Markus 2:5
Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: ”Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni!”
LEWIS Hind dalam salah satu tulisannya bercerita tentang hari ketika ia mengenal ayahnya. Ia selalu menghargai dan menyanjung ayahnya. Namun ia juga sering takut kepadanya. Pada suatu hari minggu, ia berada dalam gereja bersama ayahnya. Hari itu panas sekali. Ia menjadi mengantuk. Ia tidak bisa mempertahankan supaya matanya tetap terbuka karena rasa kantuk itu. Kepalanya menunduk. Ia melihat lengan ayahnya diangkat dan ia yakin bahwa ayahnya akan memukulnya. Namun ia melihat bahwa ayahnya tersenyum lembut dan meletakkan tangannya keatas pundaknya. Sang ayah menarik anaknya lebih dekat agar Lewis bisa bersandar. Hari itu Lewis Hind mengetahui bahwa ayahnya bukanlah seperti yang ia bayangkan sebelumnya. Ternyata sang ayah begitu menyayaingnya.
Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Yesus. Terhadap orang lumpuh Yesus berkata: “Hai anakku, dosamu telah diampuni”. Yesus seolah-oleh berkata, “AnakKu Allah tidak marah kepadamu. Tidak apa-apa”. Yesus seperti berbicara kepada seorang anak yang ketakutan di kegelapan. Beban perasaan bahwa ia dimarahi Allah dan terbuang dari Allah, kini disingkirkan dari dalam hatinya. Dan fakta ini membuat penyembuhannya menjadi sempurna. Allah tidak marah, tapi Ia menyatakan kasih-Nya.
Sobat obor, seluruh hakikat kehidupan Yesus adalah bahwa di dalam Dia, kita bisa melihat dengan jelas peragaan kasih Allah kepada manusia. Sikap Allah adalah mengasihi dan mengampuni. Mamang di Palestina, dosa dihubungkan erat dengan penderitaan. Secara implisit, mereka percaya bahwa apabila seseorang telah menderita, maka ia pasti telah berdosa. Dan karena itu, banyak orang yang sakit merasa bahwa apa yang teralami dalam hidupnya, dikarenakan perbuatan dosa. Mereka sering memiliki perasaan berdosa yang tidak sehat. Itulah sebabnya Yesus mulai dengan mengatakan kepada orang itu bahwa dosanya telah diampuni. Dan demikianlah, Allah memang maha kasih dan maha mengampuni. Amin (MT)