Penulis : Pdt. Meifira Tanor, M.Th
INILAH natal. Suatu cerita yang sederhana sekali. Seorang wanita yang bersalin. Bayi yang dibungkus lampin dan diletakkan di palungan. Tiada keindahan sedikitpun. Tiada hiasan ruangan yang megah. Tiada pohon natal yang mahal, tiada paduan suara yang menawan. Tiada pentas yang menarik. Semuanya serba sederhana, gelap dan sunyi. Tiada ratusan atau ribuan orang yang menyambutnya. Tiada pejabat yang memberi sambutan. Hanya dua orang yang menyambutnya, ditambah dengan gembala dan para majus.
Pertama-tama adalah Maria. Ia adalah wanita yang pertama mendengar serta percaya kepada berita besar tentang apa yang akan terjadi. Ada banyak hal yang tidak dimengerti olehnya. Tetapi ia menerima: “Sesungguhnya aku inilah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Di sampingnya berdiri Yusuf, yang karena percaya juga membawa Maria ke Betlehem. Ia tahu bahwa Maria mengandung sebelum resmi bertunangan dengan dia. Ia mendengar perkataan Malaikat dan ia percaya. Begitu juga dengan para gembala dan para majus. Dan demikian pada malam yang sunyi, Yesus dimiliki oleh banyak orang percaya. Sekalipun tiada kemewahan, mereka dapat seperti Simeon yang berkata: “Mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, ya Tuhan.”
Melalui peristiwa Natal, sesungguhnya Allah menyatakan kesetiaan-Nya bagi kita. Yesus adalah seorang pribadi yang dapat memberi tahu kita tentang keadaan Allah dan tentang maksud Allah terhadap dunia. Hanya di dalam Yesus saja kita mengenal Allah dan mengetahui apa yang harus dilakukan oleh manusia. Sebelum Yesus datang, manusia hanya memiliki gambaran yang samar-samar bahkan sering juga keliru tentang Allah. Tetapi dengan kedatangan Yesus, Ia OBOR 37 berkata : “Barang siapa melihat Aku, iapun melihat Bapa”. Di dalam Yesus kita melihat kasih, setia, anugerah, perhatian dan kesucian Allah. Dan hanya didalam Dia saja kita menemukan hal-hal itu. Dengan kedatangan Yesus maka berakhirlah masa meraba-raba dan menduga tentang Allah. Karena Yesus datang untuk menyatakan kebenaran Allah dan kesetiaan Allah. Yesus membuka mata kita sebagai manusia untuk melihat kebenaran dan kemahakuasaan Allah.
Jadi dalam Yesus ada kuasa yang menghidupkan. Karena Ia dapat menghidupkan kembali jiwa yang telah mati di dalam dosa. Ia dapat menghidupkan kembali cita-cita yang telah musnah. Ia dapat mengkuatkan kembali kehendak untuk kebaikan yang telah hancur. Ia dapat memperbaharui hidup kita sebagai manusia.
Dalam perikop, diceritakan kepada Yusuf bahwa ternyata Maria sudah mengandung dan bayi yang dikandungnya ternyata dari Roh kudus. Dalam bahasa Yunani, bayi itu disebut Yesus, dan dalam bahasa Yahudi disebut Yusak. Nama Yusak berarti “Tuhan adalah keselamatan”. Ini berarti, kedatangan Yesus membawa keselamatan yang ditawarkan Allah bagi manusia. Ia datang membuka mata kita agar mampu melihat segala sesuatu secara benar.
Sobat obor, Natal mengingatkan kita bahwa kita punya Allah yang menyelamatkan semua orang. Kita memiliki Allah, yang kasih karunia-Nya merangkul banyak orang. Natal mau mengingatkan kepada kita bahwa kita memiliki Allah yang baik, Allah yang bermurah hati, Allah yang mengasihi, Allah yang berkemauan baik dan bermaksud baik. Natal adalah kabar gembira. Berita sukacita yang besar. Peristiwa natal adalah peristiwa gembira, peristiwa sukacita yang besar. Dunia pantas bersukacita karena “hari ini telah lahir Juruselamat bagimu”. Kedatangan dan kehadiran juruselamat juga baru benar-benar kita rasakan maknanya apabila kita dengan sungguh-sungguh dapat berkat seperti Yesaya : “kita sekalian seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri”. Dan mampu berkata seperti Yohanes Calvin bahwa, “bukan karena terlebih dahulu saya menyadari dan meratapi dosa serta ketidakberdayaan saya, baru saya memerlukan anugerah keselamatan dari pada Tuhan. Tetapi sebaliknya: karena saya terlebih dahulu menyadari betapa besar anugerah Allah, betapa besar kasih Allah, betapa besar makna penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus, barulah saya menyadari betapa celakanya saya, betapa dalamnya saya jatuh kedalam dosa”.
Natal adalah saat kita berdiri, merentangkan tangan, berteriak dan bersorak dalam sukacita dan syukur. Karena Juruselamat benar-benar hadir dalam hidup kita, itulah bukti kesetiaan Allah. Selamat Natal. Tuhan memberkati. Amin (MT)