SOBAT obor, generasi muda sekarang ini sedang berada di era revolusi industri 4.0 dan mengarah ke era society 5.0 yang ditandai dengan kemajuan pesat di berbagai bidang kehidupan terlebih di bidang industri yang telah mengalami transformasi teknologi. Tidak bisa dipungkiri bahwa kaum muda sedang berhadapan dengan tantangan zaman ini dimana dunia internet sangat mempengaruhi kehidupan orang muda yang notabene disebut generasi milenial. Kemajuan teknologi digital seakan-akan sangat dipuja dan diandalkan oleh kaum muda yang merasa semakin dimudahkan dalam beraktifitas, berkomunikasi dan mendapat informasi, sehingga segala sesuatu bisa dilakukan dengan cepat dan mudah. Hidup yang demikian tentu menjadi tantangan bagi orang Kristen yang terpanggil untuk mengikut Yesus Kristus dengan prinsip hidup yang Dia berikan ialah “Menyangkal diri dan Memikul Salib” yang identik dengan penderitaan. Bacaan kita di saat ini adalah kisah sinoptik karena dicatat juga di Injil Matius dan Lukas (Mat 8:21-38; Luk 9:22-27).
Pelayanan bersama Yesus bagi para murid terasa sangat mengesankan, karena kala itu ada ribuan orang yang mengerumuni Yesus untuk mendengar pengajarannya terlebih menyaksikan dan mengalami mujizat-mujizat-Nya. Meskipun orang banyak itu tidak mengenal siapa Yesus yang sesungguhnya, mereka mengira Yesus adalah Yohanes pembaptis yang bangkit kembali, ada juga yang mengatakan Yesus adalah Elia, dan ada yang mengira Yesus adalah seorang dari para nabi. Maka Yesuspun bertanya kepada para murid, siapakah Dia menurut mereka. Simon Petruspun memberi jawaban mewakili rekan-rekannya. Dengan keyakinan penuh Petrus menjawab bahwa Yesus adalah Mesias. Pengakuan Petrus bahwa Yesus adalah Mesias, anak Allah yang hidup (bnd. Mat 16:16) sekilas menunjukkan bahwa para murid sudah terbuka mata rohaninya dan sungguh mengenal siapa Yesus Kristus, maka Yesuspun memberitahukan misi-Nya kepada mereka yakni misi keselamatan dunia dari dosa dan kebinasaan melalui jalan salib. Namun ternyata para murid belum siap menerima kenyataan bahwa Yesus Kristus yang mereka kagumi dan andalkan harus mati, fokus mereka hanya pada kematian Yesus yang bagi mereka berarti kekalahan total, sehingga mata iman mereka tidak mampu memandang adanya kebangkitan yang membawa kemenangan dan kemuliaan dibalik kematian Yesus Kristus. Petrus secara tegas dan sangat keras menegur / menghardik Yesus (ἐπιτιμάω / epitimao : menegur, menghardik), namun reaksi Yesus terhadap teguran Petrus menyatakan betapa kokohnya rencana Allah yang sedang dijalankan-Nya, ketika Yesus memandang murid-muridNya dan memarahi Petrus sambil berkata : “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia”.
Sobat obor, sebagai pemuda Kristen, kitapun adalah murid-murid Yesus yang terpanggil untuk mengikut Dia. Namun untuk menjadi murid dan pengikutNya kita harus siap bayar harga yakni menaati ajakan Yesus. Dia berkata: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku”. Menyangkal diri artinya membantah dan menyatakan tidak pada kehendak diri sendiri yang tidak sesuai kehendak Tuhan, sedangkan memikul salib berarti kita siap mati bagi keinginan daging dalam diri kita dan hidup semakin rohani bagi Kristus, yakni kemampuan untuk melawan godaan kenikmatan dunia dan perbuatan daging yang menyeret kita ke dalam dosa. Siap menderita, dihina, ditolak, dikucilkan, dianiaya bahkan jika harus kehilangan nyawa karena iman kepada Yesus.
Karena itu, di penghayatan minggu sengara kedua ini, marilah kita selaku pemuda gereja, untuk jangan pernah lelah dan menyerah terhadap tantangan zaman. Dimana godaan iblis yang termanifestasi didalam berbagai kenikmatan dunia sangat memikat orang muda untuk cinta diri dan menolak salib. Jangan beri kesempatan bagi si jahat yang menghalangi kita untuk taat pada rencana keselamatan dari Allah bagi kita, lawan dan enyahkanlah iblis dengan hidup selalu mencari Tuhan melalui kesetiaan kita dalam persekutuan beribadah, tekun berdoa dan merenungkan Firman. Nyatakan Kristus melalui kehidupan kita yang menjadi berkat dan teladan di manapun kita berada. Biarlah kita menjadi generasi milenial yang memiliki karakter Kristus di tengah-tengah angkatan dunia yang tidak setia dan gemar hidup dalam dosa. Ingat! Ketaatan kita dalam mengikut Yesus tidak akan pernah sia-sia, karena Yesus sendiri menjamin bahwa Dia akan datang kembali dan membawa semua orang yang setia dan sudah menang dalam perjuangan iman di dalam dunia untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Pengharapan inilah yang seharusnya meneguhkan iman kita agar tetap setia menyangkal diri dan memikul salib setiap hari, karena bersama Yesus Kristus kita tidak pernah menjadi lemah melainkan semakin kuat menjalani kehidupan ini : “Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi Lelah” (Yes 40:31). Tuhan menolong kita. Amin.