Penulis : Pdt. Franky D. Mamahit, S.Th
Siapakah Gembala Agung kita? tentu kita akan menjawab dengan penuh keyakinan tanpa keraguan bahwa Tuhan Yesus adalah Gembala Agung kita. Dan siapakah domba-dombaNya? Jawabannya tentu semua orang percaya dan secara khusus kita sebagai Pemuda Gereja. Sebagai Gembala Agung Tuhan Yesus pasti akan menjaga, melindungi dan memelihara kita sebagai dombadombaNya agar kita tidak akan kekurangan. Keyakinan ini menjadi pegangan kita sebagai orang percaya seperti yang kita pelajari dalam Alkitab bahwa dalam perjalanan kehidupan ini Tuhan memakai utusan-Nya untuk menjadi Gembala ditengah-tengah kehidupan umat-Nya. Dan ternyata selain Gembala yang baik, ada juga Gembala yang jahat. Gembala yang baik tentunya akan menunaikan tugasnya dengan sebaikbaiknya sebagaimana perintah Sang Gembala Agung Tuhan Yesus yaitu untuk menjaga, memelihara dan mengasihi kawanan domba sehingga mendapat kekuatan, ketenangan dan kesejahteraan bahkan Gembala yang baik akan rela berkorban untuk menjaga kawanan domba dari serangan serigala. Sebaliknya Gembala yang jahat hanya mencari keuntungan dari kawanan domba dan membimbing mereka bukan pada padang rumput yang hijau dan air yang tenang justru di bantai dan diambil dagingnya dan meninggalkan kawanan domba. Firman Tuhan saat ini mengingatkan kita “celakalah Gembalaku yang meninggalkan domba-domba”.
Sobat obor, otoritas Tuhan Yesus sebagai Sang Gembala Agung nyata dalam sejarah perjalanan umat-Nya dan dengan kuasa-Nya Tuhan memakai siapa saja untuk memimpin umatNya sebagai kawaban domba. Nabi Zakaria adalah salah satu utusan yang dipakai Tuhan untuk memimpin umat-Nya yang baru pulang dari tanah Pembuangan. Kehadiran Nabi Zakaria dalam rangka memenuhi peran sang Gembala Agung dalam kehidupan umatNya dimana Nabi Zakaria hadir sebagai Gembala sebagaimana yang dikehendaki Tuhan bagi UmatNya. “Beginilah Firman Tuhan Allahku kepadaku, ‘Gembalakanlah domba-domba sembelihan itu” Zakaria 11:4. Namun Nabi Zakaria tidak disambut dengan baik oleh domba-domba sembelihan yang adalah umat Tuhan sebagaimana yang Tuhan kehendaki. Sehingga Tuhan membiarkan umat-Nya hidup dalam kepemimpinan gembala yang tidak memperhatikan kehidupan domba-domba untuk menjaga dan memelihara melainkan hanya untuk kepentingannya sendiri dengan mencari keuntungan dari domba sembelihan. Sesungguhnya kehadiran gembala dalam Zakaria 11:4-17 adalah sebuah nubuatan bagi umat Tuhan yang menggambarkan tentang kehadiran Allah sendiri bagi umatNya tetapi mendapat penolakan. Tuhan mengutus Nabi Zakaria sebagai Gembala di tengah-tengah umat-Nya yang hidup dalam dosa pemberontakan. Dalam situasi dan kondisi demikian membuat nabi Zakaria tidak tahan menghadapi sikap dari dombadomba yang buruk itu sehingga nabi Zakaria tidak mau terus menggembalakan “aku tidak mau lagi menggembalakan kamu…” (Zakaria 11:9).
Sobat obor, sikap yang memberontak dari domba-domba itu membuat Allah membiarkan mereka dipimpin oleh gembala yang tidak bertanggungjawab dan tidak mengasihani mereka. Sesungguhnya Nabi Zakaria kemudian menggembalakan domba-domba sembelihan itu dengan dua tongkat, “Aku mengambil dua tongkat: yang satu kusebutkan ‘kemurahan’ dan yang lain kusebutkan ‘ikatan’; lalu aku menggembalakan domba-domba itu” (Zakaria 11:7). Namun kedua tongkat tersebut dipatahkan oleh karena ketidaksetiaan umat Tuhan bahkan upah yang diberikan kepada gembala yang berjumlah tiga puluh uang perak seharga dengan seorang budak adalah sebuat penghinaan yang besar sehingga penolakan tehadap sang Gembala yang sejati ini maka Tuhan berfirman “Sesungguhnya , Aku akan mengbangkitkan di negeri ini seorang Gembala yang tidak baik” (Zakaria 11:16). Dan Tuhan juga berfirman bahwa “Celakalah gembala-Ku yang padir yang meninggalkan dombadomba!” (Zakaria 11:17).
Sobat obor, di Minggu Sengsara ini Firman Tuhan mengajarkan kita tiga hal penting. Yang pertama, Yesus Kristus adalah Gembala Agung dan kita adalah kawanan dombanya. Kita hidup hanya bergantung kepada Dia Gembala kita yang akan menuntun kita ke padang rumput yang hijau dan air yang tenang berbeda dengan Gembala yang tidak baik yang hanya mencari keuntungan pribadi karena tidak mengasihi domba-dombanya dan setelah itu meninggalkan kita. Yang kedua, Firman Tuhan ini mengingatkan kita bahwa setiap perbuatan dosa ada dampaknya, Tuhan dalam kasihnya menempatkan umat dalam proses pembelajaran yang tidak pernah selesai ketika tongkat kemurahan dan tongkat ikatan dipatahkan umat Tuhan mengalami kemalangan Ditinggalkan untuk menghadapi nasib mereka sendiri dan dipimpin oleh Gembala yang jahat namun umat Tuhan masih memiliki pengharapan bahwa Tuhan akan memulihkan ketika hidup dalam pertobatan dan hidup dalam pembaharuan dan dipimpin oleh gembala Agung yang penuh dengan kesetiaan. Dan yang ketiga, Tuhan mengingatkan kita agar menjadi meneladani Gembala Agung Kita yang sudah rela menderita untuk menyelamatkan kita sebaliknya celakalah Gembala yang meninggalkan domba-domba yang tidak menncari yang hilang, tidak menyembuhkan yang luka, tidak memelihara yang sehat dan hanya memakan daging yang gemuk dan mencabut kuku mereka. Amin (FDM)