita berbeda berkaitan dengan kehidupan; di dalamnya masalah yang dihadapi. Bacaan kita saat ini mengajarkan kita bagaimana menyelesaikan masalah. Bertindak bukan hanya dengan kemampuan manusia, tapi juga bertindak bersama dengan Tuhan Allah yang memelihara kita. Amin (fpk)