ADA dua macam pandangan tentang sejarah. Yang pertama, sejarah diyakini sebagai lingkaran. Sejarah dipandang sebagai rentetan peristiwa yang berputar dan berulang kembali tanpa arah dan tujuan. Seperti perputaran matahari dan bulan, sejarah adalah perputaran peristiwaperistiwa yang tidak berujung pangkal. Sejarah ibarat lingkaran yang tiada habishabisnya. Yang kedua, sejarah sebagai garis lurus. Sejarah dipandang sebagai rentetan peristiwa yang berkatian satu dengan yang lain dan mempunyai satu arah dan satu tujuan. Jadi, sejarah mempunyai makna: ibarat garis lurus yang terus memanjang dan bahkan menanjak menuju masa depan. Pandangan yang kedua ini yang dikembangankan oleh umat Israel di sepanjang kitab perjanjian lama. Umat menghayati peristiwa demi peristiwa sebagai titik demi titik yang terus memanjang dan membentuk garis lurus. Penghayatan umat itu timbul karena mereka menyaksikan dan mengalami perbuatan-perbuatan yang besar dari Allah. Misalnya, pembebasan dari perbudaan di Mesir. Penyeberangan di laut teberau. Perjanjian dengan Allah di Sinai dan puluhan peristiwa lainnya. Umat mulai berpikir, berorientasi dan berpengharapan mengarah ke masa depan. Apa isi pengharapan itu? Datangnya Mesias, datangnya kerajaan Allah. Pengharapan itu timbul karena umat sudah menyaksikan perbuatan Allah di masa lampau.
Dalam bacaan kita, umat Israel telah lelah menghadapi pergumulan dan penderitaan yang belum juga berkahir. Mereka tentu berharap akan datanganya sang pembebas, sang pahlawan yang memberi kemenangan. Nabi Maleakhi menggambarkan kedatangan sang pembebas seperti “api tukang pemurni logam” dan “seperti sabun tukang penatu”. Tugas permuni logam adalah membersihkan berbagai kotoran yang menempel pada logam atau perak. Maka ketika Allah hadir sebagai pemurni logam, maka umat harus dibersihkan dari segala bentuk kenajisan dan dosa.
Sobat obor, ditengah-tengah kehidupan umat yang porak-poranda, Maleakhi membawa pesan bahwa Allah tetap mengingat umat-Nya. Allah tetap menghasihi umat-Nya bahkan telah memberikan mereka jaminan keselamatan. Allah selalu peduli akan kehidupan umat-Nya sehingga Ia sendiri mengambil inisiatif untuk menawarkan keselamatan bagi kita dalam diri Yesus Kristus. Amin (MT)