SOBAT obor, Mazmur 65 ini merupakan suatu Mazmur yang Daud gubah untuk keperluan ibadat orang Israel. Mazmur ini merupakan salah satu dari naskah Qumran yang dari sekian banyak naskah mengandung linguistik, religius dan historis. Mazmur 65 adalah salah satu di dalamnya yang telah disunting semenjak abad 7 Masehi dan ditemukan sekitar awal abad 18 di Gua daerah Qumran sekitar laut mati. Mazmur ini dimulai dengan satu ketegasan alasan pembuatannya, terlihat dari kata pemimpin biduan sendiri yang dari bahasa Ibrani “Mizmor” yang diketahui tujuan pembuatan Mazmur ini yaitu untuk “mizmor” atau nyanyian-nyanyian yang diiringi alat petik. Penyertaan nama Daud menunjukkan bahwa yang menggubah mizmor ini adalah raja, seorang raja yang bukan hanya hebat dalam memimpin perang, tetapi juga hebat dalam memainkan alat musik termasuk menggubah lagu. Raja yang bukan hanya hebat memimpin peperangan, tetapi juga hebat memimpin puji-pujian bagi Tuhan. Di ayat 2 dikatakan : “bagi-Mulah puji-pujian di Sion, ya Allah; dan kepada-Mulah orang membayar nazar”, ayat ini memberitahu kita arah Mazmur ini, dimulai dengan pujian kepada Allah yang pada-Nya orang membayar nazar. Nazar adalah sebuah janji setia kepada Allah, membayar nazar bukanlah membayar dengan uang, tetapi membayar dengan seluruh kehidupan mereka.
Ayat 3 dan 4 membawa penyanyi mengingat bahwa Allah adalah Allah yang mendengar doa dan seruan umatnya, dan Allah yang mendengarkan doa umat Nya adalah Allah yang membawa semua yang hidup datang pada Nya ketika semua yang hidup itu telah berdosa di hadapan Tuhan. Lagi-lagi ini menunjukan bagaimana orang Israel sangat memfokuskan kehidupan mereka kepada Tuhan, bahkan di sini ada kesan universalitas dari Bait Allah. Bait Allah harus menjadi berkat bagi semua yang hidup. Ayat 5 menyadarkan kita akan sebuah fakta bahwa memang tidak semua manusia kala itu bisa datang mendekat ke Bait Allah, dalam konteks kala itu Israel lah umat yang Dia pilih dan bisa mendekat kepada-Nya.
Ayat 6 menegaskan bahwa di seluruh bumi berlaku perbuatan-perbuatan Allah yang dahsyat bersama keadilan yang selalu menjadi jawaban doa Allah bagi umat-Nya. Allah adalah Allah yang adil, Allah bukanlah Allah yang menjawab doa berdasarkan keinginan bahkan kebutuhan manusia semata-mata, tetapi Allah menjawab doa berdasarkan pada keadilan-Nya. Ayat 7-9, memberitahu kita bagaimana Allah yang perkasa itu, sanggup menegakkan gunung-gunung di bumi. Allah yang perkasa itu sanggup meredakan deru lautan, gelombang-gelombang dan segala kekacauan hidup bangsa-bangsa. Ini mengingatkan kita pada penyataan umum Allah di dalam alam semesta. Semua kemegahan, keindahan, dan keagungan ciptaan ini merupakan keajaiban dari Allah. Ayat 10 Allah dan pekerjaan-Nya di dalam dunia dimuliakan. Dikatakan bahwa Allah yang menggarap tanah bagi para pengusaha, tanah yang subur yang bisa ditanami berkali-kali. Di bumi ini banyak tanah yang subur dan bisa menghasilkan segala kekayaan. Allah yang membuat tanah itu bahkan Allah yang menyediakan bibit gandum untuk ditanami, tetapi juga kita tahu yang membuat tanaman bertumbuh dan berbuah bukanlah pekerjaan manusia tetapi karunia Allah yang telah Ia curahkan ke dalam ciptaan-Nya. Ayat 11 meneruskan bagaimana Allah bekerja dengan mengairi alur bajak ladang tanaman. Hujan adalah anugerah yang memberkati tumbuh-tumbuhan di bumi. Ayat 12 memberi penggambaran tahun-tahun dimahkotai yang berarti bahwa waktu adalah sebuah mahkota. Mahkota adalah lambang kehormatan. Tahun adalah penyataan dari waktu dan membuat kita sadar bahwa waktu adalah sebuah proses yang dilalui seluruh ciptaan perlu dihormati. Kehidupan memiliki proses dan proses itu dimahkotai oleh Tuhan. Manusia harus menghargai proses nya dalam mengusahakan kehidupan ini. Ayat 13 menggambarkan kasih Tuhan yang memenuhi tanah dengan tumbuh-tumbuhan, semuanya menghasilkan dan berguna bahkan perbukitan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan. Dikatakan dalam Mazmur ini dengan bahasa kiasan bahwa bukit-bukit berikat pinggangkan sorak-sorai, ikat pinggang adalah gambaran orang yang berpakaian rapi teratur, mengingatkan kita bahwa semua yang mulia dalam ciptaan Tuhan diatur dengan segala baik, ditatalayani hanya demi untuk kemuliaan nama Tuhan saja. Bukankah ini lukisan dan ekspresi kasih dari Sang Pencipta, Allah Tritunggal, yang berelasi antar pribadi: Bapa, anak dan Roh Kudus. Bapa rela mengorbankan Anak demi memberkati manusia yang percaya kepada-Nya. Anak rela mengorbankan diri mentaati tugas yang diberikan Bapa demi mentaati Bapa dan menjadi berkat bagi manusia yang percaya Kepada-Nya. Bapa dan Anak rela mencurahkan Roh Kudus untuk memelihara kehidupan orang yang dipilih semenjak semula untuk menjadi percaya kepada-Nya. Relasi kasih yang rela dan bersedia berkorban bagi yang lain.
Sobat obor, lewat pembacaan Mazmur ini kita diajak untuk mengingat kembali Tuhan yang telah memakai Raja Daud untuk menggubah nyanyian agung bagi Dia Allah Tritunggal, Sang Pencipta yang bekerja didalam ciptaan-Nya, memberkati ciptaan-Nya untuk menjadi berkat bagi seluruh bumi. Semuanya berasal dari Dia. Manusia sebagai gambar dan rupa Allah, ditugaskan untuk memelihara, mengelola dan terus mempermuliakan Allah dalam segala pekerjaan manusia di dalam bumi ini. Lewat nyanyian kita diingatkan tentang kebaikan Allah, kita diinspirasi oleh kasih-Nya, kita didorong untuk semangat bekerja dan melakukan yang terbaik bagi Dia dengan cara melakukan yang terbaik dalam bumi ciptaan-Nya ini. Bersyukurlah karena berkat Allah. Amin. (PDW)