SOBAT Obor, pernahkah kita menyaksikan realita kehidupan yang tak sesuai dengan harapan sebagai orang percaya? Jujur kita hendak mengatakan bahwa sebagai orang percaya kita sering berharap bahwa orang- orang jahat sebaiknya dimusnahkan, dan orang baik sajalah yangtertinggal. Tapi kenyataannya tidak demikian. Kita menyaksikan bahwa orang baik sering kali ditimpa kemalangan. Tapi sebaliknya orang yang setahu kita jahat malah diberi keberuntungan dan hidup mereka kelihatan bahagia. Kita juga menyaksikan akhirakhir ini kejahatan sepertinya sering menang atas kebaikan. Dunia hukum pun sering kali berpihak bukan pada keadilan tapi pada yang kuat. Keadilan seringkali muncul saat diviralkan. Kalau tidak, diam seribu bahasa.
Pertanyaan tentang ketidakdilan ini pun sudah dinyatakan oleh Habakuk dalam kitab ini. Kitab yang singkat ini berisi percakapan yang berisi banyak doa antara nabi Habakuk dengan Tuhan Allah. Habakuk tidak takut mengajukan pertanyaan- pertanyaan penting kepada Allah tentang peristiwa- peristiwa yang tidak dipahaminya. la terutama terganggu karena Allah memakai orang Babel yang kejam untuk meiighukum orang Yehuda. Habakuk mengelul-i bahwa Tuhan tidak bertindak cepat untuk menghentikan kekejaman dan ketidakadilan di Yehuda. Habakuk menjadi lebih bingung lagi ketika Tuhan mengatakan bahwa hukuman terhadap Yehuda akan dilaksanakan oleh pasukan Babel. Bagi Habakuk, jalan keluar ini lebih buruk daripada kejahatan Yehuda, sebab perilaku orang Babel lebih buruk dibandingkan dengan perilaku orang Yehuda dan para pemimpinnya. Maka bacaan ini sepertinya mau mengungkapkan penantian Habakuk atas pertanyaannya dan jawaban dari Tuhan.
Tuhan pun menjawab Habakuk dalam pasal bacaan ini. Sesungguhnya Tuhan tidak membiarkan umat mengalami ketidakadilan itu. Waktunya akan tiba bahwa orang benar akan hidup oleh iman. Kebenaran itu bukan sekedar pemahaman namun tindakan, kebergantungan penuh kepada Allah. Orang – orang tertindas \14. memang lemah, mereka tidak berdaya. Namun, kala mereka beriman kepada Allah, maka kehidupan yang beriman dan bergantung kepada Allah akan menyelamatkan mereka juga. Ada lima kutukan bagi Babel sebagai jawaban Tuhan atas Yehuda dan Habakuk. Pertama, celaka bagi mereka yang meraup harta orang secara tak jujur ( ayat 6-8). Para penjarah itu tak kenal belas kasihan, kadang menyita harta milik seorang yang berutang secara tak wajar. Peringatan bagi mereka bahwa sisa- sisa korban yang tak berdaya akan bangkit dan menjadi pemenang. Kejahatan akan dibalaskan.
Kedua, celaka bagi mereka yang melaklukan eksploitasi untuk kepentingan dirinya (ayat 9-11). Orang- orang semacam ini membahayakanhidup orang lain. Ketidak adilan menempel pada diri mereka, bahkan batu- batu rumah pun meminta kebenaran. Ketiga, ada pula orang- orang yang menyebarkan kekerasan (ayat 12-14). Kecelakaan juga akan menimpa mereka. Sebaliknya, pengetahuan akan kemuliaan Allah terpatri akan memenuhi bumi. Pengetahuan ini bukan teoritis sifatnya, namun aktual secara penuh dalam segala keadaan nyata. Kehidupan sepenuhnya akan memancarkan sifat- sifat kemuliaan Allah yang kudus dan adil. Kedamaian akan bertahta. Keempat, kutuk akan datang kepada mereka yang meninggikan diri dengan mempermalukan orang lain (ayat 15-17). Terakhir, para penyembah berhala akan mendapatkan celaka. Mereka bicara kepada berhalaberhala bisu. Sebaliknya seluruh bumi seharusnya diam. Allah telah berbicara!
Sobat Obor, kitab Habakuk ini adalah sebuah contoh cara memandang hidup sebagai orang beriman yang berserah. Kitab ini juga merupakan contoh yang baik bagaimana doa orang beriman dapat berisi pengaduan sekaligus pujian mempertanyakan sekaligus percaya. Orang Baoel boleh saja menghukum Yehuda, namun Babel akhirnya akan jatuh, sebab para pemimpinnya mendewakan kekuatan mereka sendiri. Bukan orang sombong yang diterima Tuhan, tetapi orang yang hidup oleh iman. Iman akan diuji melalui saat- saat sulit, namun Habakuk menunjukkan pentingnya terus percaya, berserah dan memuji Allah sebagai satusatunya sumber kekuatan sejati dan satu- satunya Penyelamat yang adil. Amin. (DLW)