Penulis : Pdt. Andre R. M. Izaak, M.Th
S OBAT obor, kita semua pasti pernah menunggu. Entah itu ketika hendak ke sekolah dengan menunggu angkutan umum ataukah menunggu kehadiran seorang sahabat yang sudah berjanji bertemu untuk menonton film bersama. Ketika sedang menunggu maka harapan yang kita miliki adalah semua yang dinantikan atau yang ditunggu itu akan segera datang. Akan tetapi dari penantian ini seringkali muncul suasana kurang menyenangkan karena terlalu lama menunggu maka mulai ada kecemasan, umpatan, amarah bahkan kekecewaan karena mereka yang ditunggu tak kunjung datang. Itulah sebabnya banyak orang membahasakan menunggu adalah salah satu pekerjaan membosankan. Sehingga seringkali orang memilih lebih baik ditunggu daripada menunggu.
Sobat obor, pembacaan saat ini hendak membahasakan tentang bagaimana bangsa Yehuda sedang menunggu. Suatu masa menunggu atau penantian bagi orang Yehuda yang sedang berada dalam situasi kegentaran/ketakutan. Mengapa orang Yehuda menjadi gentar/takut? Apa yang sebenarnya terjadi? Yesaya 7:1- 6 menjelaskan adanya ancaman kehancuran Yehuda oleh karena ada potensi terjadinya peperangan dari saudara kandungnya sendiri yakni Israel dengan Rajanya Pekah bin Amalya dan dibantu oleh Rezin Raja Aram (ay.1). Karena hal itu, maka Tuhan memerintahkan Yesaya untuk memberikan semangat kepada Raja Ahas dan Yehuda untuk meneguhkan hati dan tinggal tenang, jangan takut dan janganlah hati mereka menjadi kecut (ay. 6). Tuhan sendiri berjanji akan menjaga mereka sebagaimana ungkapan di ayat ke-7 “…tidak akan sampai hal itu, dan tidak akan terjadi. Akan tetapi …jika kamu tidak percaya, sungguh kamu tidak teguh jaya” (ay. 9b). Disini kita melihat bersama betapa baiknya Tuhan itu dalam setiap kehidupan orang beriman. Tetapi sungguh disayangkan kebaikan Tuhan ini ditolak mentah-mentah oleh raja Ahas dengan ungkapan yang manis bahkan seolah-olah OBOR 13 terlihat sangat luar biasa. Dia, Ahas mengatakan, “….Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai Tuhan”. Bagaimana mungkin seorang Ahas menolak apa yang ditawarkan TUHAN? Ternyata dia lebih mengandalkan kekuatannya sendiri yaitu pemikirannya dengan menghitung jumlah pasukan militernya dalam pertempuran/perang dengan Israel dan Aram. Bahkan Ahas kemudian meminta pertolongan dari manusia yaitu kerajaan Asyur. Tentu hal ini dilakukan Ahas dengan keyakinan bahwa mereka yakni Yehuda bersama kerajaan Asyur pasti dapat mengalahkan Israel dan Aram. Bagaimana mungkin seorang raja hanya karena kepentingan dan keinginannya rela menyerahkan atau mengorbankan rakyatnya?
Sobat obor, tindakan Ahas membawa konsekuensi yang tidak mudah karena Yehuda akhirnya harus menerima penghukuman dari Tuhan. Hal ini mesti dilakukan-Nya oleh karena Raja Ahas telah jatuh dalam pencobaan dan membawa ia berdosa. Sebab memang dalam sejarah kerajaan Yehuda, Ahas adalah seorang raja yang jahat dan paling berdosa. Dia bukan hanya menyembah berhala tapi juga mempersembahkan anaknya dengan cara dibakar untuk korban bagi berhala yang ia sembah. Tindakan Ahas ini membawa bencana, penghukuman bahkan kehancuran kerajaan Yehuda. Ahas yang menolak meminta pertolongan Tuhan menjadikan dia dan kerajaannya bahkan orang Yehuda banyak yang mati terbunuh. Asyur yang dianggap sebagai penolong pada akhirnya menjadi alat Tuhan untuk menghukum Ahas dan Yehuda. Tuhan pun menjanjikan sang Imanuel untuk menolong bangsa Yehuda melewati krisis yang akan diberlakukan. Seorang penolong yang dinubuatkan dalam ayat ke-14b bacaan saat ini; “sesungguhnya seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak lakilaki dan ia akan menamakan Dia Imanuel”.
Sobat obor, selaku orang muda kita semua diajak untuk terus hidup dalam kebenaran iman yang kita percaya. Sehingga dalam keyakinan iman ini kita tetap teguh jaya menjalani kehidupan di masa muda dengan penuh syukur dan sukacita. Tidak hidup mengandalkan kekuatan sendiri bahkan kelompok kita melainkan terus hidup mengandalkan Tuhan. Dengan hidup yang mengandalkan Tuhan maka kita akan terus percaya setiap rancangan-Nya dalam kehidupan ini. Sekalipun mungkin kita harus menunggu lama sesuatu yang kita harapkan dan doakan.
Sobat obor, lebih baik menunggu janji Tuhan yang indah dengan terus beriman kepada-Nya dari pada harus menjual/mengorbankan iman untuk mendapatkan semua harapan bahkan keinginan kita yang akhirnya berakhir sia-sia dalam dosa. Melalui bacaan ini juga kita belajar untuk tidak pernah mengorbankan orang lain untuk kepentingan diri kita. Jangan sampai kita mendapatkan penghukuman dari Tuhan. Melainkan teruslah hidup benar di dalam-Nya. Selamat memasuki masa raya Adventus kedua di minggu ini, TUHAN berkati. Amin. (ARMI)